Pendidikan Karakter Kajian Pustaka

33 Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1 mengamati 2 menanya 3 mengumpulkan informasieksperimen 4 mengasosiasikanmengolah informasi 5 mengkomunikasikan Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Tabel 2.3 Langkah Pembelajaran dan Kegiatan Mengajar. Langkah pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik Mengumpulkan informasieksperimen a. melakukan eksperimen b. membaca sumber lain selain buku teks c. mengamati objekkejadianaktifitas d. wawancara dengan narasumber Mengolah informasi mengasosiasikan a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun hasil kegiatan mengumpulkan informasi b. pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan 34 Langkah pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Adapun karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah sebagai berikut: 1 berpusat pada siswa 2 melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum dan prinsip. 3 melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa. 4 mengembangkan karakter siswa. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran. Proses tersebut mengajak siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasimelakukan percobaan, mengasosialisasikanmengolah informasi, dan mengomunikasikan hasil konsep, hukum atau prinsip yang mereka temukan. Langkah-langkah tersebut diyakini dapat mendukung perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. 35

5. Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran penemuan atau discovery pertama kali diperkenalkan oleh Plato dalam suatu dialog antara Socrates dengan seorang anak. Discovery berasal dari kata “discover” berarti menemukan. Discovery merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan kostruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman Bruner dalam Hosnan, 2014:281. Hal yang menjadi dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam belajar di kelas. Oleh sebab itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya dengan discovery learning, yaitu murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Model discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matterin the final form, but rather is required to organize it him self ” dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa model pembelajaran discovery learning 36 dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan dengan subjek materi bentuk akhir dan instan, melainkan memerlukan siswa sendiri dalam mengatur subjek materi dan menemukan pengetahuan mereka Bruner dalam Kemendikbud, 2014. Dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Lingkungan diperlukan untuk memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi sebagai menunjang proses belajar. Discovery adalah cara mengajar yang mengatur pengajaran sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya. Di dalam penerapannya, kegiatan atau pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri Hamiyah, 2014. Dalam discovery learning, guru menyediakan data dan siswa diberi pertanyaan atau masalah untuk membantu mereka mencari jawaban, kesimpulan, generalisasi dan solusi. Dalam discovery learning guru masih diperkenankan membantu mengarahkan proses pembentukan konsep pada siswa seandainya dibutuhkan. 1 Ciri-ciri dan karateristik pembelajaran Model pembelajaran discovery mempunyai 3 ciri utama yaitu: a mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasikan pengetahuan b berpusat pada siswa. 37 c kegiatan menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. 2 Tahap dan langkah-langkah pembelajaran Tahap dan langkah-langkah penerapan dalam discovery learning adalah sebagai berikut: a stimulus pemberian perangsangstimuli b problem statement pernyataanidentifikasi masalah c data collection pengumpulan data d data processing pengolahan data e verification pembuktian f generalization menarik kesimpulangeneralisasi Syah dalam kemendikbud, 2004:244 3 Kelebihan Model Discovery learning Kelebihan model discovery learning adalah sebagai berikut Kemendikbud, 2014:32 a Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha discovery leaning merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. b Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer. c Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. 38 d Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. e Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. f Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. g Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. h Membantu siswa menghilangkan skeptisme keragu-raguan karena mengarah pada kebenaran yang dinal dan tertentu atau pasti. i Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. j Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru. k Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. l Mendorong siswa berpikir intuisi dam merumuskan hipotesis sendiri. m Memberikan keputusan yang bersifat intristik. n Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. o Proses belajar meliputi sesame aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. p Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. q Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.