Luas dan Status Penguasaan lahan

5.2.5. Luas dan Status Penguasaan lahan

Berdasarkan total lahan sawah maupun bukan yang dikuasai petani responden, rata-rata total lahan petani mitra lebih besar 23 persen dari total lahan yang dikuasai petani non mitra. rata-rata total lahan petani mitra sebesar 0,71 ha, sedangkan petani non mitra sebesar 0,54 ha. Total lahan yang dikuasai petani responden, terdiri dari lahan basah sawah, lahan kering biasanya ditanam sayuran, danatau kolam ikan konsumsi ikan mas, nila, dan lainnya. Bila dilihat dari penguasaan lahan basah saja sawah, luas penguasaan sawah responden berada dikisaran kurang dari 0,2 ha hingga lebih dari 1 ha. Luas penguasaan sawah petani mitra dan non mitra tidak terlalu berbeda dengan penguasaan sawah yang paling banyak berada diantara 0,2 – 0,4 ha. Rata-rata luas sawah yang dikuasi oleh petani mitra sebanyak 0,51 ha dan petani non mitra sebanyak 0,47 ha. Jumlah petani responden berdasarkan luas penguasaan sawah dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Luas Penguasaan Sawah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Luas Penguasaan sawah ha Jumlah Petani mitra orang Persentase Jumlah Petani non mitra orang Persentase 0,2 6 23,1 10 33,3 0,2 – 0,4 10 38,5 10 33,3 0,41 – 0,6 3 11,5 4 13,3 0,61 – 0,8 2 7,7 1 3,3 0,81 – 1 2 7,7 2 6,7 1 3 11,5 3 10,0 Jumlah 26 100,0 30 100,0 Berdasarkan status penguasaan sawah, responden mempunyai status penguasaan sawah yang bervariasi. Petani mitra paling banyak status penguasaan sawahnya adalah milik dan sewa. Walaupun petani mitra sudah mempunyai lahan sendiri, namun untuk meningkatkan luas lahan yang dikuasai petani juga melakukan sewa lahan. Hal ini dikarenakan luas lahan yang dikuasai petani responden masih banyak yang berada dibawah 0,5 ha. Sedangkan petani non mitra, status penguasaan lahan yang paling banyak adalah sewa. Berarti petani non mitra dalam mengusahakan padi sehat hanya tergantung luas sawah yang disewa karena tidak mempunyai sawah sendiri. Jumlah petani responden berdasarkan status penguasaan sawah dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Status Penguasaan Sawah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Status Penguasaan sawah Jumlah Petani mitra orang Persentase Jumlah Petani non mitra orang Persentase Milik 6 23,1 8 26,7 Sewa 8 30,8 10 33,3 Numpang - - 2 6,7 Milik dan Sewa 11 42,3 9 30,0 Milik dan Numpang 1 3,8 - - Milik dan Gadai - - 1 3,3 Jumlah 26 100,0 30 100,0 5.2.6. Pekerjaan Utama dan Sampingan Lebih dari 80 persen, petani mitra maupun petani non mitra pekerjaan utamanya berdasarkan curahan waktu yang paling banyak adalah petani. Berarti sebagian besar waktu petani responden setiap harinya dihabiskan untuk bekerja sebagai petani. Petani disini tidak hanya bekerja pada lahan sendiri, namun petani responden juga banyak yang bekerja di lahan orang lain. Bila pada lahan sendiri sudah tidak ada kerjaan, biasanya petani bekerja di lahan orang lain untuk berbagai kegiatan, seperti menanam bibit nandur bagi petani perempuan dan mengolah lahan bagi petani laki-laki. Itu pun bila ada petani lain yang membutuhkan jasa mereka. Petani responden juga tidak hanya bekerja di sawah namun juga di lahan kering yang biasanya ditanami sayuran, pada lahan sendiri maupun orang lain. Setiap harinya petani disibukkan oleh pekerjaan di lahan, biasanya petani hanya beristirahat pada saat solat dzhuhur dan kembali ke lahan setelah jam satu siang, lalu pulang ke rumah pada saat solat ashar. Bahkan ada petani yang beristirahat dan solat di saung, baru pulang ke rumah ketika hari mulai senja karena jauhnya jarak lahan dengan rumah. Selain petani, pekerjaan utama petani responden yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pekerjaan Utama Jumlah Petani mitra orang Persentase Jumlah Petani non mitra orang Persentase Petani 22 84,6 28 93,3 Guru 2 7,7 1 3,3 Aparatur Desa 1 3,8 - - Ibu Rumah Tangga 1 3,8 1 3,3 Jumlah 26 100,0 30 100,0 Petani responden mempunyai beberapa pekerjaan yang dilakukan setiap hari selain bertani dan pekerjaan utama lainnya. Peternak dijadikan pekerjaan sampingan yang paling banyak dilakukan oleh petani mitra maupun non mitra. Pekerjaan sampingan yang paling banyak dipilih setelah berternak adalah wirausaha. Namun, petani non mitra paling banyak tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Berarti petani non mitra yang sebagian besar pekerjaan utamanya adalah petani, hanya menggantungkan hidup dari hasil pertanian saja. Petani yang pekerjaan utamanya sebagai peternak, sebagian besar memelihara ayam, domba, dan sapi pedaging. Namun juga ada yang berternak itik dan ikan. Petani yang memelihara domba atau sapi, biasanya ketika selesai pekerjaan di lahan sawah maupun lainnya maka petani lalu mencari rumput untuk pakan ternak. Pekerjaan ini dilakukan ketika siang atau sore hari. Kandang ternak ini biasanya ditempatkan di sawah bila dekat dengan rumah atau di sebelah rumah. Petani yang memelihara hewan ternak domba dan sapi pedaging yang berkelompok maka penempatan ternak tersebut berada pada lokasi kandang yang sama. Dimana penjagaannya dilakukan secara bergantian. Kotoran yang dihasilkan pun dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dalam jumlah yang banyak. Sedangkan petani yang pekerjaan sampingannya sebagai wirausahaan, sebagian besar membuka warung di rumah atau berjualan barang secara kredit. Pekerjaan sampingan lainnya yang dilakukan petani responden dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pekerjaan Sampingan Jumlah Petani mitra orang Persentase Jumlah Petani non mitra orang Persentase Petani 4 15,4 2 6,7 Buruh Tani 3 11,5 2 6,7 Peternak 8 30,8 9 30,0 Guru 1 3,8 - - Wiraswasta 4 15,4 5 16,7 Swasta 2 7,7 - - Aparatur Desa 1 3,8 1 3,3 Ibu Rumah Tangga - - 1 3,3 Tidak Punya Pekerjaan Sampingan 3 11,5 10 33,3 Jumlah 26 100,0 30 100,0 5.2.7. Pendapatan Non Usahatani dan Pendapatan Usahatani Non Padi Sehat Petani yang mempunyai pekerjaan sampingan diluar usahatani padi sehat maka akan menghasilkan pendapatan non usahatani danatau pendapatan usahatani non padi sehat yang dapat dilihat persentase. Rata-rata pendapatan non usahatani petani mitra sebesar Rp 1,8 juta per bulan dan sebarannya pun paling banyak berada pada Rp 1 jt – 2 jt per bulan. Sedangkan petani non mitra rata-rata pendapatan non usahataninya sebesar Rp 2 juta per bulan, namun sebaranya paling banyak yang berada dibawah Rp 1 jt per bulan. Rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat petani mitra sebesar Rp 1,2 juta per bulan, sedangkan petani non mitra sebesar Rp 1 juta per bulan. Walaupun rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat petani mitra maupun non mitra lebih dari Rp 1 jt per bulan, namun sebarannya paling banyak berada kurang dari Rp 1 juta per bulan. Rata-rata pendapatan non usahatani petani mitra dan non mitra lebih besar dibandingkan rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat. Hal ini karena pendapatan non usahatani yang dihitung tidak hanya yang dihasilkan oleh petani responden itu sendiri, namun juga dijumlahkan dengan pendapatan non usahatani anggota keluarga lainnya, suami atau istri, dan anak. Begitu pula perhitungan pada pendapatan usahatani non padi sehat. Namun, karena sebagian besar anggota keluarga tidak bekerja dalam bidang pertanian, sehingga pendapatan usahatani non padi sehat petani responden lebih kecil dibandingkan pendapatan non usahatani. Persentase petani responden berdasarkan pendapatan non usahatani dan pendapatan usahatani non padi sehat dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 . Persentase Petani Responden Berdasarkan Pendapatan Non Usahatani dan Pendapatan Usahatani Non Padi Sehat di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Jumlah Pendapatan Rp jutabulan Jumlah Petani Mitra persen Jumlah Petani Non Mitra persen PNU PUNPS PNU PUNPS 11,5 19,3 16,7 3,3 1 26,9 50,0 26,7 70,0 1 – 2 30,8 19,2 23,3 3,3 2,01 – 3 7,7 - 10,0 13,3 3,01 – 4 7,7 - 6,7 3,3 4,01 – 5 3,8 3,8 3,3 3,3 5 11,5 7,7 13,3 3,3 Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 VI PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. MEDCO INTIDINAMIKA DENGAN PETANI PADI SEHAT 6.1. Gambaran Umum Kemitraan Kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika berawal pada tahun 2010. Pada saat itu petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes baru mengembangkan padi sehat dan sedang mencari pasar untuk menjual hasil produksinya karena belum ada pembeli khusus padi sehat. Pada saat itu juga PT. Medco Intidinamika melalui divisi Business Development Department sedang melakukan proyek yang bernama Medco Pure Farming MPF. Proyek ini merupakan penjualan produk pertanian organik, salah satunya beras organik sehat, sehingga MPF membutuhkan pasokan beras organik sehat langsung dari petani. Pada tahun 2010, kemitraan yang berlangsung belum menggunakan kontrak tertulis karena masih melakukan negosiasi kedua pihak. Baru pada awal tahun 2011, kemitraan dilaksanakan dengan kontrak tertulis. Sebelumnya proyek MPF telah dilaksanakan dengan melakukan kemitraan dengan dua gapoktan di Cianjur dan telah menjadi tempat penangkaran benih yang sedang dikembangkan oleh MPF. Benih ini diberinama Suhana dengan varietas sintanur dan inpari 13. Pada akhir tahun 2012 ini, proyek MPF akan dievaluasi assessment oleh perusahaan, apakah dapat dilanjutkan menjadi unit bisnis dengan kemungkinan berdiri sendiri atau dengan investor go with atau proyek berhenti no go. Sebelum berjalannya kemitraan, perusahaan mitra melakukan seleksi kelompok tani yang akan dijadikan mitra oleh supervisor di lapang. Dengan melakukan prosedur tahapan seleksi, akhirnya Gapoktan Mekar Tani menjadi mitra MPF. Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Mekar Tani yang terletak di Desa Jambeneggang merupakan salah satu gapoktan di Kecamatan Kebon Pedes yang sedang mengembangkan padi sehat. Gapoktan ini telah disahkan oleh SK Peraturan Menteri Pertanian Permentan No.273KTSPOT42007. Bila dilihat dari lima pola kemitraan agribisnis berdasarkan tulisan Sumardjo et al. 2004, yaitu pola kemitraan inti plasma, pola kemitraan subkontrak, pola kemitraan dagang umum, pola kemitraan keagenan, dan pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis KOA, kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika, paling sesuai termasuk kedalam pola kemitraan dagang umum dibandingkan keempat pola kemitraan agribisnis lainnya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kemitraan antara petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes dengan PT. Medco Intidinamika sesuai dengan gambaran pola kemitraan dagang umum, yaitu petani mitra bergabung dalam kelompok mitra Gapoktan Mekar Tani untuk menjual gabah padi sehatnya yang sudah diolah menjadi beras sehat ke perusahaan mitra. Selanjutnya perusahaan mitra menjualnya kepada konsumen. Namun, sebagian besar petani mitra bukan anggota Gapoktan Mekar Tani. Hal ini dikarenakan Gapoktan Mekar Tani juga melakukan kerjasama dengan petani di luar gapoktan karena kekurangan pasokan gabah padi sehat. Desa Jambenenggang merupakan lokasi Gapoktan Mekar Tani. Desa ini memiliki luas sawah tersempit di Kecamatan Kebon Pedes sehingga pengembangan padi sehat terkendala pada luas lahan dan juga sedikitnya petani di dalam Gapoktan Mekar Tani yang mengusahakan padi sehat. Gapoktan Mekar Tani harus mengirimkan beras sehat ke MPF sesuai kesepakatan yang ada. Rata-rata gapoktan ini mengirim 4 ton beras sehat ke MPF setiap bulannya, satu hingga tiga kali pengiriman. Sejak bulan Januari 2011 hingga Januari 2012, Gapoktan Mekar Tani telah mengirim beras sehat sebanyak 51,23 ton. Jumlah beras sehat yang dikirim Gapoktan Mekar Tani ke MPF setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 19. Beras yang dikirim ke perusahaan mitra, sebagian besar dijual kepada internal perusahaan melalui koperasi, salah satunya koperasi pegawai PT. Medco Intidinamika, yaitu Koperasi Dinatera yang berada di kantor Medco di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan. Beras sehat ini dapat dibeli seharga Rp 12.000,00 per kg. Pegawai dapat membeli beras sehat melalui koperasi untuk dikonsumsi sendiri atau dijual lagi. Beras sehat ini juga dijadikan sebagai tunjangan untuk pegawai Medco dengan jumlah yang berbeda setiap orangnya tergantung kebijakan kantor Medco, yang tersebar di lima wilayah di Jakarta. Biaya tunjangan ini semuanya ditanggung oleh perusahaan. Tabel 19. Tanggal Kirim dan Jumlah Beras Sehat yang Dikirim Gapoktan Mekar Tani ke Perusahaan Mitra Setiap Bulan Tahun 2011 - 2012 Tanggal Kirim Jumlah kg 27 Januari 2011 3000 24 Februari 2011 4000 25 Maret 2011 3700 22 April 2011 2000 28 Mei 2011 6000 28 Juni 2011 3000 18 Juli 2011 3000 25 Juli 2011 3000 15 Agustus 2011 2140 18 Agustus 2011 2060 26 Agustus 2011 3000 22 September11 2000 26 Oktober 2011 3500 24 November 2011 5000 30 Desember 2011 1755 03 Januari 2012 2230 24 Januari 2012 1845 Jumlah 51230 Sumber : Gapoktan Mekar Tani 2012 Beras ini juga dijual untuk eksternal perusahanaan, namun masih dalam jumlah yang terbatas. Pemasaran dilakukan dengan word of mouth dan melalui internet, salah satunya jejaring sosial Facebook. Penjualan beras sehat saat ini dilakukan sebagai uji pasar, untuk mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai konsumen terhadap beras sehat yang berlabel M Pure Farming ini. Di kemasan beras sehat ini jug a terdapat tulisan: “Diproduksi: Gapoktan Mekar Tani, Sukabumi”. Dengan adanya tulisan tersebut, konsumen dapat mengetahui darimana beras sehat tersebut diproduksi dan juga secara tidak langsung dapat mempromosikan Gapoktan Mekar Tani. Kemasan beras sehat ini dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 . Kemasan Beras Sehat

6.2. Mekanisme Kemitraan