Sistem Pemungutan Pajak Pengertian Dasar. 1. Pengertian Pajak dan Pajak Penghasilan
19 2. Asas lepastian hukum certainty, pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus
jelas dan tidak mengenal kompromi not arbitrary, kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak dan ketentuan
mengenai pembayarannya. 3. Asas ketetapan waktu pemungutan convenience of payment, pajak hendaknya
dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat sedekat - dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan keuntungan yang dikenakan
pajak. 4. Asas pemungutan pajak yang sehemat mungkin economic of collection,
pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat seefisien mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri.
Tidak ada artinya pemungutan pajak kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh.
Dora Hancock E. Stighlitz dalam bukunya “Economic of the public sector” Haula Rosdiana ; 2004;68 menekankan pada efisiensi yang lebih luas dengan
mengatakan bahwa ada lima karakteristik yang diharapkan dalam suatu sistem perpajakan, yaitu :
1. Economically efficient : ‘it should not have an impact on allocation of resources’ sistem perpajakn sedapat mungkin tidak mempengaruhi alokasi
sumber daya ekonomi yang efisien. 2. Administrastively simple : ‘it should be easy and inexpensive to administer’.
Sistem perpajakan harus mudah, sederhana dan relatif berbiaya murah dalam pengadministrasiannya.
20 3. Flexible : ‘it should be easy for the system to respond to changing economic
circumstance’. Sistem perpajakan haruslah sedemikian fleksibel untuk menyesuaikan dengan kondisi ekonomi suatu Negara.
4. Politically accountable : ‘taxpayers should be also to determine what they are actually paying so that the political system can more accurate reflect the
preferences of individuals’. Sistem perpajakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga terdapat kepastian tentang seberapa besar pajak yang harus
ditanggung oleh wajib pajak yang merefleksikan keinginan masing-masing individu dalam masyarakat.
5. Fair : ‘it should be seen to be fair in its impact on all individuals’. Sistem perpajakan harus mencerminkan keadilan terhadap masing-masing individu
dalam masyarakat. E.R.A Seligman, dalam bukunya the shifting dan Incidence of Taxation
1892 dan the Income Tax 1911 merumuskan empat prinsip pemungutan pajak yakni ;
1. Prinsip Fiscal Prinsip Fiscal berhubungan dengan dua hal, yaitu ; Adequacy kecukupan dan
elasticity keluwesan, artinya bahwa pemungutan pajak harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan pengeluaran Negara dan harus pula cukup elastis dalam
menghadapi berbagai tantangan, perubahan serta perkembangan kondisi perekonomian.
2. Prinsip Administrative
21 Prinsip ini meliputi prinsip certainty, convenience dan economy yakni bahwa
ketentuan-ketentuan dalam undang-undang perpajakan haruslah jelas. 3. Prinsip economic
Prinsip ini mengatakan bahwa biaya-biaya untuk memungut pajak harus lebih rendah dari jumlah pajak yang dipungut.
4. Prinsip Ethical Prinsip ini meliputi dua hal yaitu ; Uniformity dan Universality. Prinsip
Uniformity menggambarkan kesamaan atas perilaku yang sama terhadap para pembayar pajak.
Prinsip universality menghendaki supaya setiap wajib pajak yang dikenakan pajak harus memikul beban pajaknya, dan tidak satupun wajib pajak
yang memikul beban pajak yang lebih besar dari semestinya.