lainnya memiliki pengalaman kurang dari 20 tahun sebanyak dua orang dan sebanyak tiga orang memiliki pengalaman 11-20 tahun.
5.6. Gambaran Umum Proses Produksi Aci
Proses produksi adalah tahapan-tahapan dalam pengolahan bahan baku sampai keadaan tertentu. Proses produksi aci adalah tahapan dalam pengolahan
singkong sampai menjadi aci. Proses produksi yang dilakukan pengolah tapioka secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses Produksi Aci Ubi kayu yang berasal dari Desa Cikeas umumnya langsung dikupas di
kebun-kebun petani untuk memudahkan pengangkutan. Ubi kayu dikupas dengan Singkong
Pengupasan
Pencucian
Penggilingan
Penyaringan
Pengendapan
Pengeringan
Tapioka Kasar Aci
52
menggunakan pisau tajam. Pekerja yang melakukan pengupasan adalah buruh pikul yang jumlahnya tiga sampai empat orang pada setiap industri kecil.
Ubi kayu yang telah selesai dikupas dibawa oleh buruh pikul ke tempat pencucian. Satu pikul ubi kayu yang sudah dikupas beratnya kira-kira 72
kilogram. Ubi kayu tersebut kemudian dibersihkan di bak pencucian. Dalam bak tersebut terdapat pipa saluran yang mengalirkan air bersih ke bak penampungan
untuk membersihkan ubi kayu yang sudah dikupas. Ubi kayu yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam mesin penggiling untuk dihancurkan.
Proses pencucian dan penggilingan ubi kayu dilakukan oleh buruh giling yang berjumlah dua orang. Satu orang melakukan pencucian dan satu orang melakukan
proses penggilingan dengan duduk di depan mesin giling. Hasil parutan yang berbentuk bubur ubi kayu dialirkan langsung ke mesin
penyaring getar yang juga dialiri air untuk membantu proses ekstraksi pati. Air yang mengandung pati dialirkan ke bak-bak pengendapan, sedangkan ampasnya
dikeluarkan ke tempat penampungan ampas. Bak pertama yang dilalui aliran ini nantinya menjadi bak yang paling banyak mengandung pati, dan semakin jauh
dari tempat penyaringan jumlah patinya semakin sedikit. Pengendapan dilakukan selama kurang lebih delapan jam sampai pati terpisah dengan air. Setelah
diendapkan, air kemudian dibuang dan patinya diangkat. Pati yang masih basah diangkut ke tempat pengeringan. Pengangkutan pati
yang masih basah ke tempat pengeringan dilakukan oleh buruh giling. Pati yang masih basah kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari dengan menggunakan
tampah-tampah yang diletakkan pada rak-rak kayu yang tingginya satu meter dari tanah. Tujuannya agar air turun ke tanah dan pati tersebut tidak terkontaminasi
dengan kotoran-kotoran dari tanah. Pengeringan memerlukan waktu kurang lebih enam jam jika matahari bersinar terik. Pengeringan biasanya dilakukan oleh buruh
jemur yang berjumlah dua sampai lima orang. Pati yang telah kering merupakan butiran-butiran kasar yang disebut
dengan aci. Aci yang sudah kering kemudian dikemas ke dalam karung plastik berukuran 50 kilogram. Pengemasan dilakukan oleh buruh angkut yang bertugas
mengangkut tepung tapioka yang sudah dikemas ke dalam mobil pick up. Jumlah buruh angkut antara dua sampai tiga orang.
53
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Keragaan Usahatani Ubi Kayu