Analisis Pemetaan I Pembahasan
71
CUTM yang berkenaan dengan pemaknaan sejahtera. Di dalam penyampaian itu, penyaji juga menyinggung contoh perumusan tujuan finansial sebagai pengantar
materi pengelolaan keuangan.
Tabel 4.10 Jawaban Informan
Terkait Kepemilikan Tujuan Finansial Jawaban
Frekuensi Persentase
Ya 25
83,3
Tidak 5
16,7 Total
30 100,0
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Tabel 4.11 Jawaban Informan
Terkait Ketiadaan Tujuan Finansial Jawaban
Frekuensi Persentase Tidak paham arti tujuan finansial
4 13,3
Hidup untuk hari ini, kebutuhan esok dipikir esok 1
3,3 Paham tujuan finansial
25 83,3
Total 30
100,0 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Dari hasil survei peneliti, sebagian besar informan telah memiliki tujuan finansial. Sayangnya, dari 5 informan yang tidak memiliki tujuan finansial, ada 4
orang yang mengaku tidak memahami arti tujuan finansial. Apabila jawaban informan di atas dikaitkan dengan jawaban informan di tabel 8 hal. 90, ada temuan
bahwa setidaknya 10 informan menyatakan mereka tidak mengetahui makna sejahtera CUTM. Berdasarkan deskripsi data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pada saat Pendidikan Dasar, tidak semua informan mencermati materi yang disampaikan oleh penyaji. Menurut peneliti, ketiadaan tujuan finansial cenderung
sama dengan ketiadaan rencana masa depan secara finansial. Hal itu bisa memicu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
tekanan finansial yang cukup berat. Dengan demikian, memiliki tujuan finansial merupakan salah satu syarat fundamental untuk mengelola keuangan dengan lebih
baik dan lebih hati-hati. Berikutnya, materi Pendidikan Literasi Keuangan merupakan pendalaman
materi Pendidikan Dasar. Artinya, ada beberapa materi yang sudah dibahas di Pendidikan Dasar, kemudian diulang kembali di Pendidikan Literasi Keuangan.
Materi Pendidikan Dasar yang diulang kembali pada Pendidikan Literasi Keuangan seharusnya lebih berbobot dan lebih tajam mengingat calon anggota sudah berubah
status menjadi anggota. Perubahan status ini memberikan fasilitas baru bagi anggota, seperti hak untuk membuka tabungan berjangka dan mengakses produk
pinjaman. Terkait produk simpanan dan pinjaman yang ditawarkan oleh CUTM, sudah
sewajarnya anggota, yang mengikuti program Pendidikan Dasar dan Pendidikan Literasi Keuangan, lebih mampu berpikir logis mengenai angka-angka yang
muncul dalam pengelolaan simpanan dan pengelolaan pinjaman. Angka-angka yang dimaksud di sini adalah angka hasil pertambahan atau pengurangan selama
proses perhitungan berlangsung. Guna membuktikan kelogisan berpikir informan terkait bunga simpanan,
peneliti memberikan soal perhitungan. Pada perhitungan bunga simpanan ke-1 dan ke-2, peneliti memberikan bantuan pilihan jawaban. Informan diminta untuk
menghitung, menuliskan jawabannya, danatau memilih salah satu dari jawaban yang sudah disediakan. Pilihan jawaban dirancang secara logis, sehingga tanpa
melakukan perhitungan rumit pun, idealnya informan mampu menjawab bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
simpanan yang tidak diutak-atik akan mengalami pertambahan berkat bunga simpanan yang ditawarkan oleh lembaga. Pada perhitungan ini, peneliti tidak
mempersoalkan kebenaran angka jawaban yang dihitung oleh anggota. Peneliti lebih menekankan usaha anggota dalam menghitung dan menjawab logis sesuai
pilihan yang tersedia.
Tabel 4.12 Jawaban Informan
Terkait Perhitungan Bunga Simpanan Jawaban
Perhitungan Bunga Simpanan
ke-1 Perhitungan
Bunga Simpanan ke-2
Fr. Fr.
Tidak tahu 2
6,7 3
10,0 1 juta
5 16,7
4 13,3
Tetap 1 juta 5
16,7 3
10,0
1 juta dan menghitung 9
30,0 11
36,7
1 juta tetapi tidak menghitung 9
30,0 9
30,0 Total
30 100,0
30 100,0
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Fr.: frekuensi
: persentase
Sebagian besar informan, baik dengan menghitung atau tidak menghitung, telah menjawab dengan logis bahwa simpanan akan bertambah seiring berjalannya
waktu sesuai dengan bunga simpanan yang telah ditetapkan oleh CUTM. Sayangnya, masih ada 10-12 anggota yang belum mampu berpikir logis bahwa
simpanan yang tidak diutak-atik akan mengalami pertambahan. Perlu diketahui bahwa simpanan di CUTM tidak dikenakan biaya administrasi. Hal ini berbeda
dengan simpanan di lembaga keuangan formal yang memotong saldo simpanan dengan biaya administrasi bulanan.
74
Tabel 4.13 Jawaban Informan
Terkait Perhitungan Pengelolaan Pinjaman Jawaban
Frekuensi Persentase
Tidak tahu 1
3,3
1 juta dan menghitung 12
40,0
1 juta tetapi tidak menghitung 16
53,3 1 juta
1 3,3
Total 30
100,0 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Serupa dengan analisis di atas, pada perhitungan pengelolaan pinjaman, sebagian besar informan, baik dengan menghitung atau tidak menghitung, telah
menjawab dengan logis bahwa jumlah pinjaman yang diterima dari lembaga tidak persis dengan jumlah pinjaman yang diajukan karena ada beberapa pengurangan
secara administratif. Menariknya, dari soal-soal ini, ada 9-12 informan yang melakukan proses
perhitungan. Dari data ini, peneliti berpendapat bahwa informan yang melakukan proses perhitungan memiliki perhatian lebih terhadap pengelolaan keuangan rumah
tangganya. Artinya, informan yang melakukan perhitungan tidak sekadar memiliki konsep pengetahuan yang logis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan tersebut melalui keterampilan berhitung. Berdasarkan deskripsi data, peneliti menyimpulkan bahwa sebanyak 40-
80 informan menyatakan telah menerima materi kunci Pendidikan Dasar dan Pendidikan Literasi Keuangan. Namun, merujuk pada pembahasan data-data dalam
analisis I, hanya 50-70 informan yang sudah mampu berpikir secara logis mengenai perhitungan simpanan dan pinjaman. Artinya, masih ada + 10 informan
yang belum menerima manfaat pendidikan dari sisi kognitifnya. Dengan demikian, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
program pendidikan CUTM dalam upaya peningkatan pengetahuan finansial anggota dinilai cukup efektif.