Analisis Pendapatan Usahatani Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Rasio RC

dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata- kata berikut Riduwan Sunarto 2009: Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1 Setuju 4 Setuju 2 Netral 3 Netral 3 Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4 Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5 Penelitian ini menggunakan pernyataan positif, yaitu sangat setuju 5, setuju 4, netral 3, tidak setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. 1 2 3 4 5 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Skala Likert ini digunakan untuk mengukur manfaat kemitraan yang dirasakan petani mitra. Manfaat kemitraan diukur menggunakan 27 pernyataan positif. Setiap jawaban pernyataan tersebut akan hitung dengan menjumlahkan setiap jawaban petani mitra. Semakin besar nilai pernyataan tersebut maka petani mitra semakin setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan kata lain, persepsi petani mengenai manfaat kemitraan semakin positif. Seluruh jawaban pernyataan tersebut akan dijumlah dan dibuat persentase setiap responden, untuk mengetahui kepuasan petani mitra terhadap manfaat kemitraan yang dirasakannya. Semakin besar persentase manfaat kemitraan maka semakin besar pula kepuasan petani terhadap manfaat kemitraan yang dirasakannya. Berbagai pernyataan ini dapat dilihat pada kuisioner penelitian dibagian kemitraan pada Lampiran 2.

4.4.2. Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani per musim tanam. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pendapatan petani padi sehat mitra selama melakukan kemitraan dan dibandingkan dengan pendapatan petani non mitra. Perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus. Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa, lalu dibagi dengan lamanya umur ekonomis alat tersebut, dengan rumus sebagai berikut Suratiyah 2011: Biaya Penyusutan = Nb – Ns N dimana : Nb = Nilai pembelian Rp Ns = Nilai sisa Rp N = Jangka usia ekonomi tahun Analisis pendapatan usahatani dibedakan menjadi total pendapatan, total pendapatan tunai serta pendapatan bersih yang didapat setelah dikurangi penyusutan. Cara perhitungan pendapatan usahatani dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 . Cara Perhitungan Pendapatan Usahatani No. Uraian Keterangan 1. Penerimaan Tunai A 2. Penerimaan yang Diperhitungkan B 3. Total Penerimaan C = A + B 4. Pengeluaran Tunai D 5. Pengeluaran yang Diperhitungkan E 6. Total Pengeluaran F = D + E 7. Total Pendapatan G = C – F 8. Total Pendapatan Tunai H = A – D 9. Penyusutan alat I 10. Pendapatan Bersih J = H – I Sumber : Hernanto 1996

4.4.3. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Rasio RC

RC adalah singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematika, hal ini dapat ditulis sebagai berikut Soekartawi 2006 a = RC dimana : R = Return Penerimaan C = Cost Biaya Secara teoritis dengan rasio RC = 1 artinya tidak untung dan tidak pula rugi. Bila RC lebih dari satu maka usahatani dapat dikatakan mengguntungkan karena penerimaan yang diperoleh lebih besar dari tiap biaya yang telah dikeluarkan dan bila RC kurang dari satu maka usahatani tersebut dikatakan tidak menguntungkan rugi karena penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari tiap unit biaya yang dikeluarkan. Rasio penerimaan dan biaya ini menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk memproduksi padi sehat. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan relatif kegiatan usahatani padi sehat atau indeks efesiensi usaha padi sehat pada petani mitra dan non mitra.

4.4.4. Analisis Regresli Linier Sederhana