Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motorik Kasar Anak

a. Lingkunagan Prenatal Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai lahir yang meliputi: i. Gizi pada waktu ibu hamil Gizi ibu yang jelek sbelum kehamilan maupun saat kehamilan sering kali menyebabkan berat bayi lahir rendah BBLR cacat bawaan bahkan kematian. ii. Lingkungan mekanis posisi janin dalam uterus zat kimia atau toksin Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. iii. Radiasi Radiasipada janin sebelum umur 18 minggu dapat menyebabkan kerusakan otak, mikrosefali, cacat bawaan atau kematian pada janin. iv. Infeksi dalam kandungan Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH Toxoplasmosis, Rubela, Cytomegalovirus, Herfes Simplex v. Stress Stress yang dialami ibu saat mengandung dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin vi. Faktor imunitas Rhesus atau ABO Inkomtabilitas sering menebabkan abortus, hidroft fetalis, dan lahir mati. vii. kekurangan oksigen pada janin menurunnya suplai oksigen ke janin akibat gangguan tali pusar dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah. b. Lingkungan Postnatal Lingkungan postnatal merupakan lingkungan setelah lahir yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, seperti: i. Budaya atau Adat Istiadat Adat istiadat pada masing masing daerah akan mempengaruhi tumbuh kembang anak, seperti larangan untuk makan jenis makan tertentu atau larangan untuk melakukan hal tertentu ii. Pendapatan Keluarga Pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Biasanya pendapatan keluarga diukur dengan pendapatan Upah Minimum Provinsi UMP. iii. Gizi Makanan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karna makanan dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dimana dipengaruhi ketahanan pangan keluarga. iv. Iklim, cuaca, geografis suatu daerah Musim panas yang panjang atau bencan alam lainnya dapat berdampak pada ketersediaan pangan, seperti gagal panen. Hal ini dapat mempengaruhi gizi anak dan mempengaruhi perkembangan anak v. Posisi anak dalam keluarga Jumlah Saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang mempunyai status ekonomi yang cukup akan mengurangi kasih saying dan perhatian pada anak. Sedangkan jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan status ekonomi yang kurang tidak hanya mengurangi perhatian dan kasih sayang juga kebutuhan primer sandang, pangan, pun tak terpenuhi. vi. Penyakit Kronis Anak yang menderita penakit menahun akan mengalami stress akibat penyakitnya tersebut hal ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. 3. Faktor Hormonal Faktor hormonal merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor hormonal antara lain insulin IGFs, tiroid, hormone sex dan samatotrofin. Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih 1995 Faktor-Faktor yang mempengaruhi moroik kasar anak antara lain: 1. Berat Bayi Lahir Rendah Bayi dengan berat badannya saat lahir kurang dari 2500. Gizi ibu yang jelek sebelum maupun pada saat kehamilan lebih sering menghasilkan berat bayi lahir rendah BBLR. Disamping itu dapat menghambat perkembangan otak janin yang dapat mempengaruhi perkembangn kecerdasan dan emosi. 2. Status Gizi Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa. Status gizi yang kurang akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik kasar anak. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa status gizi anak sebagian besar baik sebanyak 32 anak 78,0, perkembangan motorik kasar anak sebagian besar normal sebanyak 30 anak 73,2, dan ada hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan perkembangan motorik kasar pada anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p sebesar 0,000 Ulya, Maslachatul. 2012. 3. Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang kadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlau dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan social ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi. 4. Cinta dan kasih sayang Salah satu hak anak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya agar menjadi anak yang tidak sombong dan dapat memberi kasih sayangnya pula kepada sesamanya 5. Ganjaran dan Hukuman Anak yang berbuat benar maka semestinya kita memberi ganjaran, misalnya ciuman, pujian, belaian, tepuk tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya 6. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya proses bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambat. 7. Stimulasi Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teraturakan lebih cepat berkembang terutama dalam perkembangan motorik kasar anak, seperti berjalan, menyanyi, melompat dan naik turun tangga. dapat dikatakan stimulus merupakan cara orang tua mengasuh mendidik dan membesarkan anak yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, seperti yang ditunjukan jawaban responden pada angket. Pengukuran stimulasi psikososial yang diberikan kepada anak salah satunya dapat dilakukan dengan alat bantu berupa kuesioner yaitu Home Observaation for Measurement of the Enviroment HOME Inventory Caldwel and Bradley dalam Lathifah, M, 2007 dimana kualitas lingkungan anak dapat dilihat dari apakah orang tua memberikan reaksi emosional yang tepat, apakah orang tua mampu memperikan dorongan positif pada anak, apakah orang tua memberikan suasana yang nyaman pada anak, menunjukan kasih sayang, menyediakan sarana tumbuh kembang bagi anak, turut berpartisipasi dan ikut serta dalam kegiatan positif bersama anak, terlibat aktif dalam kegiatan bersama anak. Untuk menilai jawaban responden, digunakan Skala Guttman dengan memberi skor 1 pada jawaban yang benar, skor 0 pada jawaban yang salah, stimulus yang pengasuh berikan kepada anak dikatakan cukup apabila responden me mperoleh skor ≥ 75.00 dan diatakan kurang apabila responden memperoleh skor 75.00. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan baduta yang perkembangan motorik kasarnya lambat pada periode tertentu sebanyak 34 anak 77,3 . Sedangkan jumlah baduta yang motorik kasarnya normal dari awal periode perkembangan hanya 10 anak 22,7 . Sebagian besar status gizi anak baduta di Puskesmas Kampung Sawah baik, yaitu 90,9 , hanya 9,1 saja yang kurang baik. Sedangkan untuk pola asuh juga cukup baik, yaitu 54,5 , dan kurang baik sebesar 45,5 . Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan perkembangan motorik kasar Rokhani, Yeti. 2008. 8. Status ekonomi keluarga Pendapatan keluarga yang memadahi akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. Sedangkan menurut Al- Hassan dan Lanford 2009 status sosial ekonomi dapat ditunjukkan dengan pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu serta pekerjaan orang tua. Penghasilan keluarga biasanya diukur dengan pendapatan Upah Minimum Provinsi UMP Berdasarkan penelitian terdahulu tingkat pendidikan ibu, terdapat 18 orang 77 berpendidikan SD dan 5 orang 23 ibu sampel keluarga miskin yang tidak sekolah, sedangkan pada keluarga tidak miskin sebagian besar ibu 80 berpendidikan SMU dan lainnya berpendidikan perguruan tinggi. Berdasarkan hasil uji stiatistik temyata terdapat perbedaan yang bemlakna p 0.05 antara tingkat pendidikan orangtua ayah dan ibu sampel di keluarga miskin dan tidak miskin. 9. Pengetahuan Ibu Faktor pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku ibu dalam tumbuh kembang anak. Dengan terbatasnya kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga memungkinkan terhambatnya kemampuan anak. Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan motorik anak pada periode tertentu. Dari hasil penelitian terdahulu didapatkan data bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi sebesar 72,5 perkembangan anaknya baik, sedangkan ibu dengan pengetahuan rendah perkembangan anaknya kurang yaitu 50,0 . Hal ini menunjukan bahwa ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi kinetik semakin baik pula tingkat perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah Aprilina, Marisa. 2006

2.2. Status Gizi

2.1.1. Definisi Gizi

Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu ”Al-Gizzai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan, sari manfaat yang bermanfaat untuk kesehatan Persagi, 2009. Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Disatu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia. Secara klasik ilmu gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Almatsir, 2002 Menurut Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto 1990 dalam Supariasa dkk 2002, gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta mengahasilkan energi.

2.1.2. Status Gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diet Beck, 2000. Suatu keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat-zat gizi dan penyerapan zat-zat gizi yang dinilai menggunakan antropometri dengan Indeks Massa Tubuh IMT menurut umur Depkes RI, 2005 Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan intake zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan requirement oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya Suyatno, 2009. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu Supariasa, dkk, 2001. 2.1.3. Indikator Status Gizi Indikator status gizi adalah tanda-tanda atau petunjuk yang dapat memberikan indikasi tentang keadaan keseimbangan antara asupan intake zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai proses biologis. Tanda-tanda tersebut antara lain antropometri ukuran tubuh manusia, biokimia gizi, tanda-tanda klinis, dan konsumsi makanan. Indikator antropometri yang sering digunakan adalah Berat Badan menurutUmur BBU, Tinggi Badan menurut Umur TBU, Berat Badan menurut TinggiBadan BBTB. Indikator biokimia gizi antara lain kadar hemoglobin darah, kadar vitamin A serum, kadar ekskresi yodium dalam urine. Adapun tanda-tanda klinis antara lain tanda-tanda yang terlihat pada anak yang menderita kurang gizi berat, yaitu: marasmus, kwasiorkor, atau marasmus-kwasiorkor.

2.1.4. Masalah Gizi

1. Kurang Energi Protein KEP Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi danprotein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi AngkaKecukupan Gizi AKG dalam jangka waktu yang lama. Ciri fisik KEP adalah skor-z berat badan berada di bawah -2.0 SD baku normal. 2. Kurang Gizi Akut Kondisi kurang gizi yang diukur berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan BBTB dibandingkan dengan standar, biasanya digunakan pada balita. Kurang gizi akut disebut juga wasting. Bila skor-z BBTB di bawah -2.00 SD baku normal misalnya WHO diklasifikasikan kurang gizi akut, bila skor-zBBTB di bawah -3.00

Dokumen yang terkait

Pola Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mula Mula Kabupaten Samosir, Tahun 2010

3 39 79

Efek Suplementasi Zn Dan Fe Pada Status Gizi Anak Stunted Usia 6 – 24 Bulan Di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

0 18 150

Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2007

0 54 108

Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

0 6 146

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU DESA BENTARSARI, KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES.

0 3 4

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 Hubungan Antara Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-5 Tahun di Posyandu Buah Hati Ketelan Banjarsari Surakarta.

0 1 17

PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 7 – 24 BULAN DI POSYANDU Pengaruh Status Gizi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Usia 7 – 24 Bulan Di Posyandu Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2012

0 3 14

PENDAHULUAN Pengaruh Status Gizi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Usia 7 – 24 Bulan Di Posyandu Desa Gagak Sipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2012.

0 2 5

Keywords: Nutritional status, gross motor development. A. PENDAHULUAN - STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 6 - 12 BULAN DI POSYANDU DUSUN KEDUNGBENDO DESA GEMEKAN KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 14

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6 - 24 BULAN DI POSYANDU DESA TIMBULHARJO SEWON BANTUL TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 12