Pembahasan .1 Minat belajar METODE PENELITIAN

Respon siswa terhadap proses pembelajaran kali ini lebih baik dari siklus sebelumnya. Suasana pembelajaran yang dibuat menarik dan berbeda dengan keseharian siswa seperti ini membuat siswa nampak lebih antusias sehingga perolehan rata-rata minat belajar siklus II meningkat menjadi 88,2 dengan kategori tinggi. Siklus kedua ini juga berhasil memenuhi target akhir siklus II yakni 85. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari pemecahan kendala yang peneliti temukan pada siklus I serta perbaikan yang dilakukan meliputi bahan ajar dalam dongeng, media yang lebih komunikatif, tempat dalam mendongeng serta penguasaan teknik mendongeng yang lebih di pelajari oleh peneliti. Peneliti juga menggunakan media yang bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan tidak menduga hal baru yang akan digunakan sehingga unsur surprise membuat siswa merasa senang pada setiap pertemuan. Selain itu refleksi yang peneliti buat pada akhir siklus I untuk memperbaiki proses mendongeng agar dapat berjalan dengan baik dan berdasarkan data yang telah dijelaskan maka metode mendongeng dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas II pada mata pelajaran PKn . Tabel 4.11 Rangkuman Minat Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan Observasi dan Kuesioner No. Sebelum tindakan Sesudah tindakan Kondisi awal Siklus I Siklus I Rata-rata minat Ket. Rata-rata minat Ket. Rata-rata minat Ket. 1 35 Rendah 70 Tinggi 57,5 Cukup 2 57,5 Cukup 70 Tinggi 77,5 Tinggi 3 45 Rendah 50 Cukup 80 Tinggi 4 52,5 Rendah 62,5 Cukup 87,5 Tinggi 5 45 Rendah 97,5 Tinggi 97,5 Tinggi 6 50 Rendah 75 Tinggi 90 Tinggi 7 60 Cukup 82,5 Tinggi 97,5 Tinggi 8 45 Rendah 77,5 Tinggi 82,5 Tinggi 9 67,5 Tinggi 92,5 Tinggi 97,5 Tinggi 10 60 Cukup 77,5 Tinggi 92,5 Tinggi 11 62,5 Cukup 85 Tinggi 95 Tinggi 12 57,5 Cukup 67,5 Tinggi 95 Tinggi 13 67,5 Tinggi 75 Tinggi 82,5 Tinggi 14 50 Rendah 72,5 Tinggi 82,5 Tinggi 15 65 Cukup 72,5 Tinggi 77,5 Tinggi 16 72,5 Tinggi 85 Tinggi 97,5 Tinggi 17 45 Rendah 80 Tinggi 97,5 Tinggi 18 55 Rendah 72,5 Tinggi 75 Tinggi 19 52,5 Rendah 67,5 Tinggi 92,5 Tinggi 20 60 Cukup 95 Tinggi 97,5 Tinggi 21 65 Cukup 92,5 Tinggi 92,5 Tinggi 22 55 Rendah 95 Tinggi 95 Tinggi 23 45 Rendah 90 Tinggi 80 Tinggi 24 60 Cukup 80 Tinggi 85 Tinggi 25 45 Rendah 90 Tinggi 95 Tinggi 26 55 Rendah 92,5 Tinggi 97,5 Tinggi 27 55 Rendah 87,5 Tinggi 85 Tinggi 28 50 Rendah 75 Tinggi 87,5 Tinggi 29 55 Rendah 72,5 Tinggi 87,5 Tinggi Total 1590 2302,5 2557,5 Rata- rata kelas 54,8 Rendah 79,4 Tinggi 88,2 Tinggi Tabel 4.12 Rangkuman Klasifikasi Capaian Minat Belajar Siswa Klasifikasi Jumlah Tinggi Cukup Rendah Kondisi Awal 3 siswa 9 siswa 17 siswa 29 siswa Siklus I 27 siswa 2 siswa - 29 siswa Siklus II 28 siswa 1 siswa - 29 siswa Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pada kondisi awal bahwa 17 siswa pada klasifikasi rendah, 9 siswa pada kalsifikasi cukup dan sisanya 3 siswa pada klasifikasi tinggi dalam capaian minat belajar. Setelah pelaksanaan siklus I diketahui bahwa 27 siswa termasuk klasifikasi tinggi sedangkan klasifikasi cukup hanya 2 siswa, dan tidak ada siswa dengan minat belajar rendah. Pada siklus II dengan metode mendongeng semakin menambah jumlah siswa yang masuk ke dalam klasifikasi tinggi yakni 28 siswa dan 1 siswa berada pada klasifikasi cukup.

4.2.2 Prestasi belajar

Peneliti juga menggunakan metode mendongeng untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn dari kondisi sebelumnya. Proses pembelajaran dengan metode mendongeng berjalan sesuai rencana yang telah dibuat, pada kegiatan apersepsi peneliti mengajak siswa untuk bernyanyi sebagai pengantar menuju metode yang akan digunakan sebelum pada akhirnya peneliti mulai mendongeng. Proses pembelajaran berjalan dengan penuh semangat dari siswa, di mana siswa terlihat senang, tidak terbebani dengan materi yang diberikan, antusias dalam menjawab pertanyaan serta tidak mengeluh atas tugas-tugas dalam LKS yang diberikan kepada mereka. Hasil dari prestasi belajar kondisi awal didapat dari data tahun sebelumnya yakni nilai ulangan. Nilai rata-rata prestasi belajar tersebut adalah 74,9 dengan jumlah siswa tuntas belajar atau mencapai KKM sebanyak 16 siswa dari 30 total siswa atau 53,33 sedangkan 14 siswa lainnya atau 46,67 belum tuntas belajar. Pada siklus I, peneliti menggunakan metode mendongeng untuk menyampaikan pesan berupa materi pelajaran yang diatur dan disampaikan dalam alur cerita dongeng. Dalam proses pembelajaran siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik, media yang digunakan juga belum pernah ada di kelas ini, sehingga bagi siswa benar-benar sesuatu yang baru pertama dilakukan di kelas mereka. Untuk mendapatkan data penelitian maka peneliti membagikan soal evaluasi yang diberikan pada akhir siklus I, dengan rata-rata prestasi belajar siswa yang didapat yakni sebesar 75,9 dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 20 siswa atau 68,97 sedangkan 9 siswa atau 31,03 masih berada di bawah KKM. Belajar dari kendala yang dihadapi pada siklus I, maka peneliti menggunakan beberapa strategi baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti dengan berfokus pada masing-masing individu saat mendongeng agar mereka merasa terlibat dan aktif, mengatur ruangan atau lokasi penelitian sehingga siswa tidak bosan, menggunakan alat peraga yang lebih baik, serta memberikan contoh materi dalam bentuk kegiatan atau perilaku nyata yang ada di sekitar siswa ke dalam dongeng yang disampaikan, sehingga melalui contoh-contoh dan konsep yang ada siswa akan lebih mengeksplor pemahaman mereka sendiri. Pada saat mendongeng peneliti juga memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk bertanya sehingga tidak perlu menunggu akhir cerita untuk bertanya namun tetap dengan peraturan yang baik. Segala usaha yang dilakukan menunjukkan hasil yang baik dengan data prestasi belajar yang diperoleh pada siklus II yakni sebesar 81,5 dengan jumlah siswa tuntas 23 dari 29 siswa atau 79,31 dan siswa belum tuntas hanya menjadi 6 siswa atau 20,69. Pada siklus II ini masih terdapat 6 anak yang belum tuntas belajar, peneliti kemudian mengamati kondisi anak tersebut dan melakukan beberapa tanya jawab ringan sebagai refleksi peneliti, setelah mengamati beberapa anak tersebut diketahui bahwa 3 anak memang cenderung kurang cepat menangkap materi dalam mengikuti pelajaran yang selalu diberikan baik dari guru kelas sendiri maupun peneliti, 1 anak lainnya antusias dengan metode namun terlalu banyak bercanda sehingga kehilangan fokus belajar dan menurun dari siklus sebelumnya, sedangkan 2 anak lain memang tidak fokus dengan soal yang diberikan terbukti dengan lembar jawaban yang tidak diisi dalam pengerjaannya, walaupun demikian penelitian siklus II telah mencapai target akhir penelitian yakni 80 pada nilai rata-rata kelas dan sudah mencapai target akhir yakni 75 ketuntasan, dan berdasarkan data tersebut metode mendongeng dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II pada mata pelajaran PKn. Berikut merupakan rangkuman dari data prestasi belajar siswa: Tabel 4.13 Rangkuman Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Sebelum tindakan Sesudah tindakan Kondisi awal Siklus I Siklus II Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan 1 55 Tidak tuntas 30 Tidak tuntas 2 40 Tidak tuntas 50 Tidak tuntas 3 70 Tidak tuntas 80 Tuntas 4 75 Tuntas 90 Tuntas 5 95 Tuntas 95 Tuntas 6 85 Tuntas 100 Tuntas 7 90 Tuntas 100 Tuntas 8 70 Tidak tuntas 80 Tuntas 9 85 Tuntas 100 Tuntas 10 90 Tuntas 90 Tuntas 11 65 Tidak tuntas 80 Tuntas 12 80 Tuntas 85 Tuntas 13 80 Tuntas 60 Tidak tuntas 14 75 Tidak tuntas 30 Tidak tuntas 15 55 Tidak tuntas 85 Tuntas 16 80 Tuntas 90 Tuntas 17 75 Tuntas 100 Tuntas 18 80 Tuntas 80 Tuntas 19 80 Tuntas 55 Tidak tuntas 20 75 Tuntas 80 Tuntas 21 70 Tuntas 95 Tuntas 22 85 Tuntas 85 Tuntas 23 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas 24 75 Tidak tuntas 90 Tuntas 25 80 Tuntas 95 Tuntas 26 90 Tuntas 80 Tuntas 27 80 Tuntas 95 Tuntas 28 85 Tuntas 100 Tuntas 29 75 Tuntas 100 Tuntas Total 2200 2365 Rata-rata kelas 74,9 75,9 81,5 tuntas 16 siswa 20 siswa 23 siswa tidak tuntas 14 siswa 9 siswa 6 siswa Persentase pencapaian KKM 75 53,33 68,97 79,31 Tabel 4.14 Capaian Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Kondisi Awal Siklus I Siklus II Minat Prestasi Minat Prestasi Minat Prestasi 1 40 - 70 55 57,5 30 2 60 - 70 40 77,5 50 3 45 - 50 70 80 80 4 52,5 - 62,5 75 87,5 90 5 72,5 - 97,5 95 97,5 95 6 57,5 - 75 85 90 100 7 75 - 82,5 90 97,5 100 8 47,5 - 77,5 70 82,5 80 9 85 - 92,5 85 97,5 100 10 60 - 77,5 90 92,5 90 11 75 - 85 65 95 80 12 57,5 - 67,5 80 95 85 13 67,5 - 75 80 82,5 60 14 57,5 - 72,5 75 82,5 30 15 65 - 72,5 55 77,5 85 16 77,5 - 85 80 97,5 90 17 67,5 - 80 75 97,5 100 18 60 - 72,5 80 75 80 19 62,5 - 67,5 80 92,5 55 20 65 - 95 75 97,5 80 21 75 - 92,5 70 92,5 95 22 65 - 95 85 95 85 23 55 - 90 60 80 65 24 65 - 80 75 85 90 25 50 - 90 80 95 95 26 60 - 92,5 90 97,5 80 27 70 - 87,5 80 85 95 28 70 - 75 85 87,5 100 29 57,5 - 72,5 75 87,5 100 rerata kelas 62,7 74,9 79,4 75,9 88,2 81,5 Tabel di atas menunjukkan bahwa peningkatan minat belajar juga diimbangi dengan peningkatan yang terjadi pada prestasi belajar siswa, sehingga metode mendongeng dapat dijadikan metode yang efektif untuk meningkatkan minat belajar sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran PKn. Pada penelitian ini, diketahui bahwa indikator keberhasilan telah disusun oleh peneliti sebelumnya dan berikut rangkuman hasil capaian minat belajar dan prestasi belajar siswa mulai dari kondisi awal hingga akhir siklus I dan akhir siklus II: Tabel 4.15 Keberhasilan Penelitian Peubah Indikator Kondisi awal Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian Minat belajar siswa Nilai rata-rata minat 54,8 80 79,4 85 88,2 Prestasi belajar siswa Nilai rata-rata kelas 74,9 75 75,9 80 81,5 Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 53,33 70 68,97 75 79,31 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa target penelitian baik pada variabel minat belajar siswa maupun prestasi belajar siswa sudah memenuhi target akhir dari penelitian sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil. Gambar 4.1 Diagram Capaian Minat Belajar Gambar 4.2 Diagram Capaian Prestasi Belajar

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu memiliki keterbatasan antara lain: 1. Pelaksanaan penelitian dengan jadwal yang terlalu dekat antara satu pertemuan dengan pertemuan lain membuat persiapan begitu mendesak dalam menyiapkan ruangan serta perangkat pembelajaran. 2. Jumlah siswa yang mencapai 29 siswa membuat peneliti sempat susah mengatur siswa dan suasana belajar membutuhkan ekstra perhatian, karena jumlah siswa ideal dalam satu kelas tidak lebih dari 20 siswa. 3. Penggunaan metode mendongeng yang baru pertama kalinya dilakukan di SD Pangudi Luhur terutama di kelas II, membuat siswa belum begitu mengenal metode ini dan hasil pencapaian tidak bisa jauh melebihi target, namun hanya terpaut beberapa angka di atas target, akan tetapi peneliti tetap puas dengan target yang 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode mendongeng dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu semester genap tahun pelajaran 20122013 dilaksanakan dengan menggunakan metode mendongeng dengan langkah-langkah yaitu: 1 Pemilihan cerita yang sesuai dengan materi pelajaran, 2 Mengkondisikan siswa di kelas, 3 Menunjukkan media yang akan digunakan pada siswa, 4 Guru mendongeng menggunakan media dengan melibatkan siswa, 5 Guru mengajukan pertanyaan tentang tokoh dan amanat dalam dongeng, 6 Guru mengkaitkan dongeng dengan materi pelajaran melalui tanya jawab. 2. Penggunaan metode mendongeng dapat meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu semester genap tahun pelajaran 20122013 dalam materi mengenal nilai-nilai kehidupan. Pada kondisi awal minat belajar siswa adalah 54,8. Pada siklus I meningkat menjadi 79,4 pada siklus I dan pada meningkat menjadi 88,2. 3. Penggunaan metode mendongeng dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu semester genap tahun pelajaran 20122013 dalam materi mengenal nilai-nilai kehidupan. Pada kondisi awal rata-rata prestasi belajar adalah 74,9 dengan ketuntasan 53,33. Pada siklus I rata-rata prestasi belajar meningkat menjadi 75,9 dengan ketuntasan 68,97 dan pada siklus II rata-rata prestasi belajar meningkat menjadi 81,5 dengan ketuntasan 79,31.

5.2 Saran

1. Bagi guru kelas Metode mendongeng sangat baik digunakan untuk menjadi pilihan mengajar di sekolah dasar, terutama di kelas bawah. Metode mendongeng juga terbukti mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, di samping banyaknya interaksi baik yang terjalin antara guru dan siswa, penyampaian materi akan terasa lebih menyenangkan dan berbeda sehingga membuat siswa menjadi senang, tertarik dan mudah mengingat sebuah pesan yang terkandung dalam dongeng. Guru hendaknya juga menambah penggunaan metode mendongeng tidak hanya dalam satu mata pelajaran tetapi juga pada mata pelajaran lainnya. 2. Bagi sekolah Sekolah hendaknya memberikan fasilitas bagi guru kelas untuk menyediakan beberapa media dalam pembelajaran, sehingga usaha sekolah akan sejalan dengan usaha guru untuk menciptakan nuasansa baru dalam mengajar. Penggunaan metode mendongeng juga akan terbantu apabila dari pihak sekolah juga memberikan perijinan untuk melakukan kegiatan

Dokumen yang terkait

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI METODE QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKn KELAS IV SD Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKn Kelas IV SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Siswa Kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 144

Hubungan antara lingkungan belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi : studi kasus pada siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur ST. Louis IX Sedayu Yogyakarta.

0 1 202

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II.

0 2 343

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate.

0 3 201

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa : studi kasus siswa-siswi kelas II pada mata pelajaran ekonomi akuntansi SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 144

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II

0 2 341

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR MUNTILAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 147

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu melalui metode mendongeng - USD Repository

0 2 256