22 c Sistem control tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik
2 Perlawanan aktif Perlawanan  aktif  meliputi  semua  usaha  dan  perbuatan,  yang  secara  usaha
langsung  ditujukan  kepada  fiskus  dengan  tujuan  untuk  menghindari  pajak. Bentuknya antara lain :
a Tax  Avoidance,  usaha  meringankan  beban  pajak  dengan  tidak  melanggar undang-undang
b Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara yang melanggar undang-undang menggelapkan pajak
h. Stelsel Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 tiga stelsel, yaitu : Setyawan dan Suprapti ; 2004.
1 Stelsel Nyata riel stelsel Pengenaan  pajak  didasarkan  pada  objek  penghasilan  yang  nyata,  sehingga
pemungutannya  baru  dapat  dilakukan  pada  akhir  tahun  pajak,  yakni  setelah penghasilan  yang  sesungguhnya  diketahui.  Stelsel  nyata  mempunyai  kelebihan
atau kebaikan dan kekurangan. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode setelah menghasilkan riil diketahui
2 Stelsel Anggapan fictive stelsel Pengenaan  pajak  didasarkan  pada  suatu  anggapan  yang  diatur  oleh  undang-
undang.  Penghasiloan  suatu  tahun  dianggap  sama  dengan  tahun  sebelumnya, sehingga  pada  awal  tahun  pajak  sudah  dapat  ditetapkan  besarnya  pajak  yang
23 terutang  untuk  tahun  pajak  berjalan.  Kebaikan stelsel  ini  adalah  pajak  dapat
dibayar  selama  tahun  berjalan,  tanpa  harus  menunggu  pada  akhir  tahun. Sedangkan  kelemahannya  adalah  pajak  yang  dibayar  tidak  berdasarkan  pada
keadaan yang sesungguhhnya. 3 Stelsel campuran
Stelsel  ini  merupakan  kombinasi  antara  stelsel  nyata  dan  stelsel  anggapan.  Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatun anggapan, kemudian pada
akhir  tahun  besarnya  pajak  disesuaikan  dengan  keadaan  yang  sebenarnya.  Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan,
maka  wajib  pajak  harus  menambah.  Sebaliknya,  jika  lebih  kecil  kelebihannya dapat diminta kembali.
i. Fungsi Dasar Perpajakan di Indonesia
Fungsi  utama  kebijakan  perpajakan  di  Indonesia  adalah  sebagai  alat  bagi pemerintah  dalam  menjalankan  fungsi budgeteir,  yang  terkait  langsung  dengan
pengelolaan  keuangan  Negara  yang  tertuang  dalam  setiap  penyampaian  nota keuangan  APBN.  Secara  spesifik  fungsi  ini  direlisasikan  dalam  bentuk  suatu
tanggung  jawab  dalam  hal  pemungutan  pajak  yang  merupakan  sumber penerimaan  dalam  negeri  yang  dalam  struktur  APBN  menjadi  sumber  utama
pembiayaan rutin pemerintah current expenditure. Untuk  menjalankan  fungsi  tersebut  diperlukan  suatu  kebijakan  yang
mengarah pada optimalisasi pemasukan dana ke kas Negara melalui pajak dengan meminimalisir  akses  negatif  yang  mungkin  muncul  dalam  proses  pemungutan
24 pajak tersebut. Tujuan kebijakan perpajakn pada dasarnya sama dengan kebijakan
publik pada umunya, mempunyai tujuan pokok yaitu : Mansury, 2000:5 1. Alokasi sumber daya Alocation of Resources
Penggunaan  sumber  daya  yang  terkumpul  itu  untuk  pembentukan  barang modal  public  dan  pengeluara  belanja  Negara  lainnya  yang  berhubungan  dengan
pembangunan serta penignkatan kesejahteraan dan kemakmuran. 2. Distribusi penghasilan redistribution of income yang lebih adil.
Pertumbuhan ekonomi dilihat pertama – tama sebagai fungsi “ investment Rate” yang perlu didukung tabungan. Tabungan adalah lebih banyak diaharapkan
dari  orang-orang  kaya    berpenghasilan  tinggi,  seperti  mengenakan  PPN  atas barang dan jasa mewah, dan merupakan bibit subur untuk pertumbuhan ekonomi.
3. Stabilitas stabilization Sistem  perpajakan  harus  mengakomodasi  faktor-faktor  kondisi  ekonomi,
politk,  administratif  dan  tujuan  kebijakan  publik  serta  tersedianya  instrumen- instrumen kebijakan.
Untuk  tujuan  optimalisasi  penerimaan  pajak  tersebut  maka  pemerintah dituntut  untuk  menciptakan  kebijakan  yang  bermuara  pada  peningkatan
penerimaan  pajak,  hal  ini  diwujud  kan  dalam  bentuk  menata  ulang  sistem perundangan  pemungutan  pajak  di  Indonesia.  Reformasi  perpajakan  di  bidang
perundangan  dilakukan  dalam  rangka  menegakkan  asas  keadilan,  serta mengoptimalkan  penerimaan  pajak  melalui  langkah-langkah  intensifikasi  dan
ekstensifikasi.
25 Direktorat  jendral  pajak  sejak  tahun  2001,  menggulirkan  reformasi
administrasi perpajakan jangka menengah 3-5 tahun. Secara garis besar, ada tiga tujuan yang secara spesifik hendak dicapai oleh reformasi administrasi perpajakan
jangka menengah ini, yaitu : Purnomo,2004 1. Tercapai tingkat kepatuhan perpajakan yang tinggi.
2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan 3. Tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi.
Untuk  mencapai  tujuan  tersebut  disusun  program-program  yang  bersifat komprehensif  dan  mencakup  semua  operasi  DPJ  sehingga  diharapkan  perbaikan
administrasi dalam jangka menengah akan membawa dampak positif serta bersifat sustainable.  Tentu  saja  modernisasi  administrasi  perpajakan  akan  membutuhkan
biaya-biaya  serta  fasilitas  dan  prasarana  yang  baru  sehubungan  dengan pemanfaatan teknologi informasi terkini secara luas, perbaikan pelayanan kepada
wajib pajak maupun penggunaan teknik dan metode baru untuk menggali potensi pajak.  Namun  dampak  modernisasi  perpajakan  ini  terhadap  penerimaan  pajak
diyakini akan jauh melampaui biaya investasi yang ditanamkan. Oleh karena itu, program  reformasi  ini  adalah  program  yang  tepat  untuk  membantu  kemandirian
pembiayaan  penyelenggaraan  pemerintahan  dan  dilaksanakan  dengan  biaya minimal.
Cakupan  kebijakan  reformasi  perpajakan  lebih  mendetail  dikemukakan oleh  Machfud  Sidik,  “ Strategi  perpajakan  dalam  upaya  pemulihan  ekonomi,
harian bisnis Indonesia, 5 Aguatus 2000”: 1. Self Assesment