Fungsi pajak Pengertian Dasar. 1. Pengertian Pajak dan Pajak Penghasilan

18 b Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikn keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah 3 Menurut lembaga pemungutnya a Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahn Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai. b Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, terdiri : 1. Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas air, dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor. 2. Pajak kabupatenKota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan.

f. Asas Pemungutan Pajak

Azas-azas pemungutan pajak menurut Adam smith dalam bukunya “an Inguiry into the nature and causes of the wealth of nations” yang disebut” the four maxims” atau’ the four canons’ yaitu : suandy, 2000;19 1. Asas keadilan Equality, pembenan pajak diantara subyek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuan, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah, tidak diperbolehkan suatu Negara mengadakan diskriminasi sesama wajib pajak. 19 2. Asas lepastian hukum certainty, pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi not arbitrary, kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak dan ketentuan mengenai pembayarannya. 3. Asas ketetapan waktu pemungutan convenience of payment, pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat sedekat - dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan keuntungan yang dikenakan pajak. 4. Asas pemungutan pajak yang sehemat mungkin economic of collection, pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat seefisien mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri. Tidak ada artinya pemungutan pajak kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh. Dora Hancock E. Stighlitz dalam bukunya “Economic of the public sector” Haula Rosdiana ; 2004;68 menekankan pada efisiensi yang lebih luas dengan mengatakan bahwa ada lima karakteristik yang diharapkan dalam suatu sistem perpajakan, yaitu : 1. Economically efficient : ‘it should not have an impact on allocation of resources’ sistem perpajakn sedapat mungkin tidak mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi yang efisien. 2. Administrastively simple : ‘it should be easy and inexpensive to administer’. Sistem perpajakan harus mudah, sederhana dan relatif berbiaya murah dalam pengadministrasiannya.