Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten masih mempunyai banyak anak yaitu 3 atau lebih.
6.12. Gambaran Stimulus Pada Anak Usia 6 sampai 24 bulan Di Posyandu Desa
Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teraturakan lebih cepat
berkembang terutama dalam perkembangan motorik kasar anak, yang dimaksud stimulus dalam penelitian ini adalah merupakan cara orang tua mengasuh
mendidik dan membesarkan anak yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, seperti yang ditunjukan jawaban responden pada angket.
Hasil penelitian ini menunjukan 25,5 anak usia 6-24 bulan di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
mendapat stimulasi yang kurang dan 74.5 anak usia 6-24 bulan di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
mendapat stimulasi yang cukup. Dapat dikatakan anak usia 6-24 bulan di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten mendapat stimulasi yang cukup dari orang tua mereka. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Yekti
Rokhani 2008 Hasil penelitian ini menunjukkan baduta yang perkembangan motorik kasarnya lambat pada periode tertentu sebanyak 34 anak 77,3 .
Sedangkan jumlah baduta yang motorik kasarnya normal dari awal periode perkembangan hanya 10 anak 22,7 . Sebagian besar status gizi anak baduta
di Puskesmas Kampung Sawah baik, yaitu 90,9 , hanya 9,1 saja yang kurang baik. Sedangkan untuk pola asuh juga cukup baik, yaitu 54,5 , dan
kurang baik sebesar 45,5 . Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan perkembangan motorik
kasar.
6.13. Hubungan Status Gizi Dengan Status Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Usia 6 sampai 24 bulan Di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Penentuan status gizi ditentukan berdasarkan indeks berat
badan menurut umur BBU berdasarkan Z-score baku rujukan WHO NHCS. Menurut BAPPENAS dalam materi Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
2011-2015 terdapat beberapa faktor yang menyebabkan status gizi, menurut Unicef, faktor yang mempengaruhi status gizi digolongkan atas penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung yaitu konsumsi makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi
kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Adapun penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga,
pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Setelah dilakukan uji chi-square pada variabel status gizi dan motorik
kasar didapatkan sel yang mempunyai nilai harapan nilai E kurang dari 5 sebanyak 6 sel 75, dengan dengan demikian harus dilakukan penggabungan