53
Menjaga Kerukunan”. Subtema yang dipilih dalam penelitian ini adalah subtema 1 “Hidup Rukun”. Subtema ini diuraikan dalam enam
pembelajaran . Materi dalam subtema 2 “Hidup Rukun” berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari di sekolah maupun masyarakat yang mencerminkan kerukunan dalam bertingkah laku. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
melakukan wawancara dengan teman maupun anggota masyarakat, membuat rangkaian listrik, membuat laporan, menampilkan pertunjukkan
musik atau tari dsb. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tema
merupakan topik atau pokok bahasan yang berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran sekaligus memadukan beberapa muatan pelajaran.
Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah tema 3 “Kerukunan dala
m Bermasyarakat”. Kerukunan dalam bermasyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup dengan damai dan tidak terdapat
pertengkaran di suatu tempat tertentu.
10. Penilaian Otentik
Dalam American Library Association dalam Kemendikbud, 2014 menyatakan bahwa penilaian otentik didefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Penilaian otentik adalah
suatu istilahterminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode
penilaian alternatif
yang memungkinkan
siswa dapat
54
mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara menstimulasikan situasi yang dapat ditemui didalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah Hymes, dalam
Depdikbud, 2014:34. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, dilihat menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh
peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik Fadlillah, 2014. Penilaian otentik lebih sering dinyatakan
sebagai penilaian berbasis kinerja performance-based assessment. Ada pula yang menyebutnya dengan direct assessment, hal ini dilakukan karena
penilaian otentik menyediakan lebih banyak bukti langsung dari penerapan keterampilan dan pengetahuan. Apabila seorang siswa dapat mengerjakan
dengan baik tes pilihan ganda, kita inferensikan secara tidak langsung bahwa siswa tersebut dapat menerapkan pengetahuan yang telah
dipelajarinya dalam konteks dunia yang sesungguhnya. Namun akan lebih baik apabila penilaian dilakukan terhadap suatu demonstrasi langsung
tentang penerapan pengetahuan dan keterampilannya Majid, 2014. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan dengan berbagai cara untuk mengumpulkam berbagai informasi mengenai perkembangan
siswa dan penguasaan materi siswa selama pembelajaran. Penilaian otentik
55
memiliki relevansi yang kuat dengan pendekatan ilmiah, karena penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Oleh karena itu, penilaian otentik sangat relevan dengan
pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan yang menghasilkan prototipe produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas V
SD merupakan hal yang baru. Sangat sedikit sumber yang bisa diperoleh terkait penelitian yang relevan dengan yang dilakukan oleh peneliti. Namun
demikian peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan mengenai penelitian pengembangan berupa produk perangkat pembelajaran.
Pertama, Irawan
2014 melakukan
penelitian yang
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema Mengenal
Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Tujuan utama penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan prototipe produk berupa
bahan ajar sesuai kebutuhan belajar siswa yang mengacu pada Kurikulum 2013. Bahan ajar ini mengimplementasi pendekatan tematik integratif,
pendekatan saintifik, pendidikan karakter yang berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya. Skor rerata berdasarkan
hasil uji coba prototipe produk pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu
56
dan validasi oleh pakar Kurikulum SD serta dua orang guru adalah 4,41 dan menunjukkan bahwa bahan ajar yang disusun kualitasnya “sangat baik”.
Kedua, Ananti 2014 menulis penelitian yang berjudul “Pengembangan
Alat Peraga Matematika untuk Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan berbasis Metode Montessori”. Penelitian ini mengembangkan alat peraga
matematika berbasis metode Montessori dengan ciri menarik, bergradasi, autocorrection, dan auto education. Hasil validasi prototipe produk
menunjukkan rerata skor 3,7 dan masuk kategori “sangat baik” setelah dilakukan tahapan validasi ahli serta uji coba yang dilakukan di SD Kanisius
Jomegatan Yogyakarta. Ketiga, Sartika 2012 melakukan penelitian dengan judul
“Keefektifan Penggunaan Metode Discovery dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas IV SD di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 20112012
”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode discovery dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
kelas IV di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga. Hasil penelitian eksperimen semu ini menyatakan bahwa metode discovery efektif untuk digunakan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini ditunjukkan oleh nilai hasil posttest pada kelas eksperimen dengan rata-rata 79,28 dan kelas kontrol 62,68
sedangkan hasil uji t-test diperoleh t hitung 7,283 t tabel 1,663 dan tingkat signifikan
α 0,000 0,05. Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti karena terdapat dua penelitian yang menggunakan Kurikulum 2013
57
dan satu penelitian yang menggunakan model pembelajaran discovery. Selain itu, terdapat dua penelitian yang penggunaan model penelitian Research and
Development RD. Maka peneliti mengacu pada penelitian di atas sebagai pedoman dalam membuat penelitian dengan judul “Pengembangan Prototipe
Pembelajaran Kurikulum 2013 pada Kelas V dengan Tema “Kerukunan dalam Bermasyarakat” di SD Negeri Depok 1”.
Berikut adalah literatur map mengenai penelitian yang relevan.
Gambar 2.5 Literatur Map dari Penelitian yang Relevan
Irawan 2014 Pengembangan
Bahan Ajar mengacu Kurikulum 2013
subtema Mengenal Pahlawan Bangsaku
untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Discovery Learning Model Penelitian
Research and Development RD
Yang perlu diteliti Pengembangan Prototipe Perangkat
Pembelajaran Kurikulum 2013 pada Kelas V dengan Tema “Kerukunan
dalam Bermasyarakat” Sartika 2012
Keefektifan Penggunaan Metode
Discovery dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas IV SD di SD
Negeru Sidorejo Lor 04 Salatiga Semester
II Tahun Pembelajaran
20112012 Ananti 2014
Pengembangan Alat Peraga Matematika
untuk Penjumlahan dan Pengurangan
Pecahan berbasis Metode Montessori
Kurikulum 2013