Pembelajaran Matematika Deskripsi Teoritik

beragam pengetahuan yang dimiliki sebelumnya serta mengundang pengalaman dalam menangani masalah-masalah yang saling berhubungan.

2. Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari di lembaga pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi. Ada banyak alasan mengapa siswa perlu belajar matematika. Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan sarana berpikir logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana mengembangkan kreativitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. 20 Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan disekolah. Matematika sekolah terdiri atas bagian matematika yang dipilih dengan menyesuaikan kompetensi yang dimiliki siswa. Matematika sekolah berperan dalam menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan yang berorientasi pada perkembangan IPTEK, pembentukan pribadi dan melatih siswa berfikir logis serta kritis. Menurut Gagne, dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan aturan. 21 Pembelajaran matematika pada dasarnya menganut: prinsip belajar sepanjang hayat, prinsip siswa belajar aktif, dan prinsip “learning how to learn”. Prinsip siswa belajar aktif, merujuk pada pengertian belajar sebagai sesuatu yang dilakukan oleh siswa, dan bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. 22 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para pendidik disamping menguasai bahan 20 Mulyono Abdurahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulian Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 253 21 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung:UPI, 2003, h. 33 22 Utari Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik, Bandung: FPMIPA UPI, 2010, h. 14. atau materi ajar, tentu perlu juga mengetahui bagaimana cara materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran. Tugas guru adalah merancang sedemikian rupa skema pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subjek yang aktif, memilih informasi masalah baru, dan memotivasi siswa sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Dengan kata lain, guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan manager belajar bagi siswanya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik KTSP secara rinci memuat topik, kemampuan dasar matematika, dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki siswa setiap jenjang sekolah. Secara garis besar kemampuan dasar matematika yang termuat dalam KTSP adalah pemahaman matematika, pemecahan masalah maetmatik, penalaran matematik, koneksi matematik, dan komunikasi matematik. Adapun sikap yang harus dimiliki siswa diantaranya adalah sikap kritis, cermat, objektif, dan terbuka, menghargai keindahan matematika, serta rasa ingin tahu dan senang belajar matematika. Sikap dan kebiasaan berpikir diatas pada hakekatnya akan membentuk dan menumbuhkan disposisi matematika, yaitu keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. 23 Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan belajar terencana yang melibatkan guru dan siswa secara kontinu dimana perubahan tingkah laku siswa diarahkan pada pemahaman konsep-konsep matematika yang mengantarkan siswa pada kemampuan berpikir matematik berdasarkan aturan-aturan yang logis dan sistematis.

3. Pendekatan