Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengambilan Responden

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 hingga Februari 2011. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukaraja merupakan salah satu daerah sentra produksi ubi kayu di Kabupaten Bogor dan Desa Cikeas adalah salah satu sentra produksi ubi kayu di Kecamatan Sukaraja.

4.2. Metode Pengambilan Responden

Pengambilan responden dibedakan atas tujuan penelitian yakni untuk analisis usahatani, pemasaran, dan analisis nilai tambah ubi kayu di Desa Cikeas. Desa Cikeas memiliki satu gapoktan, yaitu Gapoktan Sukaraharja. Jumlah anggota Gapoktan Sukaraharja adalah 40 orang. Gapoktan Sukaraharja dipilih secara sengaja purposive karena sebanyak 26 orang anggota gapoktan merupakan petani ubi kayu. Anggota gapoktan lainnya yaitu sebanyak 14 orang merupakan petani yang menanam komoditi lain seperti pepaya dan jagung. Penentuan petani responden dilakukan dengan mengambil semua populasi petani ubi kayu anggota Gapoktan Sukaraharja yang menanam ubi kayu pada MT 20092010. Jumlah petani responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 orang. Petani responden tersebut dikelompokkan berdasarkan status penguasaan lahan yaitu petani pemilik sebanyak 13 orang dan petani penggarap sebanyak 13 orang. Penentuan responden untuk lembaga pemasaran ubi kayu di Desa Cikeas dilakukan dengan metode snow ball sampling yaitu dengan cara mengikuti alur pemasaran ubi kayu dari produsen sampai ke konsumen. Saluran pemasaran ubi kayu di daerah penelitian ditelusuri berdasarkan informasi yang diperoleh dari pelaku pasar yaitu mulai dari tingkat petani sampai konsumen. Jumlah responden untuk lembaga pemasaran ubi kayu di Desa Cikeas adalah sembilan pengolah tapioka. Responden untuk analisis pemasaran juga merupakan responden untuk analisis nilai tambah ubi kayu. Responden untuk analisis nilai tambah ubi kayu yaitu sebanyak sembilan pengolah tapioka.

4.3. Jenis dan Sumber Data

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Pengrajin Olahan Ubi Kayu Di Kecamatan Pegajahan (Studi Kasus : Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai)

5 69 134

Strategi Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Di ” (Studi Kasus : Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

3 127 71

Analisis Perbandingan Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf Dan Tepung Tapioka Di Kabupaten Serdang Bedagai (Kasus: Desa Bajaronggi, Kecamatan Dolok Masihul Dan Kecamatan Sei Rampah).

7 51 92

Analisis Curahan Tenaga Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu. (Studi Kasus: di Desa Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simaiungun, Propinsi Sumatera Utara)

0 44 108

Analisis Pemasaran Ubi Kayu (Studi kasus : Desa Panombean Marjanji dan Desa Bosar Galugur, Kecamatan tanah Jawa Kabupaten Simalungun.)

1 62 80

Sistem Dan Analisis Usahatani Ubi Kayu. (Studi kasus di Desa Penggalangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang.)

0 52 124

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

10 89 90

Analisis nilai tambah dan pemasaran kayu sengon gergajian (studi kasus di kecamatan Cigudeg kabupaten Bogor)

4 12 200

Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 4 208

Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ubi kayu desa galuga kecamatan cibungbulang kabupaten Bogor

2 11 70