Dari pemaparan tersebut maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana mekanisme proses kemitraan antara PT. Medco Intidinamika
dengan petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi? 2.
Bagaimana pengaruh kemitraan terhadap penerapan teknologi padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi ?
3. Bagaimana pengaruh kemitraan terhadap pendapatan petani padi sehat di
Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi ?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan mekanisme proses kemitraan antara PT. Medco Intidinamika
dengan petani padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi. 2.
Menjelaskan pengaruh kemitraan terhadap penerapan teknologi padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi.
3. Menjelaskan pengaruh kemitraan terhadap pendapatan petani padi sehat di
Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini antara lain: 1.
Bagi Petani Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada petani padi sehat di
Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi mengenai pengaruh kemitraan yang dilakukan terhadap penerapan teknologi dan pendapatan
agar menjadi bahan pertimbangan keberlanjutan pelaksanaan kemitraan. 2.
Bagi Perusahaan Penelitian ini sebagai masukan yang berguna bagi pihak perusahaan dalam
pelaksanaan kemitraan yang dapat diterapkan dalam menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan petani padi sehat.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana menambah pengetahuan dan pembelajaran penulis mengenai usahatani padi sehat dan kemitraan.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini sebagai referensi bagi penelitian lain yang terkait dengan padi sehat dan kemitraan.
5. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang terkait dengan pengembangan kemitraan.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penerapan Teknologi pada Padi
Berbagai teknologi tanaman padi telah diterapkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Penerapan teknologi pada padi yang sudah dilakukan
oleh petani, yaitu System of Rice Intensification SRI, teknologi padi hibrida, dan pengendalian hama terpadu. Penelitian mengenai penerapan teknologi tersebut
sudah dilakukan. Astuti 2007 dan Putri 2011 telah melakukan penelitian mengenai penerapan teknologi padi System of Rice Intensification SRI.
Sedangkan penelitian mengenai penerapan teknologi padi hibrida dan metode pengendalian hama terpadu pada padi telah dilakukan oleh Basuki 2008 dan
Surya 2002. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2007 dan Putri 2011 mengenai
penerapan teknologi SRI mempunyai tujuan penelitian mereka berbeda. Tujuan penelitian Astuti 2007 adalah mengevaluasi penerapan teknologi SRI,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi SRI, menganalisis pendapatan, dan efesiensi penggunaan faktor-faktor produksi
usahatani padi SRI. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Putri 2011 mempunyai tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi penerapan pertanian organik
dan persepsi petani tentang karakteristik pertanian organik serta pengaruhnya terhadap penerapan teknologi. Astuti 2007 yang melakukan penelitian di Desa
Margahayu Kabupaten Tasikmalaya menjelaskan pada umumnya petani responden sudah melaksanakan sebagian besar unsur-unsur teknologi SRI sesuai
anjuran karena lebih dari setengah jumlah responden melakukan unsur-unsur teknologi SRI, antara lain pengelolaan air secara terputus-putus, penanaman
dengan satu bibit muda per rumpun, penyiangan minimal sebanyak tiga kali, penanaman dangkal, dan posisi perakaran seperti huruf L dengan jarak tanam
minimal 25 x 25 cm. Sedangkan hasil penelitian Putri 2011 adalah semakin positif persepsi petani terhadap penerapan teknologi maka budidaya yang
dilakukan mengarah pada penerapan pertanian organik, semakin luas lahan yang dikelola maka semakin positif persepsinya terhadap pertanian organik, serta
semakin petani berani mengambil risiko, terbuka dengan informasi, dan semakin
kosmopolit petani maka semakin positif persepsinya tentang karakteristik inovasi pertanian organik.
Selain penerapan teknologi padi SRI, penelitian mengenai penerapan teknologi padi hibrida dan metode pengendalian hama terpadu pada padi telah
dilakukan oleh Basuki 2008 dan Surya 2002. Penelitian ini sama-sama dilakukan di Kabupaten Karawang. Penelitian yang dilakukan oleh Basuki 2008
dilakukan di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang dengan menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi benih
padi hibrida. Hasil penelitian ini menunjukan ada empat variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan benih padi hibrida, yaitu luas lahan,
status lahan, rasio pendapatan usahatani padi terhadap pendapatan total, dan umur. Luas lahan dan status lahan bukan milik berpengaruh positif, sedangkan rasio
pendapatan usahatani padi terhadap pendapatan total dan umur, berpengaruh negatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Surya 2002 mengenai metode pengendalian hama terpadu PHT. Sama seperti Basuki 2008, penelitian ini
menggunakan regresi logistik karena ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi petani menerapkan usahatani padi metode PHT, yaitu mengikuti
kursus Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT, luas lahan, dan biaya tenaga kerja. Penelitian ini menunjukkan bahwa usahatani padi metode PHT
lebih rendah melakukan aplikasi pestisida kimia dalam satu musim tanam. Pengendalian hama secara mekanis melalui pengamatan lebih diutamakan dalam
metode PHT, dengan tujuan pengendalian akhir tindakan kuratif, sedangkan tujuan aplikasi kimia dalam metode konvensional, yaitu untuk pencegahan
terhadap serangan hama tindakan preventif.
2.2. Pendapatan Petani Petani Padi Sehat