5.2. Analisa Bivariat
5.2.1. Hubungan Status Gizi Dengan Status Perkembangan Motorik Kasar
Pada  Anak  Usia  6  sampai  24  bulan  Di  Posyandu  Desa  Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Makanan  memegang  peranan  penting  dalam  tumbuh  kembang anak,  dimana  kebutuhan  anak  berbeda  dengan  orang  dewasa.  Status  gizi
yang  kurang  akan  mempengaruhi    perkembangan  kekuatan  dan kemampuan  motorik  kasar  anak  Soetjiningsih,  1995.  Berikut  hasil
penelitian  yang  menunjukkan  hubungan  status  gizi  dengan  status perkembangan motorik kasar anak dapat dilihat pada tabel berikut.
Setelah  dilakukan  uji  chi-square  pada  variabel  status  gizi  dan motorik  kasar  didapatkan  sel  yang  mempunyai  nilai  harapan  nilai  E
kurang  dari  5  sebanyak  6  sel  75,  dengan  dengan  demikian  harus dilakukan  penggabungan  kategori-kategori  yang  semakna  dalam  rangka
memperbesar  harapan  dari  sel-sel  tersebut.  Maka  status  gizi  dirubah menjadi  dua  kategorik  yaitu,  0  =  status  gizi  bermasalah  gabungan  dari
kaegori 0,1 dan 3 dan 1 = status gizi baik.
Tabel 5.1 Gambaran Status Gizi berdasarkan Status Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6 sampai 24 bulan di Posyandu Desa
Pari Kecamatan Mandalawangi tahun 2014
Status Gizi Status Perkembangan
Motorik Kasar Total
p Terlambat
Normal n
n n
Status  Gizi Bermasalah
5 55.6
4 44,4
2
100
0.009 Status  Gizi
Baik 12
14,1 73
85,9 4
100
Berdasarkan  tabel  5.1  menunjukkan  bahwa  dari  seluruh  balita terdapat  14.1  anak  usia  6  sampai  24  bulan  yang  memiliki  status  gizi
baik  dan  memiliki  status  perkembangan  motorik  kasar  terlambat, sedangkan 55,6 anak usia 6 sampai 24 bulan yang memiliki status gizi
buruk  dan  memiliki  status  perkembangan  motorik  kasar  terlambat,  serta dari  analisis  bivariat  diperoleh  nilai  p=0,009,  artinya  status  gizi  secara
signifikan berhubungan dengan  status perkembangan motorik kasar anak.
5.2.2. Hubungan Umur Dengan Status Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak  Usia  6  sampai  24  bulan  Di  Posyandu  Desa  Pari  Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Berikut  hasil  penelitian  yang  menunjukkan  hubungan  antara  umur dengan status  perkembangan motorik  kasar anak usia  6 sampai 24 bulan
di  Posyandu  Desa  Pari.  Untuk  lebih  jelasnya  dapat  dilihat  pada  tabel berikut.
Tabel 5.2 Gambaran Umur berdasarkan Status Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6 sampai 24 bulan di Posyandu Desa
Pari Kecamatan Mandalawangi tahun 2014
Umur Status Perkembangan
Motorik Kasar Total
P Terlambat
Normal n
n n
0,422 6-12
9 20,9
34 79,1
43
100 13-18
3 10,3
26 89,7
29 100
19-24 5
22,7 17
77,3 22
100
Berdasarkan  tabel  5.2  menunjukkan  bahwa  dari  seluruh  balita kelompok  19-24  yang  memiliki  status  perkembangan  motorik  terlambat
paling  banyak  yaitu  sebesar  22,7,  serta  dari  analisis  bivariat  diperoleh nilai  p=0,422,  artinya  tidak  ada  hubungan  yang  signifikan  antara  umur
dan staus perkembangan motorik kasar.
5.2.3. Hubungan  Jenis  Kelamin  Dengan  Status  Perkembangan  Motorik
Kasar  Pada  Anak  Usia  6  sampai  24  bulan  Di  Posyandu  Desa  Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Berikut  hasil  penelitian  yang  menunjukkan  hubungan  antara  jenis kelamin  dengan  status  perkembangan  motorik  kasar  anak  usia  6  sampai
24 bulan di Posyandu Desa Pari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.