Struktur Pasar Perilaku Pasar

aktivitas fungsi tersebut. Fungsi fasilitas terdiri dari fungsi standardisasi, dan fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi informasi pasar. Fungsi penyimpanan diperlukan untuk menyimpan barang selama belum dikonsumsi atau menunggu untuk diangkut ke daerah pemasaran. Selama pelaksanaan penyimpanan dilakukan beberapa tindakan untuk menjaga mutu, terutama hasil-hasil pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Semua biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang dilaksanakan adalah biaya penyimpanan termasuk biaya pemeliharaan fisik gudang, risiko kerusakan selama penyimpanan, dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama barang-barang tersebut masih disimpan. Fungsi pengangkutan bertujuan untuk menyediakan barang di daerah konsumen yang sesuai dengan kebutuhan konsumen baik menurut waktu, jumlah, dan mutunya. Adanya keterlambatan dalam pengangkutan dan jenis alat angkut yang tidak sesuai dengan sifat barang yang akan diangkut dapat menimbulkan kerusakan dan penurunan mutu barang yang bersangkutan. Fungsi standardisasi adalah suatu ukuran atau penentuan mutu suatu produk dengan berbagai ukuran warna, bentuk, kadar air, kematangan, rasa, dan kriteria lainnya. Grading adalah tindakan menggolongkan suatu produk menurut standardisasi yang diinginkan oleh pembeli. Kedua fungsi ini memberikan manfaat dalam proses pemasaran, yaitu mempermudah pelaksanaan jual-beli serta mengurangi biaya pemasaran terutama biaya pengangkutan.

3.1.2.3. Struktur Pasar

Struktur pasar merupakan tipe atau jenis pasar yang didefinisikan sebagai hubungan korelasi antara pembeli calon pembeli dan penjual calon penjual yang secara strategis mempengaruhi penentuan harga dan pengorganisasian pasar Asmarantaka 2009. Menurut Dahl dan Hammond 1977, struktur pasar merupakan suatu dimensi yang menjelaskan pengambilan keputusan oleh perusahaan maupun industri, jumlah perusahaan suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran, deskripsi produk atau diferensiasi produk, syarat-syarat masuk atau penguasaan pasar, dan sebagainya. Struktur pasar digunakan untuk menganalisis jenis pasar. Hal ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai perilaku pelaku pemasaran serta keragaan dari suatu pasar. 26 Struktur pasar mempengaruhi efektifitas pasar dalam realisasi sehari-hari yang diukur dengan variabel-variabel seperti harga, biaya, dan jumlah produksi. Empat faktor penentu dari karakteristik struktur pasar, yaitu : 1. Jumlah atau ukuran perusahaan, 2. Kondisi atau keadaan produk, 3. Kondisi keluar masuk pasar, 4. Tingkat pengetahuan yang dimiliki partisipan dalam pemasaran. Dahl dan Hammond 1977, mencantumkan lima jenis struktur pasar untuk sistem pemasaran pertanian yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Lima Jenis Pasar pada Sistem Pangan dan Serat No. Karakteristik Struktur Pasar Produk Jumlah Perusahaan Sifat Produk Dari Sudut Penjual Dari Sudut Pembeli 1. Banyak Standarhomogen Persaingan murni Persaingan murni 2. Banyak Diferensiasi Persaingan monopolistik Persaingan monopolistik 3. Sedikit Standar Oligopoli murni Oligopsoni murni 4. Sedikit Diferensiasi Oligopoli diferensiasi Oligopsoni diferensiasi 5. Satu Unik Monopoli Monopsoni Sumber: Dahl dan Hammond, 1977

3.1.2.4. Perilaku Pasar

Perilaku pasar merupakan pola tingkah laku dari lembaga-lembaga pemasaran yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana lembaga tersebut melakukan kegiatan penjualan dan pembelian serta menentukan bentuk-bentuk keputusan yang harus diambil dalam menghadapi struktur pasar tersebut. Perilaku pasar tersebut dapat dilihat dari proses pembentukan harga dan stabilitas pasar, serta ada tidaknya praktek jujur dari lembaga tersebut Dahl Hammond 1977. Perilaku pasar dapat diketahui dengan mengamati praktek pembelian dan penjualan yang dilakukan masing-masing lembaga pemasaran, sistem penentuan dan penjualan yang dilakukan masing-masing lembaga pemasaran, sistem penentuan dan pembayaran harga, serta kerjasama antara berbagai lembaga 27 pemasaran. Perilaku pasar juga menentukan strategi yang dilakukan oleh para pelaku pasar dalam menghadapi persaingan.

3.1.2.5. Efisiensi Pemasaran

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Pengrajin Olahan Ubi Kayu Di Kecamatan Pegajahan (Studi Kasus : Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai)

5 69 134

Strategi Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Di ” (Studi Kasus : Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

3 127 71

Analisis Perbandingan Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf Dan Tepung Tapioka Di Kabupaten Serdang Bedagai (Kasus: Desa Bajaronggi, Kecamatan Dolok Masihul Dan Kecamatan Sei Rampah).

7 51 92

Analisis Curahan Tenaga Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu. (Studi Kasus: di Desa Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simaiungun, Propinsi Sumatera Utara)

0 44 108

Analisis Pemasaran Ubi Kayu (Studi kasus : Desa Panombean Marjanji dan Desa Bosar Galugur, Kecamatan tanah Jawa Kabupaten Simalungun.)

1 62 80

Sistem Dan Analisis Usahatani Ubi Kayu. (Studi kasus di Desa Penggalangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang.)

0 52 124

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

10 89 90

Analisis nilai tambah dan pemasaran kayu sengon gergajian (studi kasus di kecamatan Cigudeg kabupaten Bogor)

4 12 200

Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 4 208

Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ubi kayu desa galuga kecamatan cibungbulang kabupaten Bogor

2 11 70