untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pada LKS I yaitu materi operasi irisan dan gabungan pada himpunan. Sedangkan tes
formatif 2 diberikan kepada siswa setelah mempelajari materi dan menyelesaikan soal-soal latihan pada Lembar Kerja Siswa II LKS II
untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pada LKS II yaitu materi selisih dan komplemen pada himpunan.
c. Instrumen Observasi
Instrumen observasi digunakan untuk mengamati perilaku dan interaksi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model
kooperatif tipe TAI. Pola dan interaksi yang diamati adalah proses belajar setiap siswa baik secara individual maupun dalam kelompok. Kisi-kisi
instrumen observasi Christian, 2011 disajikan dalam Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi No.
Komponen Pembelajaran dalam Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction
Butir Pengamatan
1. Kegiatan belajar individu yang meliputi:
a. Proses belajar individu siswa
b. Interaksi siswa dengan siswa lain dalam satu
kelompok c.
Interaksi siswa dengan guru 1a,1b
1c,1d 1e
2. Kegiatan belajar kelompok yang meliputi:
a. Proses belajar siswa dalam diskusi kelompok
b. Interaksi siswa dengan siswa lain dalam satu
kelompok c.
Interaksi siswa dengan guru 2a,2b
2c,2d 2e
3. Kegiatan diskusi kelas
3a,3b,3c
F. Validasi Instrumen
Yang dimaksud dengan validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Masidjo, 1995: 242.
Untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel dilakukan proses
sebagai berikut: instrumen disusun berdasarkan kajian teori, kemudian instrumen dikonsultasikan kepada para ahli expert jugment untuk diperiksa
dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah mewakili apa yang diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing dan
guru pengampu mata pelajaran Anggraeni, 2010: 38. Validasi instrumen pembelajaran RPP, LKS, dan LKK dan instrumen
observasi dilakukan dengan konsultasi dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VII A. Sedangkan validasi instrumen tes
kemampuan awal dan tes akhir dilakukan uji empirik terhadap hasil uji coba pada siswa yang bukan menjadi subjek penelitian, yaitu siswa kelas VII B
Tahun Ajaran 2012 2013. Uji empirik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Validitas butir soal
Besar keofisien validitas suatu tes dapat dihitung dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson, dengan rumus angka kasar sebagai
berikut ini:
∑ ∑
∑ √[ ∑
∑ ][ ∑
∑ ]
Rumus 3.1
Suharsimi Arikunto, 2012: 87 Keterangan:
= angka indeks koefisien korelasi antara variabel dan variabel
= banyaknya subjek uji coba = skor jawaban tiap item soal instrumen penelitian yang diperoleh
masing-masing siswa i = 1,2,3,4,5, … .
= total skor yang diperoleh masing-masing siswa. Koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan pedoman
dalam Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Interprestasi Koefisien Korelasi Koefisien korelasi
Interpretasi
Sangat tinggi Tinggi
Cukup sedang Rendah
Sangat rendah
Suharsimi Arikunto, 2009: 75
2. Reliabilitas
Reliabilitas menyangkut ciri pada metode dan alat evaluasi untuk menghasilkan gambaran tentang derajat prestasi belajar yang benar-benar
dapat dipercaya terandalkan Winkel, 2005: 544. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil Masidjo, 1995: 209. Suatu tes yang reliabel atau andal adalah suatu tes
yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang tepat dan teliti. Masidjo, 1995: 257. Untuk
menentukan taraf reliabilitas suatu tes digunakan rumus Koefisien Alpha sebagai berikut:
∑
Rumus 3.2
dengan
∑
∑
Rumus 3.3
Keterangan: = reliabilitas instrumen
∑ = jumlah varians butir soal
= varians total = banyak butir soal
= jumlah peserta tes, dalam penelitian ini adalah siswa Suharsimi Arikunto, 2012: 122-123
Selanjutnya, hasil analisis koefisien reliabilitas diinterpretasikan berdasarkan Tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas
Interpretasi Keterangan
Tinggi Reliable
Belum tinggi Un-reliable
Anas Sudijono, 2011: 209
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa
Tes prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan hasil belajar siswa secara individual yaitu hasil dari tes kemampuan awal, tes akhir, tes
formatif I dan tes formatif II. Tes formatif adalah tes untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai bahan pelajaran, setelah mengikuti suatu
program kegiatan instruksional tertentu Masidjo, 1995: 55. Rata-rata dari tes prestasi belajar siswa dianalisis dengan melihat ketuntasan nilai tes
prestasi belajar siswa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah ditetapkan oleh SMP N 5 Sleman.
Kriteria Ketuntasan Minimum KKM adalah tingkat kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran Sri, 2009: 56.
Untuk selanjutnya, peneliti akan menggunakan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal. KKM setiap mata pelajaran ditetapkan oleh masing-masing
sekolah dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik
Sri, 2009: 84. KKM ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria Sri, 2009: 58 berikut: 1 tingkat esensial kepentingan dari setiap Indikator Pencapaian
IP, 2 tingkat kompleksitas kesulitan dan kerumitan, 3 kemampuan sumber daya pendukung, dan 4 tingkat kemampuan intake rata-rata
siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan oleh SMP Negeri 5 Sleman untuk pelajaran matematika 76. Sehingga standar KKM
untuk materi operasi dalam himpunan adalah 76. Untuk mengetahui kriteria penilaian tes prestasi belajar siswa kelas
VII A SMP Negeri 5 Sleman pada materi operasi dalam himpunan, digunakan kriteria penilaian kecakapan akademik yang tersaji dalam Tabel
3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik Presentase Ketuntasan
Kriteria
Nilai terkini 80 Sangat Tinggi
60 Nilai terkini ≤ 80
Tinggi 40
Nilai terkini ≤ 60 Cukup
20 Nilai terkini ≤ 40
Rendah Nilai terkini ≤ 20
Sangat Rendah
Eko Putro, 2009: 242