Respon  siswa  terhadap  proses  pembelajaran  kali  ini  lebih  baik  dari  siklus sebelumnya.
Suasana pembelajaran yang dibuat menarik dan berbeda dengan keseharian siswa  seperti  ini  membuat  siswa  nampak  lebih  antusias  sehingga  perolehan
rata-rata  minat  belajar  siklus  II  meningkat  menjadi  88,2  dengan  kategori  tinggi. Siklus  kedua  ini  juga  berhasil  memenuhi  target  akhir  siklus  II  yakni  85.
Keberhasilan tersebut tidak  lepas dari pemecahan kendala  yang peneliti temukan pada siklus I serta perbaikan yang dilakukan meliputi bahan ajar dalam dongeng,
media  yang  lebih  komunikatif,  tempat  dalam  mendongeng  serta  penguasaan teknik  mendongeng  yang  lebih  di  pelajari  oleh  peneliti.  Peneliti  juga
menggunakan  media  yang  bervariasi  sehingga  siswa  tidak  bosan  dan  tidak menduga  hal  baru  yang  akan  digunakan  sehingga  unsur  surprise  membuat  siswa
merasa senang pada setiap pertemuan. Selain  itu refleksi  yang peneliti  buat pada akhir siklus I untuk memperbaiki proses mendongeng agar dapat berjalan dengan
baik  dan  berdasarkan  data  yang  telah  dijelaskan  maka  metode  mendongeng dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas II pada mata pelajaran PKn
.
Tabel 4.11 Rangkuman Minat Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan Observasi dan Kuesioner
No. Sebelum tindakan
Sesudah tindakan Kondisi awal
Siklus I Siklus I
Rata-rata minat
Ket. Rata-rata
minat Ket.
Rata-rata minat
Ket.
1 35
Rendah
70
Tinggi
57,5
Cukup
2 57,5
Cukup
70
Tinggi
77,5
Tinggi
3 45
Rendah
50
Cukup
80
Tinggi
4 52,5
Rendah
62,5
Cukup
87,5
Tinggi
5 45
Rendah
97,5
Tinggi
97,5
Tinggi
6 50
Rendah
75
Tinggi
90
Tinggi
7 60
Cukup
82,5
Tinggi
97,5
Tinggi
8 45
Rendah
77,5
Tinggi
82,5
Tinggi
9 67,5
Tinggi
92,5
Tinggi
97,5
Tinggi
10 60
Cukup
77,5
Tinggi
92,5
Tinggi
11 62,5
Cukup
85
Tinggi
95
Tinggi
12 57,5
Cukup
67,5
Tinggi
95
Tinggi
13 67,5
Tinggi
75
Tinggi
82,5
Tinggi
14 50
Rendah
72,5
Tinggi
82,5
Tinggi
15 65
Cukup
72,5
Tinggi
77,5
Tinggi
16 72,5
Tinggi
85
Tinggi
97,5
Tinggi
17 45
Rendah
80
Tinggi
97,5
Tinggi
18 55
Rendah
72,5
Tinggi
75
Tinggi
19 52,5
Rendah
67,5
Tinggi
92,5
Tinggi
20 60
Cukup
95
Tinggi
97,5
Tinggi
21 65
Cukup
92,5
Tinggi
92,5
Tinggi
22 55
Rendah
95
Tinggi
95
Tinggi
23 45
Rendah
90
Tinggi
80
Tinggi
24 60
Cukup
80
Tinggi
85
Tinggi
25 45
Rendah
90
Tinggi
95
Tinggi
26 55
Rendah
92,5
Tinggi
97,5
Tinggi
27 55
Rendah
87,5
Tinggi
85
Tinggi
28 50
Rendah
75
Tinggi
87,5
Tinggi
29 55
Rendah
72,5
Tinggi
87,5
Tinggi
Total 1590
2302,5 2557,5
Rata- rata
kelas
54,8 Rendah
79,4 Tinggi
88,2 Tinggi
Tabel 4.12 Rangkuman Klasifikasi Capaian Minat Belajar Siswa
Klasifikasi Jumlah
Tinggi Cukup
Rendah Kondisi Awal
3 siswa 9 siswa
17 siswa 29 siswa
Siklus I 27 siswa
2 siswa -
29 siswa
Siklus II 28 siswa
1 siswa -
29 siswa
Berdasarkan  data  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  pada  kondisi  awal  bahwa  17 siswa pada klasifikasi rendah, 9 siswa pada kalsifikasi cukup dan sisanya 3 siswa
pada  klasifikasi  tinggi  dalam  capaian  minat  belajar.  Setelah  pelaksanaan  siklus  I diketahui bahwa 27 siswa termasuk klasifikasi tinggi sedangkan klasifikasi cukup
hanya  2  siswa,  dan  tidak  ada  siswa  dengan  minat  belajar  rendah.  Pada  siklus  II dengan  metode  mendongeng  semakin  menambah  jumlah  siswa  yang  masuk  ke
dalam klasifikasi tinggi yakni 28 siswa dan 1 siswa berada pada klasifikasi cukup.
4.2.2 Prestasi belajar
Peneliti  juga  menggunakan  metode  mendongeng  untuk  meningkatkan prestasi  belajar  siswa  pada  mata  pelajaran  PKn  dari  kondisi  sebelumnya.  Proses
pembelajaran  dengan  metode  mendongeng  berjalan  sesuai  rencana  yang  telah dibuat, pada kegiatan apersepsi peneliti  mengajak siswa untuk bernyanyi  sebagai
pengantar  menuju  metode  yang  akan  digunakan  sebelum  pada  akhirnya  peneliti mulai  mendongeng.  Proses  pembelajaran  berjalan  dengan  penuh  semangat  dari
siswa,  di  mana  siswa  terlihat  senang,  tidak  terbebani  dengan  materi  yang diberikan,  antusias  dalam  menjawab  pertanyaan  serta  tidak  mengeluh  atas
tugas-tugas dalam LKS yang diberikan kepada mereka. Hasil dari prestasi  belajar kondisi awal didapat dari data tahun sebelumnya
yakni  nilai  ulangan.  Nilai  rata-rata  prestasi  belajar  tersebut  adalah  74,9  dengan jumlah siswa tuntas belajar atau mencapai  KKM sebanyak 16 siswa dari 30 total
siswa atau 53,33 sedangkan 14 siswa lainnya atau 46,67 belum tuntas belajar. Pada  siklus  I,  peneliti  menggunakan  metode  mendongeng  untuk  menyampaikan
pesan  berupa  materi  pelajaran  yang  diatur  dan  disampaikan  dalam  alur  cerita dongeng.  Dalam  proses  pembelajaran  siswa  mampu  mengikuti  pelajaran  dengan
baik,    media  yang  digunakan  juga  belum  pernah  ada  di  kelas  ini,  sehingga  bagi siswa  benar-benar  sesuatu  yang  baru  pertama  dilakukan  di  kelas  mereka.  Untuk
mendapatkan  data  penelitian  maka  peneliti  membagikan  soal  evaluasi  yang diberikan pada akhir siklus I, dengan rata-rata prestasi belajar siswa yang didapat
yakni  sebesar  75,9  dengan  jumlah  siswa  tuntas  sebanyak  20  siswa  atau  68,97 sedangkan 9 siswa atau 31,03 masih berada di bawah KKM.
Belajar  dari  kendala  yang  dihadapi  pada  siklus  I,  maka  peneliti menggunakan  beberapa  strategi  baru  untuk  meningkatkan  kualitas  pembelajaran,
seperti  dengan  berfokus  pada  masing-masing  individu  saat  mendongeng  agar mereka  merasa  terlibat  dan  aktif,  mengatur  ruangan  atau  lokasi  penelitian
sehingga  siswa  tidak  bosan,  menggunakan  alat  peraga  yang  lebih  baik,  serta memberikan contoh materi dalam bentuk kegiatan atau perilaku nyata yang ada di
sekitar  siswa  ke  dalam  dongeng  yang  disampaikan,  sehingga  melalui contoh-contoh  dan  konsep  yang  ada  siswa  akan  lebih  mengeksplor  pemahaman
mereka  sendiri.  Pada  saat  mendongeng  peneliti  juga  memberikan  banyak kesempatan bagi siswa untuk bertanya sehingga tidak perlu menunggu akhir cerita
untuk  bertanya  namun  tetap  dengan  peraturan  yang  baik.  Segala  usaha  yang dilakukan  menunjukkan  hasil  yang  baik  dengan  data  prestasi  belajar  yang
diperoleh pada siklus II yakni sebesar 81,5 dengan jumlah siswa tuntas 23 dari 29 siswa atau 79,31 dan siswa belum tuntas hanya menjadi 6 siswa atau 20,69.
Pada siklus II ini  masih terdapat  6 anak  yang  belum tuntas belajar, peneliti kemudian mengamati kondisi anak tersebut dan melakukan beberapa tanya jawab
ringan  sebagai  refleksi  peneliti,  setelah  mengamati  beberapa  anak  tersebut diketahui  bahwa  3  anak  memang  cenderung  kurang  cepat  menangkap  materi
dalam  mengikuti  pelajaran  yang  selalu  diberikan  baik  dari  guru  kelas  sendiri maupun peneliti,    1  anak  lainnya antusias dengan  metode namun terlalu  banyak
bercanda sehingga kehilangan fokus belajar dan menurun dari siklus sebelumnya, sedangkan  2  anak  lain  memang  tidak  fokus  dengan  soal  yang  diberikan  terbukti
dengan lembar jawaban yang tidak diisi dalam pengerjaannya, walaupun demikian penelitian  siklus  II  telah  mencapai  target  akhir  penelitian  yakni  80  pada  nilai
rata-rata  kelas  dan  sudah  mencapai  target  akhir  yakni  75  ketuntasan,  dan berdasarkan  data  tersebut
metode  mendongeng  dapat  meningkatkan  prestasi belajar siswa kelas II pada mata pelajaran PKn.
Berikut merupakan rangkuman dari data prestasi belajar siswa:
Tabel 4.13 Rangkuman Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No Sebelum
tindakan Sesudah tindakan
Kondisi awal Siklus I
Siklus II Nilai
Ketuntasan Nilai
Ketuntasan
1
55
Tidak tuntas
30
Tidak tuntas
2
40
Tidak tuntas
50
Tidak tuntas
3
70
Tidak tuntas
80
Tuntas
4
75
Tuntas
90
Tuntas
5
95
Tuntas
95
Tuntas
6
85
Tuntas
100
Tuntas
7
90
Tuntas
100
Tuntas
8
70
Tidak tuntas
80
Tuntas
9
85
Tuntas
100
Tuntas
10
90
Tuntas
90
Tuntas
11
65
Tidak tuntas
80
Tuntas
12
80
Tuntas
85
Tuntas
13
80
Tuntas
60
Tidak tuntas
14
75
Tidak tuntas
30
Tidak tuntas
15
55
Tidak tuntas
85
Tuntas
16
80
Tuntas
90
Tuntas
17
75
Tuntas
100
Tuntas
18
80
Tuntas
80
Tuntas
19
80
Tuntas
55
Tidak tuntas
20
75
Tuntas
80
Tuntas
21
70
Tuntas
95
Tuntas
22
85
Tuntas
85
Tuntas
23
60
Tidak tuntas
65
Tidak tuntas
24
75
Tidak tuntas
90
Tuntas
25
80
Tuntas
95
Tuntas
26
90
Tuntas
80
Tuntas
27
80
Tuntas
95
Tuntas
28
85
Tuntas
100
Tuntas
29
75
Tuntas
100
Tuntas
Total
2200 2365
Rata-rata kelas
74,9 75,9
81,5
tuntas
16 siswa 20 siswa
23 siswa
tidak tuntas
14 siswa 9 siswa
6 siswa
Persentase pencapaian
KKM 75
53,33 68,97
79,31
Tabel 4.14 Capaian Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Minat Prestasi
Minat Prestasi
Minat Prestasi
1
40
-
70
55
57,5
30
2
60
-
70
40
77,5
50
3
45
-
50
70
80
80
4
52,5
-
62,5
75
87,5
90
5
72,5
-
97,5
95
97,5
95
6
57,5
-
75
85
90
100
7
75
-
82,5
90
97,5
100
8
47,5
-
77,5
70
82,5
80
9
85
-
92,5
85
97,5
100
10
60
-
77,5
90
92,5
90
11
75
-
85
65
95
80
12
57,5
-
67,5
80
95
85
13
67,5
-
75
80
82,5
60
14
57,5
-
72,5
75
82,5
30
15
65
-
72,5
55
77,5
85
16
77,5
-
85
80
97,5
90
17
67,5
-
80
75
97,5
100
18
60
-
72,5
80
75
80
19
62,5
-
67,5
80
92,5
55
20
65
-
95
75
97,5
80
21
75
-
92,5
70
92,5
95
22
65
-
95
85
95
85
23
55
-
90
60
80
65
24
65
-
80
75
85
90
25
50
-
90
80
95
95
26
60
-
92,5
90
97,5
80
27
70
-
87,5
80
85
95
28
70
-
75
85
87,5
100
29
57,5
-
72,5
75
87,5
100
rerata kelas
62,7 74,9
79,4
75,9 88,2
81,5
Tabel di atas menunjukkan bahwa peningkatan minat belajar juga diimbangi dengan  peningkatan  yang  terjadi  pada  prestasi  belajar  siswa,  sehingga  metode
mendongeng  dapat  dijadikan  metode  yang  efektif  untuk  meningkatkan  minat belajar sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran PKn.
Pada  penelitian  ini,  diketahui  bahwa  indikator  keberhasilan  telah  disusun oleh  peneliti  sebelumnya  dan  berikut  rangkuman  hasil  capaian  minat  belajar  dan
prestasi  belajar  siswa  mulai  dari  kondisi  awal  hingga  akhir  siklus  I  dan  akhir siklus II:
Tabel 4.15 Keberhasilan Penelitian
Peubah Indikator
Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian
Target Capaian
Minat belajar
siswa Nilai
rata-rata minat
54,8 80
79,4 85
88,2
Prestasi belajar
siswa Nilai
rata-rata kelas
74,9 75
75,9 80
81,5 Persentase
jumlah siswa yang
mencapai KKM
53,33 70
68,97 75
79,31
Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  target  penelitian  baik  pada variabel minat belajar siswa maupun prestasi belajar siswa sudah memenuhi target
akhir dari penelitian sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
Gambar 4.1 Diagram Capaian Minat Belajar
Gambar 4.2 Diagram Capaian Prestasi Belajar
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian  yang  dilakukan  di  kelas  II  SD  Pangudi  Luhur  Sedayu  memiliki keterbatasan antara lain:
1.  Pelaksanaan  penelitian  dengan  jadwal  yang  terlalu  dekat  antara  satu pertemuan  dengan  pertemuan  lain  membuat  persiapan  begitu  mendesak
dalam menyiapkan ruangan serta perangkat pembelajaran. 2.  Jumlah  siswa  yang  mencapai  29  siswa  membuat  peneliti  sempat  susah
mengatur siswa dan suasana  belajar  membutuhkan ekstra perhatian, karena jumlah siswa ideal dalam satu kelas tidak lebih dari 20 siswa.
3.  Penggunaan  metode  mendongeng  yang  baru  pertama  kalinya  dilakukan  di SD  Pangudi  Luhur  terutama  di  kelas  II,  membuat  siswa  belum  begitu
mengenal  metode  ini  dan  hasil  pencapaian  tidak  bisa  jauh  melebihi  target, namun hanya terpaut beberapa angka di atas target, akan tetapi peneliti tetap
puas dengan target yang
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  terhadap  siswa  kelas  II  SD Pangudi  Luhur  Sedayu  pada  mata  pelajaran  PKn  dengan  menggunakan  metode
mendongeng dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.  Upaya  peningkatan  minat  belajar  dan  prestasi  belajar  siswa  pada  mata
pelajaran  PKn  kelas  II  SD  Pangudi  Luhur  Sedayu  semester  genap  tahun pelajaran
20122013 dilaksanakan
dengan menggunakan
metode mendongeng  dengan  langkah-langkah  yaitu:  1  Pemilihan  cerita  yang
sesuai  dengan  materi  pelajaran,  2  Mengkondisikan  siswa  di  kelas,  3 Menunjukkan  media  yang  akan  digunakan  pada  siswa,  4  Guru
mendongeng  menggunakan  media  dengan  melibatkan  siswa,  5  Guru mengajukan pertanyaan tentang tokoh dan amanat dalam dongeng, 6 Guru
mengkaitkan dongeng dengan materi pelajaran melalui tanya jawab. 2.    Penggunaan  metode  mendongeng  dapat  meningkatkan  minat  belajar  PKn
pada  siswa  kelas  II  SD  Pangudi  Luhur  Sedayu  semester  genap  tahun pelajaran  20122013  dalam  materi  mengenal  nilai-nilai  kehidupan.  Pada
kondisi  awal  minat  belajar  siswa  adalah  54,8.  Pada  siklus  I  meningkat menjadi 79,4 pada siklus I dan pada meningkat menjadi 88,2.
3.  Penggunaan metode mendongeng dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada  siswa  kelas  II  SD  Pangudi  Luhur  Sedayu  semester  genap  tahun
pelajaran  20122013  dalam  materi  mengenal  nilai-nilai  kehidupan.  Pada kondisi  awal  rata-rata  prestasi  belajar  adalah  74,9  dengan  ketuntasan
53,33.  Pada  siklus  I  rata-rata  prestasi  belajar  meningkat  menjadi  75,9 dengan  ketuntasan  68,97    dan  pada  siklus  II  rata-rata  prestasi  belajar
meningkat menjadi 81,5 dengan ketuntasan 79,31.
5.2 Saran
1. Bagi guru kelas
Metode mendongeng sangat baik digunakan untuk menjadi pilihan mengajar di  sekolah  dasar,  terutama  di  kelas  bawah.  Metode  mendongeng  juga
terbukti mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, di samping banyaknya interaksi baik yang terjalin antara guru dan siswa, penyampaian
materi  akan  terasa  lebih  menyenangkan  dan  berbeda  sehingga  membuat siswa  menjadi  senang,  tertarik  dan  mudah  mengingat  sebuah  pesan  yang
terkandung  dalam  dongeng.  Guru  hendaknya  juga  menambah  penggunaan metode mendongeng tidak hanya dalam satu mata pelajaran tetapi juga pada
mata pelajaran lainnya. 2.
Bagi sekolah Sekolah  hendaknya  memberikan  fasilitas  bagi  guru  kelas  untuk
menyediakan beberapa  media dalam pembelajaran, sehingga usaha sekolah akan  sejalan  dengan  usaha  guru  untuk  menciptakan  nuasansa  baru  dalam
mengajar. Penggunaan metode mendongeng juga akan terbantu apabila dari pihak  sekolah  juga  memberikan  perijinan  untuk  melakukan  kegiatan