Kelembagaan dan Organisasi Tingkat Desa Karyamekar Isyu dan Kebutuhan Pembangunan Desa di Karyamekar

124 Tabel 24. Kelompok Kesenian dan Budaya di Desa Karyamekar Kecamatan Pasirwangi N0 Jenis KesenianBudaya Jumlah kelompok Kesenian yang ada 1. Dogdog 1 2. Pencak Silat 1 3. Qosidahan 3 4. Dangdung Live 1 5. Band 3 JUMLAH 9 Sumber: Profil Desa Karyamekar, 2012 Selain seni tradisonal, terdapat juga beberapa seni kontemporer seperti misalnya group-group band atau group musik dangdut di desa Karyamekar. Semua jenis kesenian tersebut merupakan saluran minat dan bakat bagi warga masyarakat, untuk melepas ketegangan dari aktivitas pekerjaan sehari-hari.

6. Kelembagaan dan Organisasi Tingkat Desa Karyamekar

Selain struktur formal pemerintahan desa, terdapat pula organisasi-organisasi yang bersifat semi informal dan informal, yang dibentuk oleh tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Bahkan dalam realitas kehidupan sehari-hari organisasi-organisasi inilah yang seringkali menjadi ujung tombak pelayanan kepada masyarakat secara langsung. 125 Tabel 25. Kelembagaan dan Organisasi di Desa Karyamekar Kecamatan Pasirwangi N0 Jenis OrganisasiKelembagaan Jumlah Anggota Lembaga 1. BPD 5 2. LPM 6 3. MUI 5 4. PKK dan Kader PKK 18 5. Linmas 12 6. Posyandu 6 7. Kelompok Tani 2 8. DKM 9 9. Yayasan 2 10. Organisasi Olah Raga 5 11. Rukun Tetangga RT 32 12. Rukun Warga RW 6 13. Partai Politik 5 14. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan 5 15. Remaja Mesjid IRMA 3 Sumber: Profil Desa Karyamekar, 2012 Namun demikian tidak semua organisasi sosial tersebut aktif, sehingga dapat memenuhi kebutuhan warga masyarakat. Beberapa organisasi tersebut hanya akan aktif pada saat tertentu saja ketika dibutuhkan, atau hanya hadir sebagai pelengkap saja. Keberadaan organisasi sosial di Desa Karyamekar tersebut dharapkan dapat menjadi saluran aspirasi dan media pelayanan bagi warga masyarakat.

7. Isyu dan Kebutuhan Pembangunan Desa di Karyamekar

Berdasarkan penjaringan masalah yang dilakukan di setiap dusun terdapat isyu dan masalah yang akan menjadi prioritas pelaksanaan pembangunan desa tahun yang dimulai dari Tahun 2011 – 126 2015. Sejumlah isyu dan permasalahan tersebut terangkum dari hasil data lapangan sebagai berikut:  Isyu permasalahaan pendidikan yang dihadapi oleh desa Karyamekar antara lain sarana PAUD, SD, dan perpustakaan di Madrasah. Ruang guru yang belum tersedia di beberapa sekolah, sarana MCK sekolah, ruang laboratorium sekolah, masih banyaknya anak yang putus sekolah, kesejahteraan guru ngaji.  Isyu yang berkait dengan masalah kesehatan antara lain di sejumlah RW belum tersedia Posyandu, desa belum memiliki ambulan desa, 40 warga belum memiliki MCK, kesadaran dan perilaku warga masyarakat akan kebersihan masih rendah, belum tersedia tempat pembuangan sampah sementara TPS, warga rentan terhadap penyebaran penyakit menular, kader-kader PKK dan Posyandu masih kurang, jaminan kesehatan keluarga miskin belum tersedia, tenaga medis dan kesehatan desa belum tersedia.  Isyu berkaitan dengan infrastruktur atau pembangunan fisik, antara lain perbaikan dan pembangunan jalan di setiap kampung, saluran drainase, saluran kirmier, bahu jalan, pipanisasi untuk kebutuhan sarana air bersih, sarana gedung serba guna desa.  Isyu yang berkait dengan lingkungan hidup, masyarakat masih kesulitan memperoleh air bersih terutama saat kemarau, tempat pembuangan sampah sementara belum tersedia, 20 rumah warga tidak layak huni, pemanfaatan halaman rumah untuk apotik dan warung hidup masih minim, saluran pembuangan air kotor.  Isyu yang berkait dengan persoalan sosial, dan budaya antara lain IPM indeks pembangunan manusia masih rendah, kemampuan dan kompetensi petani masih rendah, banyak angkatan kerja yang 127 belum memiliki keahlian sekitar 40 usia produktif belum bekerja, sarana pendukung pertanian masih kurang termasuk bibit pertanian, terdapat sejumlah kelompok kesenian yang belum terbina, karang taruna belum berjalan, beberapa sarana kegiatan kepemudaan dan olah raga belum tersedia.  Isyu perekonomian lain dan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM antara lain, para pelaku usaha kecil masih memerlukan modal, peternak domba 400 ekor memerlukan dukungan pengadaan bibit, kolam ikan air tawar 30 kolam belum digarap secara maksimal, industri rumah tangga pembuatan kripik butuh modal, pengusaha konveksi jahit butuh modal, tidak terdapat sentra kerajinan dan makanan khas desa, masih beredarnya tengkulak. Sumber: diolah Profil Desa Karyamekar, 2012 Secara umum kebijakan pembangunan di Desa Karyamekar mengacu pada terwujudnya desa yang maju sesuai yang dicita – citakan dalam Visi Desa Karyamekar. Dengan mengarah pada dapat terakomodasinya kepentingan masyarakat secara umum, dengan berazaskan pada kemanfaatan, keadilan, pemerataan, untuk mendorong tumbuhnya pembangunan masyarakat yang partisipatif, berkelanjutan, transparan dan akuntabel. Adapun arah Kebijakan Pembangunan Desa Karyamekar pada dasarnya meskipun Kepala Desa berganti setiap masa jabatannya,tetap mengarah ke satu hal yaitu mewujudkan sumber daya manusia berkualitas yang mampu membangun desanya. Dengan didorong oleh potensi pendidikan dan kesehatan sebagai sektor sesuai arah misinya di Desa Karyamekar dengan tanpa mengabaikan sektor lainnya, 128 pemerintah desa, tokoh masyarakat, instansi terkait serta seluruh lapisan m asyarakat, berusaha menjadikan sektor ini sebagai ”sarana” untuk memulai dan menuju ”proses tahapan” menuju visi desa Tentu hal ini harus diimbangi serta didukung pula oleh pembangunan sektor lain keagamaan, kesehatan, saranaprasarana serta penataan kelembagaan yang profesional dan amanah. Dengan ini diharapkan dapat memicu reaksi-berantai, dengan dimulai dari perubahan paradigma pembangunan masyarakat dengan berorientasi pada kemandirian pembangunan yang partisipatif, dengan ditunjang dari tersedianya saranaprasarana umum sekolah, madrasah, jalan lingkungan, jalan desa, saluran air, perpipaan, penerangan umum listrik. Serta dengan kapasitas dan kualitas kesejahteraan masyarakat yang terus ditingkatkan sarana kesehatan: penyediaan air, kebersihan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan masyarakat, selanjutnya adalah ketersediaan kebutuhan pokok pangan dan bahan pangan yang memadai khususnya untuk warga Desa Karyamekar. Dengan ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya SDM yang memadai untuk peningkatan berbagai sektor, terutama diharapkan dapat tumbuhnya usaha ekonomi produktif di bidang perdagangan dan pertanian, serta adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbuka. Untuk pemilihan skala prioritas tahapan pelaksanaan pembangunan, mengacu pada beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Dapat memberikan dampak langsung tidak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan 2. Memiliki potensi untuk dapat ditangani dalam waktu dekat ini ada dananya, atau mendesak karena bencana, atau lainnya 129 3. Partisipasi serta kepedulian warga setempat 4. Rasa Perikemanusiaan, Keadilan serta Pemerataan Setelah diketahui serta dirumuskannya tujuanarah pembangunan desa, maka melalui potensi yang tersedia, diharapkan masalah yang muncul dapat ditangani serta ditemukan solusinya. Untuk menuju ke arah tersebut diperlukan usaha –usaha yang sistematis dengan tahapan perencanaan yang matang. Berikut beberapa hal yang menjadi strategi pencapaian rencana pembangunan Desa Karyamekar antara lain : 1. Mengenali kebutuhan masyarakat, serta keberpihakan pada Masyarakat. Peran Tokoh masyarakat, Tokoh agama, RT, RW, serta lainnya sebagai Figur danatau pemimpin masa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, dapat menjadi jembatan untuk menghimpun aspirasi yang berkembang di masyarakat serta mensosialisasikan rencana-rencana pembangunan. 2. Pembangunan Partisipatif. Semua komponen berperan aktif, dalam tahapan perencanaan pembangunan serta proses pelaksanaan pembangunan di wilayah desa, baik sebagai pelaku ataupun pemantau dari pelaksanaan kegiatan tersebut. 3. Pemerintahan yang Amanah. Menyediakan informasi tentang perencanaan, proses serta hasil pembangunan desa secara tranparan dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan pembangunan desa. 130 4. Kesadaran masyarakat, bahwa pembangunan desa ini adalah membutuhkan waktu,penunjang dan proses. 5. Terbukanya kesempatan bagi penyediaan kader penggerak pembangunan desa. Secara Umum program pembangunan direncanakan serta dikembangkan dalam 5 lima tahun, meliputi bidang-bidang : 1. Bidang Keagamaan meliputi pembangunan serta perbaikan saranaprasarana ibadah masyarakat berupa bangunan serta melengkapi perlengkapan pendukung kegiatan keagamaan 2. Bidang Kesehatan meliputi pembangunan sarana prasarana air bersih, PeningkatanPelestarian MCK, Penyediaan gedung posyandu, pelayananan kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, serta Pelayanan kesehatan Masyarakat terutama pada Rumah Tangga Miskin 3. Bidang Pendidikan meliputi pembangunan sarana prasarana Sekolah, kendaraan angkutan khusus anak sekolah, pembangunan madrasah dan pendidikan non fisik seperti pelatihan-pelatihan masyarakat. 4. Bidang Ekonomi meliputi Permodalan usahaUKM, Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi. 5. Bidang Sarana Prasarana Umum meliputi sarana prasarana mobilitas warga, sarana prasarana Pemukiman jalan-jalan lingkungan, Drainase, TPTKirmir, pembangunan sarana prasarana olah raga. 6. Bidang Kelembagaan meliputi Penguatan dan pembinaan lembaga- lembaga, sarana perkantoran yang represenntatif untuk lembaga. 131 7. Pembenahan jalan dan pelebaran jalan utama Pasirwangi, untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi setiap liburan ke daerah wisata kolam air panas. Secara historis mengenai pembangunan desa Karyamekar dapat dilacak berdasarkan data sejarah pembangunan yang pernah dilakukan oleh desa beserta pihak-pihak yang membantu proses bantuan tersebut. Dalam tabel 26 terlihat secara kronologis pembangunan desa, khususnya sejak hadirnya perusahaan Geothermal di wilayah mereka. Tabel 26. Catatan Pembangunan Desa Karyamekar kecamatan Pasirwangi, dengan dukungan dari Chevron Tahun Peristiwa Pembangunan 1 2 2001 Pelatihan Las, Mesin Jahit, Tata Boga pembuatan Saos Tomat Oleh PKK dari Balai Latihan Kerja Dinas BLK bekerjasama dengan Chevron 2004 Pembangunan MCK di Kp. Bedeng,Kp. Babakan Falah,Kp.Cibeureum Kp. Kepakan Rt 0101 Dan Kp. Kepakan Rt 0201 merupkan Program bantuan dari Chevron Geotermal Indonesia 2009 Bantuan ternak Domba dari Chevron ke kelompok ternak Kp. Bedeng Rt 09 Rw 02 2011 Pelaksanaan Kegiatan perlombaan Penghijauan Penanaman sejuta Pohon di Kawasan Hutan Darajat yang Diselenggarankan Oleh Bupati Garut dan Chevron. 2011 Pembangunan Rambat Beton Jalan Lingkungan di Kp. Kepakan RW 01 bantuan dari Chevron. 2011 Pembangunan Saluran air dengan Gorong-gorong saluran Air Kp. Cibeureum Rt 03 Rw 03 bantuan dari Chevron. Sumber: Diolah data Desa Karyamekar, 2012 132 Dalam tabel tersebut nampak bahwa keterlibatan pihak perusahaan Geothermal dalam proses pembangunan di desa Karyamekar hanya tercatat di tahun 2001 satu kegiatan, tahun 2004 satu kegiatan, tahun 2009 satu kegiatan dan tahun 2011 tiga kegiatan. Data tersebut menunjukkan fluktuasi relasi yang terjadi antara masyarakat Desa Karyamekar dengan pihak PT. Chevron. Data dalam tabel 26 menunjukkan pula bagaimana pemahaman agen PT. CGI dalam melihat potensi sosial-ekonomi, yang kemudian direspon dengan kegiatan CSR yang mereka lakukan. Nampak terlihat dalam data sekunder tersebut, program CSR yang dilakukan oleh PT. CGI, cenderung dilakukan secara sepihak, artinya lebih banyak didasarkan pemahaman pihak perusahaan. Sehingga program-program CSR yang dilaksanakan belum tentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta tidak melibatkan masyarakat secara penuh. C. PT. Chevron Geothermal Indonesia CGI Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. merupakan bagian Chevron IndoAsia Bussines Unit, sebagai anak perusahaan yang berkantor di San Ramon, California. Chevron terus berusaha mengembangkan sumber-sumber energi yang dapat membantu masa depan dengan ketahanan energi yang kuat dan terdiversifikasi. Salah satu sumber energi terbarukan yang dikembangkan adalah energi listrik tenaga panas bumi geothermal. Hingga saat ini Chevron merupakan produsen energi listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia. Tahun 2007, proyek Geothermal Darajat III yang dikembangkan di bawah kontrak dengan Pertamina dan PLN 133 Perusahaan Listrik Negara di Jawa Barat terdaftar dalam Mekanisme Pembangunan Bersih Clean Development MechanismCDM Protokol Kyoto. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. yang ada Garut adalah bagian dari Chevron yang awalnya dikelola oleh Amoseas Indonesia. CGI merupakan sebuah perusahaan swasta asing yang bergerak dalam usaha penyedia pasokan energi yang berasal dari panas bumi. CGI sebagai perusahaan multinasional membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP di kawah Darajat, Kabupaten Garut. Di Indonesia sendiri, dua proyek geothermal Chevron di Salak dan Darajat, Jawa Barat, menghasilkan 636 megawatt listrik. Jumlah tersebut mewakili lebih dari 50 persen total produksi listrik dari energi panas nasional yang dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk 3,9 juta rumah serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sampai saat ini CGI sudah membangun tiga Unit PLTP, yakni Darajat I, II, dan III. Potensi Geothermal yang telah dimanfaatkan oleh ketiga unit pembangkit itu mencapai 259 MW Megawatt. Pada tahun 2009, Darajat III menerima Sertifikat Pengurangan Emisi Certified Emission Reduction perdana dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pencapaian ini membuktikan komitmen Chevron dan Indonesia untuk mengembangkan sumber energi terbarukan. Sebagai sebuah perusahaan yang bersifat ekstraktif, yaitu bergerak dalam eksplorasi alam khususnya pengelolaan panas bumi. Kegiatan dan pengelolaan panas bumi yang dilakukan oleh CGI terdiri dari beberapa tahapan yang semuanya dapat menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dalam sub bab berikutnya akan dikemukakan data mengenai pandangan agen masyarakat lokal dan perusahaan sebagai pelaku 134 praktik sosial, dalam memahami masing-masing agen dan struktur kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai aturan dan sumber daya Giddens, 2011. Kemudian sub bab berikutnya akan dikemukakan dinamika relasi antara agen-struktur---yaitu masyarakat lokal dan perusahaan dengan kegiatan CSR---dalam dimensi signifikansi, dominasi dan legitimasi akan program CSR. Kesadaran para agen masyarakat lokal dan perusahaan merupakan dasar untuk melakukan praktik sosial tindakan sosial dan interaksi sosial, sebab agen harus mengetahui apa yang ia kerjakan, meskipun pengetahuan tersebut dapat diucapkan secara verbal atau pun tidak terucapkan Prayogo, 2011; Giddens, 2009, 2011. Relasi yang dibangun melalui kegiatan CSR oleh PT. CGI di Garut secara umumnya dilakukan, hal tersebut contohnya dari bantuan pengadaan sarana kesehatan melalui Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Garut. Namun kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. CGI secara khusus lebih cenderung merupakan respon terhadap wilayah- wilayah terdekat dengan lokasi operasional perusahaan CGI. Beberapa kecamatan yang paling berdekatan antara lain adalah Kecamatan Samarang, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Pasirwangi. Kecamatan Pasirwangi merupakan lokasi utama dari operasional PT. CGI, dan terutama desa Karyamekar merupakan desa dimana secara administratif perusahaan tersebut berada. Sehingga merupakan yang hal yang wajar apabila, dinamika relasi yang terjadi antara masyarakat lokal dengan perusahaan akan terjadi lebih sering. 135

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT LOKAL AKAN

PERUSAHAAN DAN KEGIATAN CSR Bagian ini menggambarkan kesadaran atau pemahaman masyarakat lokal akan kehadiran dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Pemahaman masyarakat lokal di sini merupakan refleksi kesadaran mereka terhadap dimensi-dimensi struktur yaitu dominasi, legitimasi dan signifikansi dari kehadiran perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT. CGI. Tujuan dari ini penyajian data ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kesadaran masyarakat lokal sebagai salah satu agen memandang struktur CSR serta agen perusahaan lainnya.

A. Pandangan Masyarakat Lokal akan Kehadiran PT. Chevron Geothermal Indonesia PT. CGI

Dalam bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian mengenai pengetahuan masyarakat lokal mengenai perusahaan, inisiatif, pandangan masyarakat lokal akan keberadaan perusahaan, dan inisiatif masyarakat lokal membangun relasi dengan perusahaan, serta alasan masyarakat lokal melakukan aksi kepada PT. CGI.