Hubungan Jenis Kelamin Dengan Status Perkembangan Motorik Kasar
                                                                                karena  masih  terbilang  tinggi  bila  di  bandingkan  dengan  Negara –  negara  di
bagian ASEAN. Menurut  data  WHO  tahun  2007  prevalensi  bayi  berat  lahir  rendah
BBLR  diperkirakan  15  dari  seluruh  kelahiran  di  dunia  dengan  batasan 3,3-38  dan  lebih  sering  terjadi  di  negara-negara  berkembang  atau  sosio-
ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di  negara  berkembang  dan  angka  kematiannya  35  kali  lebih  tinggi  dibanding
pada  bayi  dengan  berat  lahir  lebih  dari  2500  gram.  BBLR  termasuk  faktor utama  dalam  peningkatan  mortalitas,  morbiditas dan  disabilitas  neonatus,  bayi
dan  anak  serta  memberikan  dampak  jangka  panjang  terhadap  kehidupannya dimasa depan Setyowati, 1996. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi
antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9-30, hasil studi di  7  daerah  multicenter  diperoleh  angka  BBLR  dengan  rentang  2.1-17,2  .
Secara  nasional  berdasarkan  analisa  lanjut  SDKI,  angka  BBLR  sekitar  7,5  . Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program
perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7. Bayi  dengan  BBLR  memiliki  resiko  kematian  35  kali  lebih  tinggi
dibandingkan pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram. BBLR juga dapat  berdampak  serius  pada  kualitas  generasi  mendatang,  yaitu  akan
memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan  hasil  penelitian  riwayat  BBLR  mempengaruhi  secara
signifikan  perkembangan  motorik  kasar  dengan  nilai  p  0,009  artinya  ada
hubungan bermakna antara riwayat BBLR dengan perkembangan motorik kasar anak  pada  anak  usia  6  sampai  24  bulan  di  Posyandu  Desa  Pari  Kecamatan
Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Penelitian oleh Martika 2012 di Yogyakarta menunjukan bahwa adanya
hubungan  antara  berat  bayi  lahir  rendah  BBLR  dengan  perkembangan motorik  anak,  anak  dengan  riwayat  BBLR  memiliki  kecenderungan  untuk
terjadinya  keterlambatan  perkembangan  motorik  halus  27,6  kali  dan perkembangan motorik kasar 8,18 kali lebih besar dibandingkan anak normal.
Berdasarkan hasil penelitian untuk mengoptimalkan status perkembangan motorik  kasar  anak  maka  perlu  diadakan  penanganan  serius  terhadap  kejadian
berat  bayi  lahir  rendah  BBLR.  Penyebab  terbanyak  terjadinya  BBLR  adalah kelahiran  prematur.  Faktor  ibu  yang  lain  adalah  umur,  paritas,  dan  lain-lain.
Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembarganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR IDAI, 2004.
1.  Faktor ibu a.  Penyakit
Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain b.  Komplikasi pada kehamilan.
Komplikasi  yang  tejadi  pada  kehamilan  ibu  seperti  perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
c.  Usia Ibu dan paritas