231
1. Mempertahankan dan meningkatkan nilai transaksi untuk beberapa produk yang telah terjalin business linkage dengan cukup baik.
2. Memfasilitasi dan memperkuat business linkage untuk beberapa produk yang masih berada pada tahap awal perintisan transaksi.
3. Menumbuhkan dan memperkuat kolaborasi kelembagaan dengan beragam stakeholder lokal dan regional.
4. Menumbuhkan dan memperkuat prakarsa inovatif lokal, baik di tingkat
pelaku usaha
individu maupun
kelembagaan KoperasiKowades sebagai potensi pelaku ekonomi di wilayah
dampingan. 5. Tema Wisata dan Industri Kreatif menjadi tema sentral kegiatan
sebagai titik masuk program di setiap desa binaan. Sebagaimana yang dilakukan oleh PT. Chevron Geotermal Indonesia
bersama beberapa mitra LSM lokalnya, Frynas 2009: 109 juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memang
secara khusus mendukung kegiatan-kegiatan kesehatan, pendidikan dan peningkatan usaha kecil dan menengah small and medium enterprises
bagi wirausaha lokal. Diantara perusahaan tersebut berdasarkan data tahun 2006 Frynas, 2009: 107 adalah Petrobras Brasil, Total
Perancis, Exxon USA, Shell UK, BP UK, ENI Itali dan Chevron USA.
3. Respon Perusahaan Menghadapi Masyarakat
Hasil wawancara menunjukkan bahwa harapan masyarakat terhadap PT. CGI adalah sangat tinggi. Sehingga kalau perlu segala
urusan dan kekurangan yang ada di masyarakat dapat dilakukan semua
232
oleh PT. CGI. Prayogo 2009:18 menyatakan bahwa tekanan masyarakat lokal adalah, perusahaan dibebani “kewajiban” untuk
mengebangkan kesejahteraan masyarakat lokal dalam berbagai wujud dan cara, antara lain memberi prioritas kesempatan kerja bagi warga
lokal dan melakukan program tanggung jawab sosial CSR serta pengembangan masyarakat CD. Jika harapan masyarakat yang begitu
dapat tinggi maka daat dilihat sebagai potensi kekuatan, tetapi jika tidak dapat dikelola dengan baik dapat menghambat proses kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga, sesungguhnya program tanggung jawab sosial perusahaan PT. CGI lebih banyak berurusan
dengan bagaimana mengelola relasi dengan berbagai tokoh-tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
“Ekspektasi public termasuk masyarakat terhadap Chevron sangat tinggi dan ini terkadang kami kesulitan untuk
mengelolanya. Ibaratnya, kami dianggap sebagai dianggap dewa yang mampu menyelesaikan segala hal, padahal kami ini
hanya sebagian dari elemen yang seharusnya melakukannya secara sinergi dan bersama-sama. Kami sendiri di dalam pada
akhirnya adalah bagaimana mengelola ekspektasi tersebut dengan baik, sehingga kami dapat mengkomunikasikan dengan
baik kepada mereka masyarakat dan pemerintah tentang siapa kami dan apa yang dapat dilakukan oleh kami. Lumayan
tantangannya, hampir stress
” PP 2. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat lokal kepada PT.
CGI dapat dimaknai pula sebagai terlalu ‘jauh’ nya jurang perbedaan yang terjadi antara kondisi perusahaan dengan masyarakat lokal.
Perbedaan yang terlalu dalam tersebut dapat berupa perbedaan kondisi ekonomi, kondisi sosial dan kondisi budaya. Secara ekonomi, jelas
perusahaan yang padat modal tersebut mempekerjakan sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih, sehingga memiliki pendapatan yang
233
jauh di atas rata-rata jika dibandingkan dengan masyarakat lokal yang miskin. Secara sosial, PT. CGI terdiri dari sekelompok orang yang rata-
rata memiliki tingkat pendidikan tinggi dan minimal SLTA atau SMK; jika dibandingkan dengan rata-rata pendidikan masyarakat lokal yang
masih rendah. Pola kebiasaan masyarakat lokal yang umumnya petani dan berdagang, akan berbeda dengan karakteristik masyarakat industri
yang lebih rigid dan sangat menghargai waktu. Disparitas secara ekonomi, sosial dan budaya yang terlalu tinggi
antara masyarakat lokal dan PT. CGI dapat menjadi faktor tingginya tingkat ketergantungan masyarakat lokal. Kondisi tersebut makin
diperkuat dengan lemahnya inisiatif pemerintah daerah dalam mengembangkan program-program pembangunan yang pro rakyat
kecil. Perbedaan yang terlalu tinggi itu pun dapat menimbulkan salah pengertian dan salah paham diantara perusahaan dengan masyarakat
sekitar, bahkan lebih jauh lagi dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu dapat dipahami apabila masyarakat lokal memandang program CSR
dari PT. CGI tersebut sebagai hibah, karena memang pengetahuan dan pemahaman masyarakat lokal terhadap program CSR dan program-
proramnya masih terbatas. Secara ekonomi tentunya CSR dan pengembangan masyarakat
diharapkan dapat memberi alternatif peluang ekonomi dan peningkatan pendapatan warga masyarakat lokal. Program CSR dan pengembangan
masyarakat bukanlah sebagai konpensasi “pemilikan lokal” atas sumber tambang, melainkan dapat dilihat sebagai bentuk lain dalam upaya
perusahaan membangun sebuah “kontrak sosial” alternatif dalam mengembangkan legitimasi sosial perusahaan tambang dan migas di
hadapan masyarakat lokal Prayogo, 2011: 19. Selanjutnya fakta
234
menunjukkan bahwa dalah kurun waktu 10 tahun terakhir setelah perusahaan-perusahaan menggelar program CSR dan community
development, terjadi penurunan yang cukup tajam berkaitan dengan
jumlah dan intensitas konflik dengan perusahaan Prayogo, 2011: 14.
4. Tantangan dan Hambatan yang dihadapi dalam Pelaksanaan CSR