Tabel 5.10 Gambaran Stimulus berdasarkan Status Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6 sampai 24 bulan di Posyandu Desa
Pari Kecamatan Mandalawangi tahun 2014
Stimulus Status Perkembangan Motorik
Kasar Total
P Terlambat
Normal n
n n
Kurang 8
37.5 15
62.5 24
100.0 0.011
Cukup 9
11.4 62
88.6 70
100.0
Total 17
18.1 77
81.9 94
100.0
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari seluruh balita terdapat
11,4 anak usia 6 sampai 24 bulan yang memiliki stimulus yang kurang dari pengasuh dan memiliki status perkembangan motorik kasar
terlambat, sedangkan 37,5 anak usia 6 sampai 24 bulan yang memiliki stimulus yang baik dari pengaasuh dan memiliki status perkembangan
motorik kasar terlambat, serta dari analisis bivariat diperoleh nilai p=0,011 artinya adanya hubungan yang signifikan antara stimulasi pada
anak dan perkembangan motorik kasar anak.
87
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
6.1.1. Variabel Penelitian
Berdasarkan teori yang ada terdapat banyak faktor yang mempengaruhi motorik kasar gross motor pada balita. Namun, dalam penelitian tidak
semua faktor-faktor dapat dimasukan kedalam variabel penelitian melainkan beberapa saja yang peneliti anggap penting dan mampu untuk
diteliti. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, biaya dan sumber daya manusia yang terbatas. Adapun faktor-faktor yang diteliti
dan menjadi bagian variabel penelitian adalah status gizi, umur, jenis kelamin, status BBLR, jumlah anak dalam keluarga, pengetahuan ibu,
tingkat pendidikan ibu, tingkat pendidikan ayah, status ekonomi keluarga dan stimulus.
6.1.2. Cara Ukur Variabel
Proses pengumpulan data dalam peneliitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk mengukur variabel penelitian. Untuk melihat
status gizi pada penelitian ini tidak dilakukan penilaian klinis pengukuran langsung serta pemeriksaan fisik tidak diteliti lebih
mendalam pada anak yang memiliki status gizi buruk. Adapun pengukuran untuk status gizi yang dilakukan dengan menggunakan
ukuran berat badan dan umur anak BBU sebagai indikator, peneliti tidak dapat melakukan seluruh pengukuran, ada beberapa tahap yang
dilakukan oleh kader. Adapun dalam pengukuran variabel motorik kasar anak dan
stimulus tidak dilakukan observasi secara mendalam dalam waktu yang lama. Namun, hanya melakukan pengamatan lingkungan sekitar ketika
proses wawancara saja.
6.1.3. Bias
Pada penelitian ini terdapat penimbangan berat badan bayi dengan menggunakan dacin, pada penimbangan berat badan bayi kemungkinan
untuk terjadinya measurement bias sangat mungkin. Pada saat penimbangan banyak bayi yang menangis dan bergerak hal ini dapat
mempengaruhi ketepatan hasil penimbangan selain itu petugas yang menimbang tidak selalu sama walaupun dilakukan oleh orang yang
terlatih kader. Pengukuran motorik kasar anak dan stimulus amat sangat
bergantung kepada kejujuran dan daya ingat orang tua anak, karna hanya dilakukan pengamatan lingkungan pada saat pengambilan data,
bukan observasi yang berkala dan mendalam.