Kiat-Kiat Penting dalam Mendongeng

d. Hal yang Harus Diperhatikan Saat Mendongeng

Agus 2008:124-125 menuliskan bahwa ada 6 hal nonverbal yang hendaknya diperhatikan dalam mendongeng. Enam hal tersebut adalah: 1. Pola dan irama bicara. Pola dan irama bicara saat mendongeng haruslah benar-benar jelas sehingga bisa ditangkap dan dipahami anak dengan mudah. 2. Jarak dengan audience. Jangan berdiri terlalu dekat namun juga jangan menempatkan diri terlalu jauh dengan audience. 3. Gerak dan sikap tubuh Sebagai pedongeng gerak dan sikap tubuh nerupakan salah satu cara yang penting yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau menunjukkan emosi. 4. Kontak mata Saat anda mendongeng, aturlah dan usahakanlah agar pandangan mata anda terbagi rata, tidak melulu memandang satu sudut yang kita suka. 5. Suara saat bicara Saat mendongeng anda, harus benar-benar konsisten dalam memperdengarkan suara-suara lembut dan merdu, atau suara-suara aneh yang jarang dan belum pernah didengar anak. 6. Penampilan Sebagai pendongeng sebaiknya tampil wajar atau bernampilan secara wajar, apabila menggunakan kostum hendaknya yang sesuai dengan tema dongeng yang dibawakan. Selain hal di atas, dalam mendongeng, Bimo 2011:40 mengutarakan bahwa: Secara garis besar unsur-unsur penyajian cerita yang harus dikombinasikan secara proposional adalah 1 narasi; 2 dialog; 3 ekspresi terutama mimik muka; 4 visualisasi gerakperagamanakting; 5 ilustrasi suara, baik suara lazim maupun suara tidak lazim; 6 mediaalat peraga; 7 teknis ilustrasi lainnya misalnya lagu, permainan, musik, dan sebagainya. Berdasarkan hal-hal di atas, maka dalam mendongeng unsur-unsur di atas harus diperhatikan agar pelaksanaan mendongeng dapat berjalan dengan lancar.

e. Perlengkapan Mendongeng

Dalam mendongeng, tentunya memerlukan perlengkapan sebagai alat bantu dalam menyampaikan dongeng, adapun alat peraga atau media akan sangat membantu penyampaian dongeng. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi Sadiman,1984:7. Notoatmojo 1993:73 menjelaskan bahwa tujuan penggunaan alat peraga yaitu : 1. Sebagai alat bantu dalam latihan atau pendidikan 2. Untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah. 3. Untuk mengingatkan sesuatu pesan atau informasi. 4. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, dan tindakan. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Cakra, 2012:73 bahwa alat peraga adalah wahana atau media untuk menerangkan atau mempraktikkan pada anak didik. Anak akan cepat menangkap apabila dongeng diperagakan secara langsung dengan alat peraga tersebut. Sebagaimana yang diungkap di atas maka peran media dalam mendongeng juga akan menambah daya tarik tersendiri bagi siswa. Berdasarkan tujuan di atas, maka alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami isi cerita yang didongengkan karena tujuan alat peraga sebagai alat bantu dan untuk menjelaskan dan mengingat isi cerita. Di dalam mendongeng ada beberapa pilihan alat peraga seperti yang ditulis Bimo 2011:66-69, alat peraga tersebut diantaranya dengan membacakan cerita, peraga gambar, papan flanel dan boneka. Penggunaan alat peraga tentunya dimaksudkan agar mempermudah siswa untuk menangkap isi cerita, selain itu alat peraga yang lucu dan menarik tentunya membuat siswa semakin betah untuk memperhatikan dongeng yang dibawakan. Berikut beberapa alat peraga yang digunakan peneliti dalam pelaksanaan mendongeng: 1. Boneka Tangan Boneka flanel terbuat dari kain flanel yang dijahit atau direkatkan dengan lem, penggunaan boneka tangan cukup mudah hanya dengan memasukkan tangan pendongeng ke dalam sarung boneka. Boneka seperti ini juga bisa diganti dengan menggunakan bahan kain perca atau kain bekas yang dijahit dengan pola serupa dengan boneka flanel.

Dokumen yang terkait

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI METODE QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKn KELAS IV SD Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKn Kelas IV SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Siswa Kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 144

Hubungan antara lingkungan belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi : studi kasus pada siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur ST. Louis IX Sedayu Yogyakarta.

0 1 202

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II.

0 2 343

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate.

0 3 201

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa : studi kasus siswa-siswi kelas II pada mata pelajaran ekonomi akuntansi SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 144

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II

0 2 341

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR MUNTILAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 147

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu melalui metode mendongeng - USD Repository

0 2 256