Model Pembelajaran Kooperatif Kajian Teori

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois; f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa; g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan; h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia; i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif; j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik; k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. Sugiyanto, 2010: 43-44 Pembelajaran kooperatif terdiri dari enam langkah atau fase pembelajaran, yaitu: Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Ibrahim, dkk., 2000: 10, dalam Trianto, 2011: 66-67 Menurut Widyantini 2006: 11 dalam http:www.p4tkmatematika.orgdownloadspppPPP_Pembelajaran_Kooper atif.pdf diakses 17 Desember 2012, cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok sebagai berikut: a. Menentukan nilai dasar awal masing-masing siswa. Nilai dasar awal dapat berupa nilai tes kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya. b. Menentukan nilai tes kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misalnya nilai kuis I, kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa yang kita sebut nilai kuis terkini. c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih kuis terkini dan nilai dasar awal masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut: Tabel 2.3 Kriteria Nilai Peningkatan Hasil Belajar Kriteria Nilai Peningkatan Nilai kuis tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5 Nilai kuis tes terkini turun 1 sampai 10 poin di bawah nilai awal 10 Nilai kuis tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 poin di atas nilai awal 20 Nilai kuis tes terkini lebih dari 10 poin di atas nilai awal 30 Penghargaan kelompok didasarkan pada rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh, yaitu jumlah semua nilai peningkatan masing-masing anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Predikat diberikan dengan kriteria berikut ini: Tabel 2.4 Kriteria Predikat Kelompok Kriteria Predikat Predikat Rata-rata nilai peningkatan kelompok 15 GOOD TEAM 15 ≤ Rata-rata nilai peningkatan kelompok 20 VERY GOOD TEAM 20 ≤ Rata-rata nilai peningkatan kelompok 25 SUPER TEAM Rata- rata nilai peningkatan kelompok ≥ 25 PERFECT TEAM Hasil penelaahan Krismanto 2000, dalam Fadjar, 2009: 24 mencatat adanya 8 jenis kegiatan belajar kooperatif. Namun hanya tiga jenis yang akan dibahas, yaitu: STAD Student Teams Achievement Divisions, Circle of Learning, dan Grup Penyelidikan Grup Investigation: a. Student Teams Achievement Divisions STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan kelompok- kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen Trianto, 2011: 68. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model kooperatif paling sederhana Slavin, 2009: 143. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu. Dikatakan sederhana karena kegiatan pembelajarannya masih dekat dengan pembelajaran konvensional dimana guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan Trianto, 2011: 72-73. Perbedaan dengan model konvensional terletak pada adanya pemberian penghargaan kelompok Trianto, 2011:73. b. Circle of Learning Belajar bersama ini dikemukakan Johnson Johnson pada tahun 1987 Krismanto, 2000, dalam Fadjar, 2009: 24, dengan langkah- langkah berikut: 1 Beberapa orang 5-6 orang dengan kemampuan akademik yang bervariasi mixed abilities group berkumpul bersama. 2 Mereka saling berbagi pendapat dan saling membantu dengan kewajiban setiap anggota harus benar-benar memahami jawaban atau penyelesaian tugas yang diberikan kepada kelompok tersebut. 3 Pertanyaan atau permintaan bantuan kepada guru dilakukan hanya jika mereka sudah benar-benar kehabisan akal. Hal yang juga dianggap penting dalam model ini adalah adanya saling ketergantungan positif, adanya interaksi tatap muka diantara anggota, keterlibatan anggota sangatlah diperhitungkan, dan selain menggunakan keterampilan pribadi juga mengembangkan keterampilan kelompok. c. Grup Penyelidikan Group Investigation Grup penyelidikan Group Investigation digagas oleh Lazarowitz, 1988 Krismanto, 2000, dalam Fadjar, 2009: 25. Model ini menyiapkan siswa dengan lingkup studi yang luas dan berbagai pengalaman belajar untuk memberikan tekanan pada aktivitas positif siswa Fadjar, 2009: 25. Menurut Fadjar 2009: 25, ada empat karakteristik pada model ini, yaitu: 4 Kelas dibagi ke dalam sejumlah kelompok grup. 5 Kelompok siswa dihadapkan pada masalah dengan berbagai aspeknya yang dapat meningkatkan daya keingintahuan dan daya saling ketergantungan positif diantara mereka. 6 Di dalam kelompok, siswa terlibat dalam komunikasi aktif untuk meningkatkan keterampilan cara belajar. 7 Guru bertindak selaku sumber belajar dan pimpinan tak langsung, memberikan arah dan klarifikasi hanya jika diperlukan, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Siswa terlibat dalam setiap tahap kegiatan Fadjar, 2009: 25 seperti: 1 mengidentifikasi topik dan mengorganisasi diri dalam “kelompok peneliti”, 2 merencanakan tugas-tugas yang dipelajari, 3 melaksanakan investigasi, 4 menyiapkan laporan, 5 menyampaikan laporan akhir, dan 6 mengevaluasi proses dan hasil kegiatan.

3. Team Accelerated Instruction TAI

Team Accelerated Instruction TAI merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin. Slavin 1985 menyatakan Krismanto, 2000 telah mengembangkan model ini dengan beberapa alasan Fadjar, 2009: 27- 28 yaitu “Pertama, model ini mengkombinasikan keampuhan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual”. Menurut Suyitno 2002: 9, dalam Umi, 2011: 21-22, model pembelajaran TAI memiliki 8 delapan komponen yaitu: a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Placement test, yakni pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata- rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. c. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi keberhasilan kelompoknya. d. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok, dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan. e. Team score and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang dipandang berhasil dalam menyelesaikan tugas. f. Teaching grup, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok. g. Facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa. h. Whole and class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. Dengan mengadopsi model pembelajaran TAI dalam mata pelajaran matematika, maka seorang guru mata pelajaran matematika dapat menempuh tahapan pembelajaran sebagai berikut: a. Guru menyiapkan pokok bahasan yang akan disampaikan kepada para siswa dan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa guru bisa memanfaatkan LKS yang dimiliki siswa; b. Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa dalam suatu kelompok; c. Guru memberikan tes kemampuan awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan untuk mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. Tes kemampuan awal bisa digantikan dengan melihat nilai rata- rata ulangan harian siswa; Mengadopsi komponen Placement Test d. Guru menjelaskan materi baru secara singkat; Mengadopsi komponen Teaching Group e. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota-anggota 4-6 siswa pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja kelompok berdasarkan tes kemampuan awal dan nilai ulangan rata-rata harian; Mengadopsi komponen Teams f. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya; Mengadopsi komponen Team Study g. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual; Mengadopsi komponen Student Creative h. Bila ada waktu guru memberikan tes kecil. i. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil jika ada berdasarkan hasil koreksi; Mengadopsi komponen Team Score dan Team Recognition. j. Menjelang akhir waktu, guru memberikan pendalaman secara klasikal; Mengadopsi komponen Whole and Class Units. k. Guru memberikan tes akhir untuk dikerjakan secara individu sesuai dengan kompetensi yang ditentukan; Mengadopsi komponen Fact Test. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan keuntungan Gustus, 2012: 37 seperti: a siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya, b siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, c adanya tanggung jawab dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan, dan d siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok. Sedangkan kelemahan pembelajaran TAI Gustus, 2012: 37 adalah sebagai berikut: a tidak ada persaingan antar kelompok, b siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai.

4. Prestasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011: 1101, prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu, sesuai kurikulum yang telah ditentukan Theodora, 2011: 15. Cronbach Arifin, 1991: 4 mengemukakan bahwa kegunaan prestasi belajar sebagai suatu umpan balik bagi pendidik dalam mengajar, untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan penempatan, untuk penentuan isi kurikulum, dan yang menentukan kebijakan di sekolah http:blog.tp.ac.idpengertian-prestasi-belajar diakses 4 Desember 2012. Secara sederhana, prestasi belajar dirumuskan Tu’u 2004: 75 sebagai berikut http:blog.tp.ac.idpengertian-prestasi-belajar diakses 4 Desember: a. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. b. Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas 8 SMP Negeri 3 Tangerang)

2 9 234

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION (TAI) UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN HETEROGENITAS KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N I Nogosari).

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16

Penerapan model kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII A SMP N 5 Sleman tahun ajaran 2012/2013.

0 1 2

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) PADA MATERI LINGKARAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 TIRTOMOYO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 20

Pengaruh Pembelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 KARTASURA Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 10

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KKPI KELAS X MULTIMEDIA DI SMK N 1 PENGASIH TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 1

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar di SMP Penabur, Kebumen Tahun Ajaran 20112012

0 0 180