Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Model pembelajaran ERICA Effective Reading in The Content Areas merupakan variabel bebas X pada penelitian ini karena model ini akan digunakan untuk perlakuan pada kelompok eksperimen. Sementara itu, kelompok kontrol dikenai perlakuan tanpa model pembelajaran ini, sehingga model pembelajaran ini dapat dikendalikan oleh peneliti untuk diukur tingkat keefektifannya. 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah tingkat pemahaman siswa terhadap teks eksplanasi setelah mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran ERICA. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa variabel terikat merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah memperoleh perlakuan.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dari variabel yang telah di atas, maka dapat ditarik definisi sebagai berikut. 1. Model pembelajaran ERICA Effective Reading in The Content Areas merupakan suatu model pembelajaran membaca bidang isi. Model pembelajaran ini diperkenalkan oleh Morris Dore dalam bukunya Leraning to Learn From Text: Effective Reading in The Content Areas. Model pembelajaran ini terdiri atas beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut, meliputi persiapan, berpikir, penggalian dan pengorganisasian informasi, serta menuliskan kembali informasi dalam teks menggunakan bahasa sendiri meringkas informasi yang tertuang dalam teks. 2. Membaca pemahaman teks eksplanasi merupakan kemampuan siswa dalam menangkap makna yang terkandung dalam teks eksplanasi, baik yang tersurat maupun tersirat untuk selanjutnya dinilai dan diapresiasi, sehingga diperoleh suatu pemahaman yang komprehensif.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah SMP eks-RSBI pelaksana Kurikulum 2013 se-Kabupaten Magelang. Di Kabupaten Magelang, terdapat dua SMP yang dahulu berstatus RSBI. Sementara itu, terdapat enam SMP Pelaksana Kurikulum 2013, dua di antaranya adalah SMP yang dahulu berstatus RSBI. Kedua sekolah tersebut, yakni SMPN 1 Muntilan dan SMPN 1 Salaman. Sebelum dihapuskannya sistem sekolah bertaraf internasional, kedua SMP ini merupakan sekolah RSBI Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Kedua sekolah ini memiliki kualitas yang homogen. SMPN 1 Muntilan memiliki enam kelas paralel untuk kelas VII, sedangkan SMPN 1 Salaman memiliki tujuh kelas paralel. Masing-masing kelas VII di SMPN 1 Muntilan terdiri atas 24 siswa. Sementara itu di SMPN 1 Salaman, masing-masing kelas terdiri atas 28 siswa.

2. Sampel

Dari populasi di atas, sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah satu kelas VII di SMPN 1 Muntilan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas VII di SMPN 1 Salaman sebagai kelas kontrol. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan random sampling atau memilih sampel secara acak Creswell, 2012: 220. Pemilihan sampel secara acak dilakukan karena setiap individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih probabilistic sample Creswell, 2012: 220. Pengambilan sampel dengan cara seperti ini, diharapkan mampu mendapatkan sampel yang representatif sehingga memungkinkan peneliti untuk membuat generelisasi terhadap populasi yang ada. Pengambilan sampel sebagai kelas kontrol dan eksperimen ini dilakukan dengan cara mengundi kedua sekolah ini. Dua guru perwakilan dari kedua sekolah diminta mengambil undian yang telah disiapkan peneliti. Undian tersebut ada dua, yakni satu undian sebagai kelas kontrol dan sisanya sebagai kelas eksperimen. Dengan demikian, diperoleh SMPN 1 Muntilan sebagai kelas eksperimen dan SMPN 1 Salaman sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel yang kedua juga dilakukan dengan cara mengundi. Dari kelas-kelas paralel di masing-masing sekolah tersebut diundi untuk dipilih satu kelas eksperimen dari SMPN 1 Muntilan dan satu kelas kontrol dari SMPN 1 Salaman. Setelah dilakukan pengundian didapatkan sampel sebagai berikut. SMPN 1 Muntilan sebagai sekolah eksperimen diperoleh sampel kelas VIIA.