Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks
itu, penelitian ini mengakat model pembelajaran ERICA sebagai salah satu wujud inovasi pembelajaran yang dimaksudkan.
Model pembelajaran ERICA pantas diuji dalam pembelajaran membaca pemahaman, khususnya teks eksplanasi. Disamping karena model pembelajaran
ini sinergis dengan visi dan misi Kurikulum 2013 yang ingin mewujudkan sistem pembelajaran yang berorientasi pada siswa, dikarenakan teks eksplanasi
merupakan genre baru dalam khasanah pembelajaran membaca pada tingkat SMP. Hal utama yang menjadi alasan pemilihan model pembelajaran ini ialah
ERICA sangat sesuai dengan visi dan misi Kurikulum 2013, khususnya
pembelajaran bahasa yag diintegrasikan dengan science. Pengintegrasian ini menuntut siswa untuk banyak melakukan kegiatan membaca secara mandiri untuk
meningkatkan khasanah ilmu pengetahuannya. Kegiatan membaca semacam ini disebut dengan membaca untuk studi. Model pembelajaran ERICA dapat
digunakan dalam kegiatan membaca untuk studi. Kaitannya dengan teks eksplanasi, model pembelajaran ERICA mampu
meningkatkan kemampuan memahami bacaan, mengidentifikasi struktur teks eksplanasi, mengidentifikasi ciri kebahasaan teks eksplanasi, memahami istilah-
istilah pada teks eksplanasi sesuai konteksnya, juga membantu siswa dalam memahami ide dalam teks eksplanasi untuk dituangkannya kembali pada sebuah
ringkasan. Hal inilah yang menjadikan salah satu dasar pemilihan model pembelajaran dalam penelitian ini.
Pembelajaran membaca pemahaman teks eksplanasi merupakan materi yang diajarkan pada siswa kelas VII pelaksana Kurikulum 2013 di semseter
genap. Tujuan utama dari pembelajaran membaca pemahaman teks eksplanasi ialah memahami isi yang terkandung di dalam teks eksplanasi.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIA SMPN 1 Muntilan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB SMPN 1 Salaman. Kedua sekolah tersebut
merupakan sekolah yang berada di Kabupaten Magelang dan telah melaksanakan Kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah yang berbeda dengan
tujuan meminimalisasi biasnya hasil penelitian. Tujuan dilaksanakannya penelitian di sekolah pelaksana Kurikulum 2013
ialah untuk memaksimalkan manfaat penelitian bagi seluruh jajaran akademisi yang belakangan dihebohkan dengan keberadaan Kurikulum baru ini. Selain itu,
karena teks eksplanasi tergolong baru di dalam pembelajaran membaca pemahaman bidang studi Bahasa Indonesia, model pembelajaran ERICA belum
pernah diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman di kedua sekolah tempat penelitian ini berlangsung.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP pelaksana Kurikulum 2013 di Kabupaten Magelang, yakni enam sekolah, lima SMP Negeri dan satu
SMP Swasta. Sampel dari penelitian ini ialah satu kelas VII dari SMPN 1 Muntilan dan satu kelas VII dari SMPN 1 Salaman. Jumlah siswa kelas VII
SMPN 1 Muntilan, yaitu 144 siswa. Sementara itu, SMPN 1 Salaman memiliki 196 siswa kelas VII. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 siswa yang terbagi
atas dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan deskripsi di atas, sudah dapat dipastikan bahwa penelitian
ini menggunakan cluster random sampling dalam pemilihan sampel penelitian.
Dengan menggunakan teknik tersebut diperoleh kelas VIIA SMPN 1 Muntilan sebagai kelas eksperimen dan VIIB SMPN 1 Salaman sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen adalah kelas yang diajar dengan model pembelajaran ERICA, sedangkan kelas kontrol merupakan kkelas yang diajar tanpa menggunakan model
pembelajaran tersebut. Kondisi awal kemampuan memahami teks eksplanasi pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini diketahui melalui data yang diperoleh dari pretest. Kedua kelompok ini diberi pretest yang sama, yakni
tes objektif berupa 30 butir soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari pretest dianalisis dengan bantuan program
konputer SPSS 21.0. Data pretest yang diperoleh dari kelompok kontrol dengan jumlah siswa
28, yaitu skor tertinggi 23 dan skor terendah 17. Sementara itu, hasil perhitungan statistik deskriptif yang diperoleh dari data ini, yakni nilai skor rerata sebesar
19,71, median 20, modus 20, dan standar deviasi 1,761. Data pretest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dengan jumlah
siswa 24, yaitu skor tertinggi 23 dan skor terendah 17. Sementara itu, hasil perhitungan statistik deskriptif yang diperoleh dari data ini, yakni nilai skor rerata
sebesar 19,96, median 20, modus 21, dan standar deviasi 1,989. Berdasarkan data dari kedua kelompok penelitian di atas dapat
digeneralisasikan bahwa skor kemamppuan memahami teks eksplanasi keduanya maish tergolong rendah. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu model pembelajaran
membaca yang efektif untuk meningkatkan kemampuan memahami teks eksplanasi.
Selain dianalisis dengan statistik deskriptif, skor pretest juga dianalisis dengan uji-t. Hal ini bertujuan untuk mengetahupiperbedaan antara data yang
diperoleh kelompok kontrol dan eksperimen. Hasil yang diperoleh dari perhitungan uji-t dengan bantuan SPSS 21.0, meliputi t
hitung
sebesar 0,469, df = 50, dan nilai p sebesar 0,641pada taraf signifikansi 0,05 5. Karena nilai p lebih
besar dari taraf kesalahan 5 0,6410,05, maka dapat dikatakan bahwa perbedaan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam memahami
teks eksplanasi tidak signifikan.