263
1. Pemahaman masyarakat lokal akan keberadaan PT. Chevron Geothermal Darajat Garut
Faktor-faktor yang membuat pemahaman masyarakat lokal berbeda dengan masyarakat lokal, antara lain masyarakat lokal
memahami bahwa kehadiran PT. Chevron sebagai kondisi yang sangat kontradiktif dengan masyarakat lokal yang serba kekurangan.
Masyarakat masih khawatir dengan akan timbulnya kebocoran pipa, yang dapat mengancam keselamatan warga masyarakat. Kemudian
agen-masyarakat memandang bahwa tidak banyak tenaga kerja lokal yang dapat dipekerjakan oleh PT. CGI, warga masyarakat lokal menilai
perusahaan kurang terbuka untuk memberikan informasi kebutuhan tenaga
kerja. Masyarakat
memandang perusahaan
telah mengeksploitasi sumber daya alam
‘milik’ mereka sendiri. Warga masyarakat lokal merasa tidak pernah diberi informasi berkaitan
dengan keamanan dan keselamatan eksploitasi. Kodisi-kondisi tersebut memperkuat pemahaman warga
masyarakat menyalahkan kepada pihak perusahaan akan persoalan semakin gundulnya hutan-hutan di wilayah Darajat sejak kehadiran
perusahaan tersebut di wilayah mereka. Kekhawatiran kerusakan lingkungan yang mengakibatkan menurunnya produksi lahan pertanian.
Masyarakat merasa tidak berdaya, karena sumberdaya alam, menurutnya, terus dikeruk oleh perusahaan, sementara pemerintah
daerah pun seolah tutup mata dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat tersebut.
Isyu lain, beberapa warga yang memiliki modal yang mulai menginvestasikan dananya untuk membangun fasilitas wisata kolam air
264
panas dan penginapan. Namun pesatnya perkembangan tersebut tidak diikuti dengan ketersediaan sarana pendukung lainnya, seperti
penginapan-penginapan, rumah makan dan warung-warung, serta perluasan lahan parkir.
Pandangan negatif warga masyarakat terhadap kehadiran PT. CGI juga tidak terlepas dari sisi historis kehadiran perusahaan tersebut
di daerah mereka, yang mana masalah-masalah sebelumnya laten yang tidak terselesaikan muncul mengemuka ketika ada kekecewaan
muncul. Semetara itu sebagian masyarakat mengkaitkan kepemilikan investor asing PT. CGI, yaitu Amerika dengan sentimen negatif
terhadap kepemilikan
perusahaan tersebut
dengan ‘Yahudi’.
Masyarakat yang perpandangan positif mendukung akan kehadiran PT. CGI, beralasan banyaknya bantuan yang diberikan oleh perusahaan
kepada warga sekitar, khususnya seperti perbaikan jalan dan gorong- gorong.
Pandangan-pandangan masyarakat lokal akan keberadaan perusahaan yang pada modal berteknologi tinggi, di lingkungan mereka
akan menentukan cara praktik sosial terhadap perusahaan. Menurut Giddens 2010, melalui gugus pemahaman dan pengetahuan praktis
dan diskursif akan struktur, maka agen akan berpraktik sosial --- melangsungkan hidup kesehariannya. Lebih lanjut Giddens 2009
menegaskan bahwa agen memiliki kemampuan untuk mengubah situasi sosial, dengan peningkatan pengetahuan dan pemahaman. Dari
pemahaman agen masyarakat lokal, perusahaan dan pemerintah tersebut, akan terjadi interaksi dengan struktur CSR yang saling
mempengaruhi. Inilah yang dikatakan Giddens dengan dualitas struktur. Dengan bekal pemahaman dan pengetahuan agen masing-
265
masing, dapat menjadikan struktur CSR sebagai acuan dalam bertindak dan mengubah serta mereproduksi struktur melalui tindakan-
tindakan yang terus-menerus dan bersifat rutin. Maka struktur secara aktif diproduksi, direproduksi, dan diubah oleh agen masyarakat,
perusahaan dan pemerintah sebagai pelaku yang memiliki kemampuan bertindak.
2. Pemahaman masyarakat akan program CSR PT. Chevron