Konsep Struktur Operasionalisasi Tanggung

77 fenomena tersendiri, namun dia melihatnya dengan cara memandang bahwa: Action as a flow of events, pervaing society in a never-ending process thats is analogous to processes of thought an cognition that constanly pervade our minds. Action is a flow without start or finish in short, a structuration process Kaspersen, 2000: 381. Dapat dipahami bahwa, pengertian mengenai agensi adalah merujuk pada tindakan yang dilakukan oleh agen secara terus-menerus dan berkesinambungan. Agensi berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang pelakunya adalah agen dalam rangkaian perilaku tertentu. Apapun yang terjadi, tidak akan terjadi jika agen tidak terlibat di dalamnya. Dalam Central Problem in Social Theory, Giddens 1979:9 menjelaskan bahwa agensi tidak mengacu pada serangkaian tindakan terpisah yang digabung bersama-sama, namun lebih mengarah pada perilaku yang berlangsung secara berkesinambungan, yang diwujudkan dalam bentuk “praktik sosial”. Dengan kata lain, agensi adalah praktik sosial.

2. Konsep Struktur

Salah satu konseptual penting dari teori strukturasi Giddens terletak pada pemikiran tentang struktur dan dualitas struktur. Giddens 1986 menyatakan bahwa struktur bukanlah benda, melainkan suatu skemata yang hanya tampil dalam dan melalui praktik sosial. Dengan kata lain, struktur itu bersifat m aya ‘virtually’, artinya hanya hadir di dalam dan melalui aktivitas agen manusia, serta ada dalam pikiran manusia, yang digunakan hanya ketika kita bertindak, 78 sebagaimana yang dikemukakan oleh Giddens dalam Kaspersen 2000: 381, Structure does not exist, it is continuously produced via agents who draw on this very structure when they act. Struktur, oleh Giddens, dikonsepsikan sebagai aturan ‘rules’ dan sumber daya ‘resources’ yang memungkinkan praktik sosial hadir di sepanjang ruang dan waktu Gidden 1984: 17, seperti yang diungkapkan oleh Giddens dalam Ritzer Goodman 2003 yaitu: Structure is made possible by existence of rule and resources; structures themselves do not exist in time and spaces. Artinya, struktur hanya akan terwujud dengan adanya aturan dan sumber daya. Struktur didefinisikan sebagai “properti- properti yang berstruktur aturan-aturan dan sumber daya ... properti yang memungkinkan praktik sosial serupa untuk eksis di sepanjang ruang dan waktu” Giddens 1984: 17. Giddens 1989:256 berpendapat bahwa “struktur hanya ada di dalam dan melalui praktik sosial”. Sementara, aturan adalah kesepakatan sosial tentang bagaimana harus bertindak, dan sumber daya itu mengacu pada kapabilitas untuk membuat sesuatu terjadi Giddens, 2010: 28. Perlu dicatat, struktur itu mengatasi ruang dan waktu, artinya struktur tidak ada dalam ruang dan waktu, sedangkan praktik sosial hanya ada dan berlangsung di dalam ruang dan waktu Priyono 2002:19. Lebih jauh, Giddens 2009: 65 menggarisbawahi, struktur adalah aturan dan sumber daya yang terbentuk dari dan memediasi perulangan praktik sosial. Dualitas struktur terletak pada proses dimana “struktur sosial merupakan hasil ‘outcome’ dan sekaligus menjadi sarana ‘’medium’ praktik sosial ibid: 7. Artinya, dualitas agen dan struktur terletas pada fakta bahwa suatu struktur yang menjadi prinsip 79 praktik-praktik sosial di berbagai tempat dan waktu adalah merupakan suatu hasil perulangan dan terus menerus dari berbagai praktik sosial yang kita lakukan, dan sebaliknya, struktur menjadi medium bagi berlangsungnya praktik sosial kita Priyono 2002: 22. Agen dan struktur melakukan interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Inilah yang disebut dualitas struktur. Melalui dualitas struktur inilah, hubungan antara agen dan struktur dapat terlihat jelas. Agen dengan jangkauan pengetahuan yang dimiliki dapat menjadikan struktur sebagai acuan dalam bertindak dan mengubah serta mereproduksi struktur melalui praktik sosial yang sudah bersifat rutin. Struktur secara aktif diproduksi, direproduksi, dan diubah oleh agen yang dilihat sebagai aktor yang memiliki kemampuan. Seperti telah disinggung, struktur dalam kehidupan sosial diidentifikasikan ke dalam dua aspek yakni: sebagai aturan dan sumber daya. Aspek pertama, sebagai aturan, struktur adalah suatu prosedur yang dijadikan sebagai pedoman oleh agen dalam menjalankan kehidupan sosialnya Giddens, 1984. Terkadang interpretasi dari aturan dituliskan dalam bentuk hukum atau aturan birokratis. Demikian pula, aturan struktural dapat direproduksi oleh agen dalam suatu masyarakat, atau dapat diubah melalui perkembangan pola baru dari suatu interaksi. Aspek kedua dari struktur adalah sumber daya, yang juga terjadi melalui praktik sosial, dan dapat diubah atau dipertahankan olehnya. Struktur sebagai sumber daya dibedakan menjadi dua yaitu sumber daya alokat if ‘allocative’ dan sumber daya kewenangan ‘authoritative’ Haralombos, et al, 2004, 969. Yang dimaksud dengan sumber daya allocative adalah kegunaan dari gambaran materi dan 80 benda-benda untuk mengotrol serta menggerakkan pola interaksi dalam suatu konteks. Sumber daya alokatif menakup bahan mentah, tanah, teknologi, alat-alat produksi, pendapatan, dan harta benda. Bagi Giddens, sumber daya tidak begitu saja ada atau disediakan oleh alam, namun hanya melalui praktik sosial, sumber daya itu hadir. Sama halnya, tanah tidak serta merta merupakan sumber daya sampai seseorang mengolahnya untuk suatu kepentingan. Sedangkan, yang dimaksud dengan sumber daya authoritative adalah kemampuan untuk ‘mengontrol’ dan mengarahkan pola-pola interaksi dalam suatu konteks. Sumber daya ini mencakup keterampilan, pengetahuan ahli, posisi di lembaga atau organisasi, dominasi, dan legitimasi. Dengan kata lain, mereka menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk membuat orang lain menurut dan melakukan keinginan atau perintahnya. Dengan cara ini, manusia menjadi suatu sumber daya yang dapat digunakan oleh lainnya. Giddens 1993 menformulasikan konsep struktur, sistem dan strukturasi sebagai berikut: Gambar 1. Struktur, Sistem dan Strukturasi Struktur Sistem Strukturasi Aturan dan sumber daya atau seperangkat relasi transformasi, terorganisasi sebagai kelengkapan- kelengkapan dari sistem-sistem sosial Relasi-relasi yang direproduksi di antara para aktor atau kolektivitas, terorganisasi sebagai praktik-praktik sosial reguler. Kondisi-kondisi yang mengatur keterulangan atau transformasi struktur-struktur, dan karenanya reproduksi sistem-sistem sosial itu sendiri Terlepas dari hal tersebut, struktur menurut Giddens 1984, dapat disimpulkan sebagai struktur yang memungkinkan agen untuk 81 melakukan praktik sosial “struktur berfungsi sebagai peluang pada agen,” dan bukan struktur yang memaksa, menekan, dan mengendalikan praktik sosial “stuktur berfungsi sebagai pembatas,” sebagaimana yang didefinisikan oleh para ahli yang menganut paham konvensional terdahulu.

3. Konsep Dualitas Struktur dan Praktik Sosial