Pendidikan Dasar Pendidikan Anggota di Credit Union
26
Pada penelitian sebelumnya, Boyatzis 2006, hal. 130 memeriksa keterkaitan EQ para pemimpin dengan kinerja keuangan mereka. Boyatzis membagi indikator-
indikator penelitian ke dalam empat area kompetensi. Pertama, area motivasi diri self-motivation, meliputi: inisiatif, perencanaan, orientasi pencapaian, dan
kepercayaan diri. Kedua, area pengaturan diri self-regulation, mencakup: pengambilan resiko, pengendalian diri, kemampuan beradaptasi, kesadaran, dan
pembelajaran nilai-nilai. Ketiga, area manajemen manusia people management, meliputi: keterampilan berpresentasi, kemampuan berjejaring, kepemimpinan,
pembinaan, empati, pengaruh, kemampuan memfasilitasi pembelajaran, serta kemampuan membedakan reputasi perusahaan dan sumber daya. Keempat, area
pengetahuan, mencakup: pengenalan pola, sistem berpikir, dan kecukupan pengetahuan yang sudah ada. Melalui pemeriksaan keempat area ini, Boyatzis
menemukan bahwa EQ para pemimpin yang memiliki kapasitas pada setiap area cenderung tinggi dan menghasilkan kinerja keuangan personal yang sehat.
Selain EQ, AQ juga merupakan salah satu aspek penting dalam kualitas hidup seseorang. AQ mengukur kemampuan dalam menghadapi kesusahan. Stoltz 1997
sebagaimana dikutip oleh Santos 2012, hal. 14 menemukan bahwa mereka yang ber-AQ tinggi mengungguli mereka yang ber-AQ rendah. Konsep AQ berasal dari
tiga ranah ilmiah: psikologi kognitif
bawah sadar, psikoneuroimunologi
kesehatan fisik dan mental, serta neurofisiologi kebiasaan. Terkait AQ dalam konteks finansial, Santos 2012, hal. 19-22 menyatakan bahwa ketiga konsep AQ
di atas mampu mengukur beberapa karakteristik pribadi yang berkaitan dengan kinerja pekerjaan dan keberhasilannya secara finansial.
27
Zohar Marshall 2006, sebagaimana dikutip oleh Hasiara, dkk. 2015, hal. 3, menyatakan bahwa SQ adalah kecerdasan dalam menghadapi berbagai isu
makna dan nilai yang menempatkan perilaku manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan lebih kaya. Kecerdasan ini bertujuan menilai suatu pekerjaan sebagai
cara hidup penuh makna. Salah satu ukuran untuk menilai kecerdasan ini, menurut Veach Chappel 1992 sebagaimana dikutip oleh Amram 2009, hal. 44, adalah
mendeskripsikan peningkatan aspek kesehatan dan kesejahteraan hidup seseorang. Terkait SQ dalam konteks finansial, Ayranci 2011, hal. 27-30 menemukan bahwa
komponen-komponen SQ seperti kesadaran diri, kesediaan diri menghadapi tantangan, suasana hati, emosi pribadi, dan gambaran menyeluruh
–holistic view– memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Pengaruh terkuat berasal
dari suasana hati dan gambaran menyeluruh. Sementara itu, penelitian Collins 2001 dan Tischler, dkk. 2002 sebagaimana dikutip oleh Ayranci 2011, hal. 14
menyebutkan bahwa beberapa komponen SQ mampu mendorong pemimpin untuk menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik.
Melalui peningkatan ketiga kecerdasan ini, seseorang dianggap mampu untuk mengambil keputusan-keputusan rasional dalam berbagai konteks. Kecerdasan EQ,
AQ, dan SQ, dalam konteks finansial, mendorong seseorang untuk memiliki kesadaran penuh terhadap setiap keputusan finansial yang diambilnya. Kesadaran
penuh tidak sekadar memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi juga pertimbangan-pertimbangan seperti keberanian, kepercayaan diri, dan optimisme
saat mengambil keputusan finansial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Munaldus, Karlena, Herlina 2014, hal. 156-158 menulis bahwa pendidikan Credit Union kepada anggota harus menimbulkan kesadaran diri, yang
kemudian dikembangkan dengan munculnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, materi pendidikan Credit Union perlu dilandasi oleh misi
lembaga tersebut yang berbasis pada triple bottom line, yakni keuangan, sosial, dan lingkungan. Pendidikan Credit Union sebaiknya diselenggarakan berulang-ulang
dengan peningkatan materi secara bertahap. Hal ini tidak sekadar untuk selalu menyalakan semangat Credit Union, tetapi juga menambah kapasitas modal
anggota-anggotanya.