90
Asimilasi budaya adalah salah satu faktor sangat penting yang harus diusahakan oleh Lembaga Keuangan Mikro LKM untuk selalu bertumbuh dan
berkelanjutan di wilayah operasionalnya. The Group of Common Initiative of the Women Farmers of Bogso dalam tulisan yang disusun oleh United Nations
Economic Commission for Africa 2000, hal. 7 memasukkan peribahasa lokal “You
can’t wrap a gift box with just one hand” untuk membangun Yum, mengembangkan kekuatan anggota LKM, dan meningkatkan perekonomian komunitasnya di sebuah
wilayah di Kamerun, Afrika Tengah. Yum adalah alur pinjaman yang disediakan LKM setempat kepada para petani perempuan yang berfokus pada singkong, mulai
dari proses produksinya hingga ke ranah pemasarannya. Yum ini, kemudian, meluas pada pinjaman yang bisa diakses untuk kesehatan dan keperluan sekolah anak-anak
petani. Menurut peneliti, asimilasi budaya tidak boleh terputus-putus melalui
implementasi yang hanya diterapkan pada salah satu program di Credit Union. Asimilasi budaya harus mengikat visi, misi, tujuan, program, dan produk. Di
CUTM, asimilasi budaya “mangan ora mangan kumpul” hidup di dalam komunitas-komunitas yang digerakkan oleh manajemen melalui kader-kadernya.
Asimilasi budaya muncul pula pada produk tabungan dan pinjaman paguyuban bagi anggota-anggota yang memiliki satu jenis usaha. Akan tetapi, hal itu tampak belum
maksimal dihidupkan pada tujuan dan produk CUTM. Hal ini terlihat dari belum adanya produk tabungan individual yang dikhususkan untuk menabung demi
pembangunan sumber pendapatan baru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab IV, peneliti telah menguraikan deskripsi dan analisis hasil penelitian. Dalam bab V ini, peneliti menyajikan kesimpulan dari setiap pertanyaan
penelitian, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengambil beberapa kesimpulan terhadap pendidikan di Credit Union Tyas Manunggal CUTM sebagai berikut:
a. Merujuk pada analisis I, informan sebanyak 50-70 sudah mampu
berpikir secara logis mengenai perhitungan simpanan dan pinjaman. Artinya, masih ada + 10 informan yang belum menerima manfaat
pendidikan dari
sisi kognitifnya.
Dengan demikian,
program pendidikan CUTM dalam upaya peningkatan pengetahuan finansial
anggota dinilai cukup efektif. b.
Merujuk pada analisis II, informan sebanyak 50-60 sudah terampil merencanakan
dan menerapkan
pengelolaan keuangan
melalui penyusunan anggaran
belanja, pengelolaan
dana darurat,
dan penyusunan tabel rencana pinjaman. Dengan demikian, program
pendidikan CUTM dalam upaya peningkatan keterampilan finansial anggota dinilai cukup efektif.
92
c. Merujuk pada analisis III, informan sebanyak 50-70 menunjukkan
perubahan sikap finansialnya melalui pemikiran dan tindakan mereka terhadap pengelolaan keuangannya.
Dengan demikian, program
pendidikan CUTM dalam upaya perubahan sikap finansial anggota dinilai cukup efektif.
d. Merujuk pada analisis IV, informan sebanyak 40-70 menunjukkan
performa yang cukup baik dalam pengelolaan keuangannya, terutama dilihat dari peningkatan simpanan dan pengendalian pengeluaran.
Sayangnya, masih ada 26,7 informan yang masih mengakses pinjaman di luar pinjaman produktif. Dengan demikian, implementasi
pengetahuan finansial, keterampilan finansial, dan sikap finansial anggota terhadap pengelolaan keuangannya dinilai cukup efektif.
e. Merujuk pada analisis V, lebih dari 50 informan merasakan dampak
pengelolaan keuangan
yang diajarkan
oleh CUTM
dan diimplementasikan oleh anggota terhadap kesejahteraannya. Hal ini
ditandai dengan peningkatan simpanan, pertambahan aset, dan kecukupan kebutuhan hidup. Sayangnya, misi pendidikan CUTM
terkait pengembangan usaha anggota hanya dirasakan oleh 12 informan melalui keberadaan sumber pendapatan tambahan. Dengan demikian,
pengelolaan keuangan anggota dinilai cukup efektif memberikan dampak pada kesejahteraan hidupnya.
93
5.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih belum mengurai dengan tuntas dampak pendidikan terhadap peningkatan kapasitas dan kesejahteraan anggota.
Keterbatasan peneliti terletak pada: a.
Penelitian ini tidak menganalisis satu per satu informan terkait peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan yang berdampak pada
kesejahteraannya. b.
Penelitian ini belum mengungkap betul apakah kapasitas anggota yang dirasa sudah meningkat benar-benar berasal dari program pendidikan di
CUTM atau justru dari pengalaman reflektif pribadinya. c.
Penelitian ini belum menaksir pertambahan aset dan tabungan yang disimpan di luar lembaga CUTM yang sebenarnya selama proses
perolehan aset dan tabungan itu, CUTM ikut berpartisipasi.
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
a. Rekomendasi Teoritis
Untuk kepentingan akademik, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menganalisis
unsur-unsur dalam
kecerdasan emosi
Emotional Quotient-EQ, kecerdasan dalam menghadapi kesulitan Adversity
Quotient-AQ, dan kecerdasan spiritual Spiritual Quotient-SQ yang sebaiknya ada di dalam materi pendidikan Credit Union. Selain itu,