Deskripsi Data Penelitian Analisis pengaruh suku bunga SBI, Fluktuasi kurs dollar AS dan tingkat inflasi terhadap penerimaan pajak penghasilan

89 Grafik 4.4 Perkembangan Penerimaan Pajak Penghasilan periode Januari 2005 – Desember 2009 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 Ja n -0 5 A P R JU L O K T Ja n -0 6 A P R JU L O K T Ja n -0 7 A P R JU L O K T Ja n -0 8 A P R JU L O K T Ja n -0 9 A P R JU L O K T p e rs e n PPH PPH Sumber : Direktorat Jendral Pajak Perkembangan penerimaan pajak penghasilan selama periode penelitian menunjukkan perkembangan yang menurun. Dimulai pada awal tahun 2005 dalam kisaran angka Rp 10.010.091,80 dalam jutaan merambat turun menjadi Rp 11.773.820,30 dalam jutaan pada tahun 2006, kemudian merangkak naik pada awal tahun 2007 dalam kisaran angka Rp 14.862.845,90 dalam jutaan, tapi pada awal tahun 2008 penerimaan pajak penghasilan menunjukkan penurunan yang dratis dalam kisaran angka Rp 4.681.597,20 dalam jutaan, dan pada akhir tahun 2009 penerimaan pajak penghasilan dalam kisaran angka 6.374.372,80 dalam jutaan. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan 90 pajak penghasilan seperti inflasi,nilai tukar USD, dan suku bunga SBI juga ikut turun.

B. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi

Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda untuk model persamaan Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + εt Tabel 4.1 Output Regresi untuk Penerimaan Pajak Penghasilan Variabel Koefisien St d. Error t -St at ist ik Prob. C -57.922 8.580 -6.751 0.000 X1 -1.115 0.374 -2.977 0.004 X2 8.195 0.928 8.833 0.000 X3 0.513 0.143 3.597 0.001 R 0.812 R² 0.660 Adjust ed R² 0.640 F-St at ist ik 32.358 0.000 Sumber : Dat a diolah

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tidak miring kekiri atau miring kekanan. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, maka angka signifikansi Kolmogorov-smirnov harus lebih besar dari 0,05. 91 Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Prob. Keterangan Suku bunga SBI 0.486 berdist ribusi normal Kurs USD 0.085 berdist ribusi normal Inflasi 0.226 berdist ribusi normal PPH 0.568 berdist ribusi normal Sumber : Dat a diolah Dalam uji normalitas diatas, tampak 4 variabel yang diuji memiliki signifikansi lebih besar dari 0,05, yang berarti data-data tersebut berdistribusi normal. dengan kata lain semua variabel dalam penelitian dapat dijadikan sebagai model analisis regresi.

b. Uji Multikolinieritas

Analisis ini pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahui adanya suatu hubungan linier yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas Kuncoro, 2001:114. Pengujian dilakukan dengan cara mendektesi diantara seluruh variabel bebas, mana yang memiliki korelasi yang tinggi nilai VIF melebihi 10. Bila dari masing-masing variabel bebas tersebut memiliki nilai VIF lebih dari 10, maka variabel tersebut dieliminasi. Dalam uji multikolinieritas ini ada 3 tiga variabel bebas yang diuji yakni variabel Inflasi, Suku Bunga SBI dan Kurs dollar Amerika. Output uji multikolonieritas tampak pada table dibawah ini : 92 Tabel 4.3 Variabel VIF SBI 3.989 Kurs USD 1.017 Inflasi 3.958 Sumber: data diolah Dari hasil uji multikolinieritas diatas, diketahui nilai Variance Inflation Factor VIF untuk 3 tiga variabel bebas yang diteliti kurang dari 10, sehingga ketiga variabel bebas tersebut dapat dimasukkan dalam penelitian selanjutnya.

c. Uji Heterokedastisitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas adalah melalui uji Glejser dilakukan regresi kesalahan penggangn terhadap setiap variabel bebas yang diduga. Dari hasil pengujian tersebut akan diambil keputusan, yaitu jika t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf kepercayaan 95, atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ß signifikan dan berarti heterokedastisitas terjadi. Dalam uji heterokedastisitas ini, ada tiga variabel regresi kesalahan pengganggu terhadap variabel bebas yang diduga yakni : Residual X 1 signifikansinya 0,0570,05 tidak terjadi heterokedastisitas Residual X 2 signifikansinya 0,9330,05 tidak terjadi heterokedastisitas Residual X 3 signifikansinya 0,3130,05 tidak terjadi heterokedastisitas. 93 Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas tersebut tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil komputasi dari masing-masing residual ada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Variabel Prob. SBI 0.057 Kurs USD 0.933 Inflasi 0.313 Sumber : dat a diolah Dari hasil output SPSS tersebut diatas tampak nilai signifikansi variabel SBI 0,057 diatas 0,05. artinya SBI tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga SBI terbebas dari masalah heterokedastisitas. Selanjutnya dari hasil output SPSS tersebut diatas juga tampak nilai signifikansi variabel Kurs US Dollar 0,933 diatas 0,05 , sehingga variabel Kurs US Dollar tidak terjadi heterokedastisitas, yang berarti Kurs US Dollar terbebas dari masalah heterokedastisitas. Demikian pula untuk variabel inflasi, signifikansi juga lebih besar dari 0,05 0,313. Artinya variabel inflasi tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga variabel inflasi terbebas dari masalah heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini dimaksudkan untuk menguji terdapatnya korelasi diantara kesalahan pengganggu ei dari satu observasi ke observasi lainnya. Tidak terjadinya autokorelasi dapat dideteksi apabila : 94 1. Nilai Durbin Watson DW hitung lebih besar dari table DW batas atas d upper= tidak ada autokorelasi positive 2. Nilai Durbin Watson DW hitung diantara tabel DW batas atas d upper dan tabel DW batas bawah. Dalam persamaan matematiknya dapat ditulis d lower Durbin Watson hitung d upper = no conclusion 3. Nilai Durbin Watson DW hitung lebih kecil dari table DW batas bawah d lower = ada autocorrelation Hasil perhitungan uji autokorelasi dari variabel-variabel bebas menunjukkan Nilai Durbin Watson pada model summary adalah sebesar 1.416. jadi karena 1,20 1,416 1,65 maka menurut makridakis, dkk 1995 dalam sulaiman 2004 adalah tidak ada auto korelasi Sumber : Lamp

2. Uji Statistik a. Uji Parsial Uji-t

1 β1SBI = -1.115 Artinya : apabila Suku bunga SBI naik 1 maka akan menurunkan Penerimaan Pajak penghasilan sebesar 1.115 dan sebaliknya. Karena Suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak penghasilan, maka naik turunnya Suku bunga SBI akan mempengaruhi besarnya Penerimaan Pajak Penghasilan. Sig β1 = 0.004 lebih kecil dari α 5 = signifikan Ho ditolak,H1 diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel Suku bunga SBI dengan variabel Penerimaan Pajak Penghasilan.