Komponen penyusun perhitungan pendapatan usahatani ubi kayu adalah penerimaan, biaya tunai, dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai yang
dikeluarkan oleh petani pemilik adalah biaya pupuk, tenaga kerja luar keluarga TKLK, dan pajak lahan. Biaya diperhitungkan untuk petani pemilik adalah bibit,
penyusutan alat, tenaga kerja dalam keluarga TKDK, dan sewa lahan diperhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani penggarap adalah biaya
pupuk, TKLK, dan sewa lahan. Biaya diperhitungkan untuk petani penggarap adalah bibit, penyusutan alat, dan TKDK Tabel 8.
Tabel 8. Metode Perhitungan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu
No. Komponen
A. Penerimaan
Penjualan
B. Biaya tunai
1. Sarana Produksi
Pupuk 2.
TKLK 3.
Pajak Lahan 4.
Sewa lahan lahan sewa Total biaya tunai
C. Biaya yang diperhitungkan Biaya tidak tunai
1. Bibit
2. Penyusutan alat
3. TKDK
4. Sewa lahan diperhitungkan lahan milik sendiri
Total biaya yang diperhitungkan
D. Jumlah total biaya B + C E.
Pendapatan atas biaya tunai A - B F.
Pendapatan atas biaya total A - D G. R-C rasio atas biaya tunai AB
H. R-C rasio atas biaya total AD
4.5.3. Analisis Pemasaran Analisis Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran ubi kayu di Desa Cikeas dianalisis secara kualitatif. Saluran pemasaran ubi kayu di Desa Cikeas dianalisis dengan mengamati
lembaga-lembaga pemasaran yang berperan sebagai pihak perantara dalam proses penyampaian produk dari produsen hingga konsumen serta pembentukan saluran
pemasaran.
38
Analisis Fungsi-Fungsi Pemasaran
Analisis fungsi pemasaran dilakukan dengan mengidentifikasi fungsi- fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran dalam
proses penyaluran ubi kayu dari titik produsen ke titik konsumen. Analisis fungsi pemasaran ubi kayu di Desa Cikeas dilihat dari fungsi pertukaran, fungsi fisik,
dan fungsi fasilitas.
Analisis Struktur Pasar
Struktur pasar ubi kayu dianalisis berdasarkan saluran pemasaran yang didukung peranan fungsi-fungsinya, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat
penjual dan pembeli, kebebasan keluar masuk pasar, kondisi dan keadaan produk, penentuan harga, dan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh partisipan
dalam pemasaran seperti: biaya, harga, dan kondisi pasar partisipan.
Analisis Perilaku Pasar
Analisis perilaku pasar digunakan untuk melihat kegiatan yang tercipta diantara lembaga-lembaga pemasaran ubi kayu. Perilaku pasar dianalisis dengan
mengamati praktek penjualan dan pembelian, sistem penentuan harga dan cara pembayaran, dan kerjasama antar lembaga-lembaga yang terlibat dalam
pemasaran ubi kayu di Desa Cikeas.
Analisis Farmer’s Share
Nilai farmer’s share digunakan untuk melihat apakah pemasaran ubi kayu memberikan balas jasa yang seimbang kepada petani. Farmer’s share dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : Fs = Farmer’s share
Pf = Harga yang diterima petani Rpkg
Pr = Harga yang dibayar konsumen Rpkg
4.5.4. Analisis Nilai Tambah
Kegiatan pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka mengakibatkan bertambahnya nilai ubi kayu. Pertambahan nilai ubi kayu dapat dianalisis dengan
Fs = Pf
Pr × 100
39
menggunakan metode Hayami. Kerangka analisis perhitungan nilai tambah metode Hayami dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Analisis Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami
No. Keterangan
Perhitungan Output, Input, Harga
1. Output Kg proses produksi
A Utama
Sampingan 2.
Input ubi kayu Kg proses produksi B
3. Tenaga kerja HOK proses produksi
C 4.
Faktor konversi D = AB
Utama Sampingan
5. Koefisien tenaga kerja
E = CB 6.
Harga output RpKg F
Utama Sampingan
7. Upah tenaga kerja RpHOK
G Pendapatan dan Keuntungan
8. Harga bahan baku RpKg
H 9.
Sumbangan input lain RpKg I
10. Nilai output Rp
J = D x F Utama
Sampingan 11.
a. Nilai tambah RpKg K = J – H – I
b. Rasio nilai tambah L = KJ x 100
12. a. Pendapatan tenaga kerja RpKg
M = E x G b. Bagian tenaga kerja
N = MK x 100 13.
a. Keuntungan RpKg O = K – M
b. Tingkat keuntungan P = OK x 100
Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14.
Marjin RpKg Q = J – H
a. Pendapatan tenaga kerja R = MQ x 100
b. Sumbagan input lain S = IQ x 100
c. Keuntungan pengolah T = OQ x 100
Sumber : Hayami et al., 1987
4.6. Definisi Operasional