Wawancara Instrumen Pengumpulan Data

81

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai hasil penelitian dan pengembangan yang meliputi proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran dan kualitas prototipe perangkat pembelajaran dan penjelasan mengenai kedua hal tersebut. Beberapa hal tersebut dijelaskan secara runtut sebagai berikut.

A. Hasil Penelitian dan Pengembangan

1. Proses Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran

Proses penelitian dan pengembangan meliputi enam tahap sebagai berikut:

a. Potensi dan Masalah

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini adalah melakukan wawancara kepada 9 guru dari berbagai sekolah dasar yaitu SDN Depok 1, SDN Ngenthak Minggir Bantul, SDN Caturtunggal 6, SD Mutiara Persada, SDN Walitelon 2 Temanggung, SD Tumbuh dan SDK Pugeran. Wawancara dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi masalah-masalah serta fakta yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD serta pemberdayaan prototipe perangkat pembelajaran bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Wawancara ini digunakan untuk menyesuaikan 82 prototipe perangkat pembelajaran yang akan dibuat agar sesuai dengan kebutuhan lapangan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Wawancara analisis kebutuhan dilakukan pada tanggal satu hingga 3 November 2014. Berdasarkan wawancara dengan 10 pertanyaan yang dijawab oleh sembilan guru dari SD yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut : Pertama, pertanyaan mengenai pemahaman tentang kekhasan Kurikulum 2013 yang memuat 4 Komperensi Inti KI. Data hasil wawancara menunjukkan bahwa sembilan guru 100 sudah memahami kekhasan Kurikulum 2013. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana guru menjawab wawancara dengan menyebutkan 4 kompetensi inti yang terdiri dari sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Kedua, pertanyaan mengenai pentingnya merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengandung 5M mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil wawancara sebanyak dua guru 22 memahami pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran yang mengandung 5M karena menurut mereka dengan pembelajaran 5M siswa dapat aktif dalam mengelola pengetahuan, namun terdapat 7 guru 78 yang kesulitan dalam memahami pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran. Ketiga, pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang mencakup 5M mengamati, 83 menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Hasil wawancara yang didapatkan adalah sebanyak 7 guru 78 mengalami kesulitan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M yang terdiri dari 4 guru 44 mengalami kesulitan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran dan 3 guru 33 kesulitan dalam mengatur waktu. Keempat, pertanyaan mengenai pengetahuan tentang pendekatan saintifik untuk mencapai tujuan pembelajaran Kurikulum 2013. Terdapat 8 guru 89 yang memahami pendekatan saintifik, secara garis besar mereka berkata bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dan dalam pembelajarannya terdapat tahap 5M, namun terdapat 1 guru 11 yang belum memahami pendekatan saintifik. Kelima, pertanyaan mengenai model pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tematik integratif berdasarkan Kurikulum 2013. Dari hasil wawancara 9 guru 100 sudah menerapkan pembelajaran tematik integratif berdasarkan Kurikulum 2013. Dalam penggunaannya satu guru menggunakan ke 3 model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 secara kompleks namun 8 guru tidak menggunakan ke 3 model pembelajaran dan hanya menggunakan dua atau hanya satu model pembelajaran. Keenam, pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi dalam menyediakan media pembelajaran. Hasil wawancara menyatakan 84 bahwa 9 guru 100 mengalami kesulitan dalam menyediakan media pembelajaran. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu guru dalam membuat media dan banyaknya kegiatan yang dijalankan oleh guru. Ketujuh, pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi dalam mengevaluasi kompetensi pengetahuan KI 3. Sebanyak 9 guru 100 mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kompetensi pengetahuan KI 3. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain waktu yang kurang dalam penyampaian materi pelajaran yang banyak, minimnya fasilitas serta media yang digunakan untuk sarana pembelajaran, kemampuan siswa yang berbeda antara satu dan lainnya, kemampuan guru dalam membuat soal yang dapat mengukur pengetahuan siswa dengan baik, dan masih terdapat guru yang kurang memahami rublik penilaian yang ada dalam buku pemerintah. Kedelapan, pertanyaan mengenai acuan yang diperlukan untuk menilai kompetensi spiritual KI 1. Dari hasil wawancara diketahui bahwa 9 guru 100 menggunakan acuan penilaian kompetensi spiritual KI 1 dari buku yang dibuat oleh pemerintah. Kesembilan, pertanyaan mengenai acuan yang diperlukan untuk menilai kompetensi sosial KI 2. Sebanyak 9 guru 100 menggunakan acuan penilaian kompetensi sosial KI 2 dari buku yang dibuat oleh pemerintah. 85 Kesepuluh, pertanyaan mengenai acuan yang diperlukan untuk menilai kompetensi keterampilan KI 4. Hasil wawancara menunjukkan 9 guru 100 menggunakan acuan penilaian keterampilan KI 4 dari buku yang dibuat oleh pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dirangkum bahwa guru mengalami kesulitan dalam beberapa hal. Guru mengalami kesulitan dalam membuat serta menggunakan rublik penilaian. Semua guru yang diwawancarai menggunakan rublik penilaian yang terdapat pada buku pemerintah, namun kurang memahami rublik tersebut. Selain itu guru juga mengalami kesulitan dalam membuat media karena terbatasnya waktu dan banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh guru. Dalam merumuskan kegiatan yang mencakup 5M terdapat tujuh guru yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut dalam mengaitkan mata pelajaran dan mengatur pemenggalan waktu dalam proses pembelajaran.

b. Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemahaman guru sudah cukup untuk melaksanakan pembelajaran sesuai Kurikulum 2013. Apabila terdapat kesulitan sebagian besar terkait dengan prototipe perangkat pembelajaran, penilaian, peraga dan media pembelajaran. Guru telah mampu melaksanakan pembelajaran menggunakan