di Puskesmas Kampung Sawah baik, yaitu 90,9 , hanya 9,1 saja yang kurang baik. Sedangkan untuk pola asuh juga cukup baik, yaitu 54,5 , dan
kurang baik sebesar 45,5 . Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan perkembangan motorik
kasar.
6.13. Hubungan Status Gizi Dengan Status Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Usia 6 sampai 24 bulan Di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Penentuan status gizi ditentukan berdasarkan indeks berat
badan menurut umur BBU berdasarkan Z-score baku rujukan WHO NHCS. Menurut BAPPENAS dalam materi Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
2011-2015 terdapat beberapa faktor yang menyebabkan status gizi, menurut Unicef, faktor yang mempengaruhi status gizi digolongkan atas penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung yaitu konsumsi makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi
kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Adapun penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga,
pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Setelah dilakukan uji chi-square pada variabel status gizi dan motorik
kasar didapatkan sel yang mempunyai nilai harapan nilai E kurang dari 5 sebanyak 6 sel 75, dengan dengan demikian harus dilakukan penggabungan
kategori-kategori yang semakna dalam rangka memperbesar harapan dari sel- sel tersebut. Maka status gizi dirubah menjadi dua kategorik yaitu, 0 = status
gizi bermasalah gabungan dari 0,1 dan 3 dan 1 = status gizi baik. Berdasarkan hasil penelitian status gizi secara signifikan mempengaruhi
status perkembangan motorik kasar anak dengan nilai p 0,009 artinya adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan perkembangan motorik
kasar anak pada anak usia 6 sampai 24 bulan di Posyandu Desa Pari Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
Hasil ini sesuai dengan hasi penelitian Lindawati 2010 didapatkan bahwa tingkat perkembangan motorik anak dengan status gizi kurang tidak
sesuai dengan usia terjadi pada 66.7 responden, sedangkan tingkat perkembangan motorik anak dengan status gizi normal tidak sesuai hanya
terjadi pada 32.8 responden. Dengan hasil hitung 0,004 dan p value 0,01
artinya ada hubungan bermakna antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar.
Begitu juga dengan hasil penelitian Ulya 2012 menunjukkan bahwa status gizi anak sebagian besar baik sebanyak 32 anak 78,0, perkembangan
motorik kasar anak sebagian besar normal sebanyak 30 anak 73,2, dan ada hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan perkembangan
motorik kasar pada anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p sebesar 0,000 Ulya, Maslachatul. 2012