umur yang tepat. Umur juga memiliki peranan yang penting sebagai tolak ukur perkembangan anak, dalam perkembangan anak seiring dengan bertambahnya
umur berbeda pula keterampilan yang harus dikuasai anak. Pada penelitian ini umur di kategorikan menjadi tiga kelompok sesuai
dengan tingkatan capaian keterampilan milestone pada perkembangan anak. Kelompok pertama ada pada rentang umur 6-12 bulan, terdapat 45,7 anak di
Desa Pari dengan rentang umur ini. Kelompok kedua ada pada rentang umur 13-18 bulan, terdapat 30,9 anak pada rentang umur ini di Desa Pari.
Kelompok ketiga dengan rentang umur 19-24 bulan terdapat 23,4 anak
dengan rentang umur ini di Desa Pari. 6.5.
Gambaran Jenis Kelamin Pada Anak Usia 6 sampai 24 bulan Di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Perbedaan jenis kelamin berpengaruh pada perkembangan motorik anak. Anak perempuan lebih sering melatih keterampilan yang membutuhkan
keseimbangan tubuh, seperti permainan melompat atau menari. Sedangkan anak laki-laki lebih senang melatih keterampilan melempar, menangkap dan
menendang atau berprilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan. Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak, misalnya
aktivitas berjalan di atas papan, olahraga, menari, atau bermain dengan mainan yang mengharuskan anak untuk bergerak.
Anak laki-laki sering dikatakan lebih memiliki dibandingkan anak perempuan. Jenis kelain sering kali dijadikan tolak ukur dalam menilai suatu
kondisi yang terjadi pada anak. Dalam penilaian status gizi, jenis kelamin menjadi salah satu kriteria yang harus diperhatikan dalam pengukuran,
indikator apapun yang digunakan BBU, TBU, BBTB akan selalu di bedakan berdasarkan jenis kelamin.
Dalam penelitian ini diketahui pada anak rentang umur 6 sampai 24 bulan terdapat 48 anak berjenis kelamin laki-laki dan 46 anak berjenis kelamin
perempuan, jadi dapat dilihat bahwa antar jumlah anak dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan di Posyandu Desa Pari Mandalawangi Pandeglang
Banten dalam rentang umur ini relatif sama.
6.6. Gambaran Status Berat Bayi Lahir Rendah Pada Anak Usia 6 sampai 24
bulan Di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Gizi ibu yang jelek sebelum maupun pada saat kehamilan lebih sering menghasilkan berat bayi lahir rendah BBLR. Disamping itu dapat
menghambat perkembangan otak janin yang dapat mempengaruhi perkembangn kecerdasan dan emosi, bayi dapat dikatakan menderita BBLR jika berat bada
saat lahir kurang dari 2500 gramm. Berat Bayi Lahir Rendah BBLR meningkatkan resiko terjadinya
cerebral palsy yaitu gangguan perkembangan motorik yang berhubungan dengan kemampuan berjalan, serta jika dibandingkan dengan bayi atern, bayi
BBLR lemah dalam keterampilan mototorik halus seperti mengurai benang.
Pada penelitian ini di dapatkan bahwa anak pada rentang umur 6 sampai 12 bulan di Posyandu Desa Pari 6,4 diantaranya mempunyai riwayat BBLR
dan 93,6 lainnya mempunyai riwayat kelahiran dengan berat yang normal. Kelahiran BBLR merupakan indikasi kehamilan yang kurang sehat, hal ini
dapat berupa asupan gizi yang tidak baik pada ibu hamil atau terjadi kesakitan pada ibu saat mengandung.
6.7. Gambaran Pengetahuan Ibu Pada Anak Usia 6 sampai 24 bulan Di
Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Dari pendidikan, ibu akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik maka akan mudah menerima
segala informasi terutama semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak untuk dapat berkembang secara optimal. Informasi tersebut meliputi bagaimana cara
pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan anak, dan menstimulasi perkembangan anak. Pengetahuan dan pemahaman yang baik diperoleh dari
suatu pendidikan yang baik melalui proses dan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan Syah, 2003 Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku ibu
dalam tumbuh kembang anak. Dengan terbatasnya kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga memungkinkan terhambatnya kemampuan anak.
Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan motorik anak, hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu pada anak dengan rentang
usi 6-24 bulan di Posyandu Desa Pari, terdapat 4,3 ibu dengan tingkat pengetahuan rendah, dan 34 ibu dengan tingkat pengetahuan sedang dan 61
ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi. Jika ditinjau dari data yang diperoleh yaitu sebanyak 58 orang atau 61,7
dari 94 ibu memiliki pengetahuan yang tinggi dalam perkembangan mottorik kasar anak, dapat dikatakan sebagian besar ibu pada anak dengan rentang usia
6-24 tahun di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang meiliki pengetahuan yang tinggi tentang perkembangan motorik
kasar.
6.8. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu Pada Anak Usia 6 sampai 24 bulan Di
Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan pengetahuan, semakin tinggi jenjang pendidikan semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu terhadap suatu
masalah, lembaga pendidikan di Negara kita terbagi kedalam 2 kategori formal dan nonformal. Contoh dari lembaga pendidikan formal adalah sekolah Negeri
atau Suasta yang mengacu pada kurikulum Depag atau Dinas Pendidikan dan contoh dari lembaga pendidikan nonformal seperti pesantren yang dipimpin
oleh para ajengan dan kiyai. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan yang dimaksud adalah jenjang
pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan oleh ibu anak dalam sistem pendidikan nasional. Berdasarkan hasil penelitian 64,9 ibu anak usia 6-
24 bulan di Posyandu Desa Pari memiliki tingkat pendidkan rendah, dan 35,1