Uji Fisher uji-F Metode Analisis
86 akhir tahun 2006. Kemudian memasuki tahun 2007 dalam kisaran angka 9,55
sampai 8,25. Dan memasuki tahun 2008 suku bunga SBI merangkak naik dalam kisaran angka 7,94 sampai 11,21 akhir tahun 2008. Terakhir tahun 2009 suku
bunga SBI relatif stabil dan menunjukkan penurunan dalam kisaran angka 10,06 sampai 6,48 akhir tahun 2009.
Disebabkan dengan adanya dukungan perbaikan kondisi makroekonomi lainnya seperti penguatan nilai tukar rupiah, perbaikan laju inflasi, dan tren
penurunan suku bunga di sebagian besar negara-negara di dunia. Pergerakan turunnyanya suku bunga SBI yang cukup signifikan dalam
periode 5 tahun 2005-2009, tentunya mempengaruhi media investasi lainnya seperti deposito. Para investor tentunya tidak akan menempatkan dananya ke
deposito, karena margin yang diperoleh semakin kecil dibanding dengan berinvestasi di bursa saham, reksadana ataupun di sektor usaha produktif.
Disamping itu rendahnyanya tingkat suku bunga juga memberi efek domino pada sektor ekonomi lainnya, dengan meningkatkan investasi pada sektor ekonomi
lainnya, dengan meningkatkan investasi pada sektor usaha yang pada akhirnya akan lebih memberi kontribusi yang positif terhadap perkembangan aktivitas
perekonomian. Misalnya sektor properti menjadi tumbuh kembali setelah limbung disaat krisis, hal ini tentunya memberi dampak pada turunnya angka
pengangguran, karena banyak tenaga kerja yang diserap dari aktivitas pembangunan.
87
Grafik 4.2
Perkembangan Kurs USD periode Januari 2005 – Desember 2009
Sumber : Bank Indonesia BI Perkembangan kurs Dollar AS dalam kurun waktu 60 bulan pergerakannya
berfluktuasi pada kisaran Rp. 9713 ke Rp. 10.061. masih tingginya kurs Dollar AS terhadap rupiah disatu sisi, memberi daya saing yang cukup tinggi pada komoditas
ekspor, karena nilai atau harga komoditas Indonesia menjadi murah. Namun di sisi lain, posisi kurs Dollar AS yang tinggi tersebut telah menurunkan daya beli
masyarakat, karena Indonesia masih banyak bergantung pada bahan baku impor yang harus dibayar dengan Dollar AS. Sehingga dampak yang ditimbulkan adalah
semakin tingginya harga bahan-bahan kebutuhan pokok, yang berakibat semakin menurunnya daya beli masyarakat dan mempengaruhi pola konsumsi nasional.
Dengan kondisi yang dialami tersebut sudah selayaknya Indonesia melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dollar Amerika, agar kondisi perekonomian