39 Dengan demikian pengendalian jumlah uang beredar di masayarakat dan
keseimbangan antara permintaan dan penawaran barang merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat inflasi.
b. Penggolongan inflasi
Penggolongan inflasi dapat dibedakan atas beberapa kelompok Murni,2006, yaitu :
1. Berdasarkan sumber dan penyebabnya, maka inflasi dapat dikelompokan menjadi;
a. Inflasi dari segi permintaan demand full inflation. Inflasi ini disebabkan oleh bertambahnya permintaan terhadap barang-
barang dan jasa-jasa yang menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintan permintan terhadap produksi menyebabkan
harga faktor produksi meningkat. Oleh karena itu inflasi terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total yang berlebihan sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga.
b. Inflasi dari segi desakan biaya Cost Push Inflation Kenaikan harga pada inflasi jenis ini disebabkan adanya kenaikan
biayaongkos produksi input sehingga mengakibatkan harga-harga produk output yang dihasilkan ikut naik. Terjadinya kenaikan ongkos produksi ini dapat
disebabkan karena buruh menuntut kenaikan upah wages push inflation maupun
40 karena perusahaan menghendaki kenaikan keuntungan yang melebihi kemampuan
berproduksi profit push inflation 2. Berdasarkan asal timbulnya inflasi.
Apabila ditinjau dari asalnya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua macam ; a. Inflasi dari dalam negeri domestic inflation. Kenaikan harga terjadi karena
ada pengaruh kejutan shock dari dalam negeri baik karena perilaku masyarakat non-pemerintah maupun pemerintah yang mengakibatkan
kenaikan harga. Misalnya sebagai akibat terjadinya defisit anggran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang
berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. b. Inflasi dari luar negeri imported inflation. Kenaikan harga umum dapat
dipengaruhi tidak saja oleh harga-harga dalam negeri tetapi juga oleh harga- harga barang diluar negeri yang tercermin pada harga barang-barang impor
yang berpengaruh langsung pada kenaikan indeks harga umum IHU dan dengan sendirinya akan mempengaruhi laju inflasi. Selain itu imported
inflation juga dapat disebabkan adanya kenaikan tarif impor barang. 3. Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga, inflasi digolongkan menjadi ;
a. Inflasi tertutup closed inflation. Inflasi ini terjadi jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara
kontinyu. b. Inflasi terbuka Open inflation. Inflasi ini terjadi jika kenaikan harga
terjadi secara keseluruhan.
41 c. Inflasi yang tidak terkendali Hiperinflation. Inflasi ini terjadi apabila
serangan inflasi demikian hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama yang disebabkan nilai uang terus merosot. 4. Berdasarkan parah atau tidaknya inflasi, digolongan menjadi ;
a. Inflasi ringan, yaitu inflasi yang lajunya lebih kecil dari 10 pertahun b. Inflasi sedang, yaitu inflasi yang lajunya antara 10 sampai 30
pertahun c. Inflasi berat, yaitu inflasi yang lajunya antara 30 sampai 100 pertahun
d. Inflasi tidak terkendali, yaitu inflasi yang lajunya lebih dari 100 pertahun
c. Dampak inflasi
Inflasi yang tingginya tingkatannya akan menurunkan perkembangan ekonomi suatu Negara Murni : 2006 hal-hal yang mungkin timbul antara lain
sebagai berikut ; 1. Ketika biaya produksi naik akibat inflasi, hal ini akan sangat merugikan
pengusaha dan ini menyebabkan kegiatan investasi beralih pada kegiatan yang kurang mendorong produk nasional, seperti tindakan para spekulatif
yang ingin mencari keuntungan sesaat. 2. Pada saat kondisi harga tidak menentu inflasi para pemilik modal lebih
cenderung menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian property. Pengalihan investasi ini akan menyebabkan investasi produktif berkurang
dan kegiatan ekonomi menurun.
42 3. Inflasi menimbulkan efek yang buruk pada perdagangan dan mematikan
pengusaha dalam negeri. Hal ini dikarenakan kenaikan harga menyebabkan produk-produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan
produk Negara lain sehingga kegiatan ekspor menurun dan impor malah meningkat.
4. Inflasi menimbulkan dampak yang buruk pula dalam neraca pembayaran. Karena menurunnya ekspor dan meningkatnya impor menyebabkan
ketidakseimbangan terhadap aliran dana yang masuk dan keluar negeri sehingga posisi neraca pembayaran akan memperburuk.
Inflasi bukan berarti bertujuan untuk menghilangkan inflasi sampai pada titik nol, karena bila ini sampai terjadi tidak memacu pertumbuhan ekonomi dan
justru akan menimbulkan stagnasi. Kebijakan inflasi akan sangat berarti bagi kegiatan ekonomi bila pemerintah bisa menjaga laju inflasi berada di tingkat yang
sangat rendah yaitu sekitar dibawah 5 persen.
d. Kebijakan anti inflasi
Upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi dapat berupa penerapan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang dilaksanakan oleh dua lembaga yang
berbeda. Kebijakan fiskal dilaksanakan oleh departemen ekonomi dan keuangan, sedangkan kebijakan moneter dilaksanakan oleh bank sentral. Murni, 2006 : 207-
208
43 1. Kebijakan Fiskal meerupakan kebijakan pemerintah untuk mengubah dan
mengendalikan penerimaan dan pengeluarkan pemerintah melalui APBN dengan maksud untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Kebijakan ini dapat dibagi menjadi : Bentuk kebijakan fiskal jangka pendek, berupa ;
a. Membuat perubahan yang berkaitan dengan pembelanjaanpengeluaran pemerintah.
b. Membuat perubahan yang berkaitan dengan sistem perpajakan dan jumlah pajak yang ditetapkan.
Bentuk kebijakan fiskal jangka panjang, berupa ; a. Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan sistem perpajakan
yang telah ada, misalnya sistem pajak progresif dan proporsional. b. Kebijakan fiskal diskresioner, artinya kebijakan yang secara khusus
membuat perubahan terhadap sistem yang ada. Misalnya membuat undang- undang, peraturan-peraturan baru dibidang penerimaan pemerintah
khususnya penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah. 2. Kebijakan Moneter merupakan kebijakan yang dilakukan bank sentral dalam
mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar. Kebijakan bank sentral ini ada yang bersifat kuantitatif dan ada yang bersifat kualitatif.
Kebijakan yang bersifat kuantitatif meliputi : a. Kebijakan operasi pasar terbuka open market operation yaitu membeli
atau menjual obligasi pemerintah.