Saluran Pemasaran Fungsi-Fungsi Pemasaran

atau tidak efisien apabila R-C rasio kurang dari satu Soeharjo Patong 1973; Soekartawi et al. 1986.

3.1.2. Konsep Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen Mubyarto 1995. Dahl dan Hammond 1977 menekankan definisi pemasaran kepada serangkaian fungsi yang diperlukan dalam penanganan atau pergerakan input ataupun output produk mulai dari titik produksi primer sampai konsumen akhir. Pemasaran merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran dari produk-produk dan jasa-jasa dimulai dari tingkat produksi pertanian sampai di tingkat konsumen akhir Limbong Sitorus 1985; Kohls Uhl 2002. Sistem pemasaran dapat dianalisis melalui lima pendekatan Kohls Uhl 2002, yaitu : 1. Pendekatan fungsi functional approach adalah pendekatan studi pemasaran dari aktivitas-aktivitas bisnis yang terjadi atau perlakuan yang ada pada proses dalam sistem pemasaran. Pendekatan ini terdiri dari fungsi pertukaran pembelian dan penjualan, fungsi fisik penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan, dan fungsi fasilitas standardisasi, pembiayaan, penanggungan risiko, dan informasi pasar. 2. Pendekatan kelembagaan institutional approach, yang terdiri dari pedagang perantara, agen perantara, spekulator, pengolahan dan pabrikan, serta organisasi. 3. Pendekatan sistem perilaku behavioral system approach merupakan pelengkap dari kedua fungsi di atas, yaitu menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam proses pemasaran seperti perubahan dan perilaku lembaga pemasaran. Pendekatan perilaku ini terdiri dari pendekatan input-output, power, communications, dan adaptive behavioral system.

3.1.2.1. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen Limbong Sitorus 1985. Menurut Kotler 2005 saluran pemasaran adalah 24 beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan petani produsen untuk menyalurkan hasil pertanian dari produsen sampai konsumen Rahardi et al. 2007. Saluran pemasaran suatu komoditi pertanian sangat bervariasi baik dalam penyaluran satu jenis komoditi maupun dengan lain jenis komoditi Limbong Sitorus 1985. Saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat saluran. Menurut Limbong dan Sitorus 1985 dan Kotler 2005, setiap perantara yang melakukan usaha menyalurkan barang kepada pembeli akhir membentuk suatu tingkatan saluran. Saluran nol-tingkat saluran pemasaran langsung terdiri dari produsen yang menjual langsung ke konsumen. Saluran satu-tingkat mempunyai satu perantara penjualan, yaitu pengecer. Saluran dua-tingkat mempunyai dua perantara, yaitu grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer. Saluran tiga-tingkat mempunyai tiga perantara, yaitu pedagang besar, pemborong, dan pengecer.

3.1.2.2. Fungsi-Fungsi Pemasaran

Pendekatan fungsi functional approach menurut Kohls dan Uhl 2002 adalah pendekatan studi pemasaran dari aktivitas-aktivitas bisnis yang terjadi atau perlakuan yang ada pada proses dalam sistem pemasaran. Pendekatan ini untuk menganalisis dan mempelajari berbagai gejala dalam proses pemasaran untuk beberapa aspek fungsional pokok, sehingga seluruh proses pemasaran dapat memberikan gambaran yang ringkas dan lengkap. Fungsi tersebut terdiri dari : 1. Fungsi pertukaran exchange functions, merupakan aktivitas dalam perpindahan hak milik barang atau jasa. Fungsi ini terdiri dari fungsi pembelian dan penjualan. 2. Fungsi fisik physical functions, merupakan aktivitas penanganan, pergerakan, dan perubahan fisik dari produk atau jasa dan turunannya. Fungsi ini terdiri dari fungsi penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan. 3. Fungsi fasilitas facilitating functions, merupakan fungsi yang mungkin memperlancar fungsi pertukaran dan fisik. Aktivitasnya tidak langsung di dalam proses fungsi pertukaran dan fisik, tetapi memperlancar aktivitas- 25 aktivitas fungsi tersebut. Fungsi fasilitas terdiri dari fungsi standardisasi, dan fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi informasi pasar. Fungsi penyimpanan diperlukan untuk menyimpan barang selama belum dikonsumsi atau menunggu untuk diangkut ke daerah pemasaran. Selama pelaksanaan penyimpanan dilakukan beberapa tindakan untuk menjaga mutu, terutama hasil-hasil pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Semua biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang dilaksanakan adalah biaya penyimpanan termasuk biaya pemeliharaan fisik gudang, risiko kerusakan selama penyimpanan, dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama barang-barang tersebut masih disimpan. Fungsi pengangkutan bertujuan untuk menyediakan barang di daerah konsumen yang sesuai dengan kebutuhan konsumen baik menurut waktu, jumlah, dan mutunya. Adanya keterlambatan dalam pengangkutan dan jenis alat angkut yang tidak sesuai dengan sifat barang yang akan diangkut dapat menimbulkan kerusakan dan penurunan mutu barang yang bersangkutan. Fungsi standardisasi adalah suatu ukuran atau penentuan mutu suatu produk dengan berbagai ukuran warna, bentuk, kadar air, kematangan, rasa, dan kriteria lainnya. Grading adalah tindakan menggolongkan suatu produk menurut standardisasi yang diinginkan oleh pembeli. Kedua fungsi ini memberikan manfaat dalam proses pemasaran, yaitu mempermudah pelaksanaan jual-beli serta mengurangi biaya pemasaran terutama biaya pengangkutan.

3.1.2.3. Struktur Pasar

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Pengrajin Olahan Ubi Kayu Di Kecamatan Pegajahan (Studi Kasus : Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai)

5 69 134

Strategi Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Di ” (Studi Kasus : Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

3 127 71

Analisis Perbandingan Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf Dan Tepung Tapioka Di Kabupaten Serdang Bedagai (Kasus: Desa Bajaronggi, Kecamatan Dolok Masihul Dan Kecamatan Sei Rampah).

7 51 92

Analisis Curahan Tenaga Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu. (Studi Kasus: di Desa Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simaiungun, Propinsi Sumatera Utara)

0 44 108

Analisis Pemasaran Ubi Kayu (Studi kasus : Desa Panombean Marjanji dan Desa Bosar Galugur, Kecamatan tanah Jawa Kabupaten Simalungun.)

1 62 80

Sistem Dan Analisis Usahatani Ubi Kayu. (Studi kasus di Desa Penggalangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang.)

0 52 124

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

10 89 90

Analisis nilai tambah dan pemasaran kayu sengon gergajian (studi kasus di kecamatan Cigudeg kabupaten Bogor)

4 12 200

Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 4 208

Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ubi kayu desa galuga kecamatan cibungbulang kabupaten Bogor

2 11 70