Langkah-langkah pembelajaran dengan metode ekspositori dapat dirinci sebagai berikut :
41
a. Persiapan, dalam tahap ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran. b.
Penyajian, dalam tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.
c. Korelasi, dalam tahap ini guru menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa untuk memberikan makna terhadap materi pembelajaran. d.
Menyimpulkan, adalah tahapan memahami inti dari materi pembelajaran yang disajikan.
e. Mengaplikasikan, merupakan tahapan unjuk kemampuan siswa setelah
menyimak penjelasan dari guru. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran konvensional adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru dan tidak melibatkan siswa secara sepenuhnya dalam proses pembelajaran.
Peran siswa hanya sebatas mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, sehingga menyebabkan siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode ekspositori dimana aktivitas
pembelajaran hanya sebatas guru menjelaskan materi, memberikan contoh soal, tanya jawab kemudian siswa mengerjakan soal latihan berdasarkan contoh yang
diberikan oleh guru.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh Pendekatan SAVI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa” adalah sebagai
berikut: 1.
Dian Novitasari 2012, skripsi UIN Syarif Hidayatulloh yang berjudul “Penerapan Pendekatan SAVI Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
41
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet.V h. 185-190.
Matematika Siswa”, kesimpulan penelitian tersebut yaitu pendekatan pembelajaran SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa
dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
2. Agustyani Sari Ratna Dewi 2011, skripsi Universitas Negeri Yogyakarta
yang berjudul “Penerapan Pendekatan SAVI Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Kelas VIII B Smpn 3 Depok Yogyakarta Tahun Pelajaran 20102011
”, secara keseluruhan hasil penelitian tersebut menunjukkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep matematis siswa. 3.
Rohim Carito, dkk. Jurnal Didaktika Dwija Indria volume 1 No. 1 2013 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret yang berjudul “Penerapan Pendekatan
SAVI Somatis Auditori Visual Intelektual untuk Meningkatkan Kreativitas dalam Pembelajaran Matematika Volume Bangun Ruang
”, kesimpulan penelitian tersebut yaitu penerapan pendekatan SAVI Somatis Auditori Visual
Intelektual dalam pembelajaran matematika materi volume bangun ruang
dapat meningkatkan kreativitas siswa. C.
Kerangka Berpikir
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan utama dalam pembelajaran matematika. yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang dan menyelesaikan model matematika, serta menafsirkan solusi yang diperoleh. Kemampuan pemecahan masalah dipandang sebagai salah satu bentuk
kemampuan yang harus dimiliki dalam pembelajaran matematika agar siswa dapat menghadapi dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah. Hal ini dapat terjadi karena masih
banyak guru yang melakukan pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran konvensional dimana guru lebih dominan daripada siswa.
Pengertian atau definisi, teorema, penurunan rumus, contoh soal dan penyelesainnya semua dilakukan sendiri oleh guru, sementara siswa sekedar
menirukan penyelesaian yang dikerjakan guru. Sehingga kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan bermatematika siswa yang lainnya tidak dapat
berkembang sebagaimana mestinya. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang bukan
hanya menyampaikan informasi kepada siswa secara one way communication secara terus menerus, melainkan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Pendekatan SAVI adalah cara belajar yang disertai gerak fisik, berbicara, mendengarkan, melihat,
mengamati, dan menggunakan kemampuan intelektual untuk berpikir, menggambarkan, menghubungkan, dan membuat kesimpulan dengan baik. Dalam
pembelajaran ini menurut hemat peneliti, siswa dapat melakukan percobaan atau memanipulasi alat peraga sebagai bentuk belajar somatis, sehingga menjadikan
siswa terlibat secara langsung membangun pemahamannya terhadap konsep materi yang akan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah karena
pemahaman konsep akan melekat lebih lama pada diri siswa. Sebagai bentuk belajar visual, ketika melakukan suatu percobaan terhadap alat peraga siswa dapat
melakukan pengamatan untuk menghasilkan gambaran atau mengidentifikasi dan mencatat informasi sehingga akan melatih siswa untuk mendapatkan informasi
apabila dihadapkan suatu masalah. Sebagai bentuk belajar Auditori, siswa bekerjasama dalam kelompok untuk berdiskusi, saling bertukar informasi,
memunculkan ide-ide atau gagasan, misalkan tentang strategi untuk diterapkan dalam memecahkan masalah. Sebagai bentuk belajar intelektual, siswa dituntut
untuk berpikir, menganalisis semua informasi, dan mengoperasikan rencana yang diperoleh dari proses pembelajaran pada unsur somatis, auditori, dan visual serta
dapat membuat kesimpulan atau memeriksa kembali hasil penyelesaian yang diperoleh.
Pendekatan SAVI merupakan pendekatan yang membantu siswa mengintegrasikan konsep-konsep yang telah diketahui menjadi pengetahuan baru.
Kemampuan pemecahan masalah siswa diharapkan dapat berkembang dengan baik apabila dalam proses pembelajaran dilakukan penggabungan dan
pengoptimalan keempat unsur SAVI. Terdapat kebiasaan berpikir siswa ketika
merespon masalah dengan cerdas, diantaranya adalah dengan memanfaatkan indera dalam mengumpulkan dan mengolah data, mencipta, berkhayal serta
berinovasi. Hal ini sejalan dengan pendekatan SAVI yaitu pendekatan yang menggabungkan gerakan fisik, dan aktivitas intelektual dan penggunaan semua
indera dalam satu peristiwa pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menduga kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan
pendekatan SAVI lebih baik dari pada yang diberi pendekatan konvensional.
C. Hipotesis Penelitian