Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Karakteristik Ubi Kayu

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana keragaan usahatani ubi kayu pada petani Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor ? 2. Berapa besar pendapatan usahatani ubi kayu pada petani Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor ? 3. Bagaimana sistem pemasaran ubi kayu pada petani Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor ? 4. Berapa besar nilai tambah yang dapat diciptakan dengan adanya usaha pengolahan ubi kayu menjadi aci ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis keragaan usahatani ubi kayu pada petani Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor ? 2. Menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu pada petani Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor ? 3. Menganalisis sistem pemasaran ubi kayu pada petani Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor ? 4. Menganalisis nilai tambah yang dapat diciptakan dengan adanya usaha pengolahan ubi kayu menjadi aci ?

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa kegunaan, antara lain : 1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petani anggota Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas dalam upaya peningkatan pendapatan dan pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani ubi kayu. 2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengolah tapioka terutama dalam peningkatan pendapatan dan pengambilan keputusan bisnis ke depan. 3. Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya. 4. Sebagai sarana bagi penulis untuk melatih kemampuan dalam menganalisa masalah berdasarkan fakta dan data. 10 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ubi Kayu

Ubi kayu Manihot esculenta Crantz atau Manihot utilissima memiliki nama lokal yang cukup bervariasi seperti: ketila, keutila, ubi kayee Aceh, ubi parancih Minangkabau, ubi singkung Jakarta, batata kayu Manado, bistungkel Ambon, huwi dangdeur, huwi jendral, kasapen, sampeu, ubi kayu Sunda, katela mantri, ubi kayu, tela pohung Jawa, dan kasibi Ternate. Ubi kayu berasal dari Benua Amerika, tepatnya dari Brazil. Ubi kayu menyebar ke hampir seluruh wilayah dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok Purnomo Purnamawati 2010. Ubi kayu merupakan tanaman yang mudah dikenali karena memiliki ciri khas, yaitu: batangnya berbuku-buku setiap buku batang terdapat mata tunas, daunnya menjari, dan umbi berasal dari pembesaran sekunder akar adventif. Umbi ubi kayu umumnya mengandung 10-490 miligram HCN per kilogram umbi basah tergantung varietasnya. Senyawa HCN berbahaya jika dikonsumsi lebih dari 1 miligram HCN per kilogram bobot tubuh per hari. Umbi ubi kayu dengan kadar HCN kurang dari 50 miligram per kilogram bobot umbi dinyatakan aman untuk dimakan. Kadar HCN yang lebih dari 100 miligram per kilogram bobot umbi hanya diperkenankan untuk industri, seperti tepung tapioka Purnomo Purnamawati 2010. Ubi kayu termasuk tanaman tropis yang tumbuh di daerah sekitar 30 LU sampai 30 LS, tetapi kebanyakan ditanam di daerah 20 LU sampai 20 LS. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubi kayu antara 1.500-2.500 milimeter per tahun. Kelembapan udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65 persen. Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ubi kayu sekitar 10 C. Pertumbuhan tanaman akan sedikit terhambat tanaman menjadi kerdil jika suhu udara di bawah 10 C. Tanaman menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Sinar matahari yang dibutuhkan tanaman ubi kayu sekitar 10 jam per hari. Tanah yang sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstuktur remah, gembur, tidak terlalu liat, tidak terlalu poros, dan kaya bahan organik. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol, dan andosol. Derajat kemasaman pH tanah yang sesuai untuk budidaya ubi kayu berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.

2.2. Usahatani Ubi Kayu

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Pengrajin Olahan Ubi Kayu Di Kecamatan Pegajahan (Studi Kasus : Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai)

5 69 134

Strategi Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Di ” (Studi Kasus : Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

3 127 71

Analisis Perbandingan Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf Dan Tepung Tapioka Di Kabupaten Serdang Bedagai (Kasus: Desa Bajaronggi, Kecamatan Dolok Masihul Dan Kecamatan Sei Rampah).

7 51 92

Analisis Curahan Tenaga Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu. (Studi Kasus: di Desa Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simaiungun, Propinsi Sumatera Utara)

0 44 108

Analisis Pemasaran Ubi Kayu (Studi kasus : Desa Panombean Marjanji dan Desa Bosar Galugur, Kecamatan tanah Jawa Kabupaten Simalungun.)

1 62 80

Sistem Dan Analisis Usahatani Ubi Kayu. (Studi kasus di Desa Penggalangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang.)

0 52 124

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

10 89 90

Analisis nilai tambah dan pemasaran kayu sengon gergajian (studi kasus di kecamatan Cigudeg kabupaten Bogor)

4 12 200

Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 4 208

Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ubi kayu desa galuga kecamatan cibungbulang kabupaten Bogor

2 11 70