Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN 138 Jakarta pada kelas VIII yang terdiri dari 8 kelas. Lalu dipilihlah 2 kelas sebagai sampel penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 72 orang siswa. Kelompok eksperimen terdiri dari 36 orang siswa pada kelas VIII.3 yang dalam proses pembelajarannnya menggunakan pendekatan SAVI sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 36 orang siswa pada kelas VIII.8 yang dalam proses pembelajarannya secara konvensional. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi sistem persamaan linier dua variabel SPLDV. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok belajar siswa di atas diberikan postes untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik mereka dan mencari tahu apakah terdapat pengaruh pendekatan SAVI terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok tersebut diukur dengan memberikan tes dalam bentuk uraian. Sebelum tes diberikan kepada kedua kelompok, telah dilakukan uji coba instrument pada 36 orang siswa di kelas IX sekolah tersebut. Setelah dilakukan uji coba instrument selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran butir soal dan uji daya pembeda soal. Berikut ini disajikan data hasil perhitungan akhir dari tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.

1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

Kelompok Eksperimen Hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI memiliki nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 44. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelompok Eksperimen No Interval Frekuensi Absolut i f f Frekuensi komulatif 1 44 – 50 3 8.33 3 2 51 – 57 4 11.11 7 3 58 – 64 4 11.11 11 4 65 – 71 8 22.22 19 5 72 – 78 9 25.00 28 6 79 – 85 5 13.89 33 7 86 – 92 3 8.33 36 Jumlah 36 100 Mengacu pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar 25.00 terdapat pada interval nilai 72-78 dan persentase terkecil 8.33 berada pada interval nilai 40-46 dan interval nilai 86-92. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar nilai dari kelompok eksperimen tersebar pada kisaran 72-78. Siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematiknya rendah sebanyak 3 orang siswa 8.33, sedangkan siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematiknya tinggi sebanyak 3 orang siswa 8.33. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar ̅ 69.36, median Me 70.63, modus Mo 72.90, varians 142.29 dan simpangan baku s 11.93. Siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata pada kelas eksperimen sebanyak 21 orang 58.33, sedangkan siswa yang memiliki nilai di bawah rata- rata sebanyak 15 orang 41.67.

2. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

Kelompok Kontrol Hasil tes yang diberikan kepada kelompok kontrol memiliki nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 40. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelompok Kontrol Mengacu pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa persentase terbesar 25.00 ada pada interval nilai 54-60 dan persentase terkecil 8.83 berada pada interval nilai 75-81 dan interval nilai 82-88. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar nilai dari kelompok eksperimen tersebar pada kisaran 54-60. Siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematiknya rendah sebanyak 5 orang siswa 13.89, sedangkan siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematiknya tinggi sebanyak 3 orang siswa 8.33. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar ̅ 61.08, median Me 59.72, modus Mo 58.17, varians 142.49 dan simpangan baku s 12.45. Siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata pada kelas kontrol sebanyak 17 orang 47.22, sedangkan siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata sebanyak 19 orang 52.78. Berdasarkan uraian mengenai hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, ditemukan adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat dilihat pada tabel berikut: No Interval Frekuensi absolut i f f Frekuensi komulatif 1 40 – 46 5 13.89 5 2 47 – 53 5 13.89 10 3 54 – 60 9 25.00 19 4 61 – 67 7 19.44 26 5 68 – 74 4 11.11 30 6 75 – 81 3 8.33 33 7 82 – 88 3 8.33 36 Jumlah 36 100 Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol Statistika Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 36 36 Maksimum 90 86 Minimum 44 40 Rata-rata 69.36 61.08 Median Me 70.63 59.72 Modus Mo 72.90 58.17 Varians 142.29 155.05 Simpangan Baku S 11.93 12.45 Kemiringan kurva -0.11 0.11 Ketajaman kurva 1.55 1.04 Tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antara kedua kelompok. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelompok kontrol dengan selisih 8.28. Nilai siswa tertinggi dari dua kelompok tersebut terdapat pada kelompok eksperimen dengan nilai 90, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 40. Artinya kemampuan pemecahan masalah matematik perorangan tertinggi terdapat di kelompok eksperimen, sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematik perorangan terendah terdapat di kelompok kontrol. Jika dilihat dari sebaran data kedua kelompok terlihat bahwa kelompok kontrol memiliki sebaran yang lebih heterogen karena memiliki nilai varians dan simpangan baku yang lebih besar daripada kelompok eksperimen. Berarti kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelompok kontrol lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelompok, sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelompok eksperimen lebih mengelompok dan cenderung sama. Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Postes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol B. Pengujian Prasyarat Analisis Data penelitian yang dianalisis adalah rata-rata skor kemampuan pemecahan matematik siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data ini diolah menjadi skor rata-rata, standar deviasi dan varians. Seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Tes Akhir dari Kelompok Sampel Kelompok N ̅ S Eksperimen 36 69.36 11.93 142.29 Kontrol 36 61.08 12.45 155.05 Berdasarkan Tabel 4.4. telah terlihat bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelompok eksperimen yang melakukan pembelajaran dengan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Karena varians populasi tidak diketahui, untuk analisis data dipakai uji kesamaan dua rata-rata dan uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Namun uji-t dapat digunakan apabila memenuhi asumsi atau persyaratan sebagai berikut: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 40 60 80 100 Fr e ku e n si Nilai kelas kontrol kelas eksperimen 1 Sampel berasal dari data yang berdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan uji normalitas. 2 Varians kedua populasi homogen. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas