Penundaan pembayaran paling banyak dilakukan selama lima hari. Penundaan pembayaran ini membuat petani berpikir menjual hasil produksinya
kepada pihak lain bila sangat membutuhkan uang tunai. Penundaan pembayaran ini dikarenakan Gapoktan Mekar Tani belum mempunyai dana untuk melakukan
pembayaran hasil produksi secara langsung ketika petani mengirimkan hasil produksinya.
6.4.4. Keluhan, Saran, dan Harapan Petani dalam Kemitraan
Petani mitra mempunyai berbagai keluhan, saran, dan harapan dalam pelaksanaan kemitraan ini. Keluhan yang paling banyak diungkapkan petani mitra
adalah keterlambatan pembayaran selama beberapa hari bahkan ada yang sampai satu bulan. Petani mitra ingin pembayaran langsung saat mereka mengirimkan
hasil produksi mereka ke Mekar Tani karena mereka menunggu selama satu musim untuk menghasilkan uang tunai untuk berbagai keperluan. Keluhan yang
paling banyak kedua adalah tidak mendapat modal atau uang muka. Pemberian uang muka sebanyak lima persen yang dijanjikan kepada petani, tidak semua
diterima oleh petani mitra. Hal ini membuat petani merasa kecewa. Keluhan petani mitra dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Keluhan dalam Kemitraan di
Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Keluhan
Jumlah orang Persentase
Penundaan pembayaran 6
23,1 Kemitraan belum berjalan maksimal
1 3,8
Tidak mendapat pinjaman modal 2
7,7 Kurang sosialisasi
1 3,8
Harga tidak stabil 1
3,8 Tidak ada keluhan
15 57,7
Jumlah 26
100,0
Keluhan lainnya yang diungkapkan petani mitra adalah kemitraan yang belum berjalan maksimal, kurang sosialiasi, dan harga tidak stabil. Tidak semua
petani mengetahui mekanisme kemitraan karena kurangnya sosialisasi. Mekanisme kemitraan hanya diketahui oleh beberapa orang saja, seperti ketua
gapoktan sebagai perwakilan desa sehingga petani mitra ada yang tidak merasa melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika. Petani hanya menjual hasil
gabah padi sehatnya ke ketua kelompok atau perwakilan desanya tanpa mengetahui kalau hasil produksinya selanjutkan akan dijual kepada perusahaan
mitra. Petani mitra juga mengeluhkan harga gabah padi sehat yang tidak stabil. Petani ingin kalau hasil produksinya dijual dengan harga yang tetap setiap
musimnya. Petani mitra memberikan berbagai saran untuk perbaikan kemitraan yang
sedang berjalan. Saran yang paling banyak diberikan petani mitra adalah pemberian pinjaman modal. Saran ini diberikan oleh petani mitra karena pinjaman
modal yang dijanjikan diawal kemitraan tidak semua dirasakan oleh petani mitra. Petani mitra sebagian besar hanya menggunakan modal pribadi atau dari
keluarganya sehingga jumlah modal yang digunakan sangat terbatas. Bila petani mitra hanya menggunakan modal sendiri dan pembayaran hasil produksinya
terlambat maka tidak ada perputaran uang untuk modal pada musim selanjutnya. Petani mitra yang kekurangan modal biasanya meminjam uang kepada tetangga
atau tengkulak. Bila meminjam uang kepada tengkulak maka hasil produksinya akan dijual kepada tengkulak tersebut, bukan kepada Gapoktan Mekar Tani. Saran
lainnya yang diberikan oleh petani mitra dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Saran yang Diberikan dalam
Kemitraan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Saran
Jumlah orang Persentase
Harga gabah ditingkatkan dan stabil 2
7,7 Pembayaran secara langsungkontan
5 19,2
Pemberian pinjaman modal 6
23,1 Sering bekoordinasi
1 3,8
Diadakan pertemuan rutin kemitraan 1
3,8 Tidak ada saran
11 42,3
Jumlah 26
100,0
Petani mitra juga menyampaikan berbagai harapan kedepan untuk pelaksanaan kemitraan ini agar menjadi lebih baik lagi. Harapan yang paling
banyak disampaikan petani mitra adalah peningkatan harga gabah 42,3 persen. Harga gabah saat ini dirasa kurang oleh petani, karena perbedaannya dengan
gabah konvensional rata-rata hanya Rp 500,00 per kg. Harga gabah padi sehat di luar Kecamatan Kebon Pedes, lebih tinggi dari yang diberikan Gapoktan Mekar
Tani. Petani juga mengharapkan harga gabah tersebut berada pada harga yang stabil tanpa mengikuti harga pasar sehingga petani mempunyai kepastian harga
jual gabah. Harapan petani mitra lainnya yaitu mendapatkan pinjaman modal 19,2 persen dan ada satu orang petani yang ingin bermitra secara langsung
dengan perusahaan mitra tanpa melalui Gapoktan Mekar Tani. Seluruh petani mitra saat ini berencana akan melanjutkan kemitraan
walaupun berbagai keluhan yang dialami. Hal ini dikarenakan mereka sudah merasa terikat kontrak dengan perusahaan mitra dan masih sedikitnya pembeli
gabah padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes. Seluruh petani akan melanjutkan kemitraan karena mereka masih merasakan manfaat. Bila manfaat yang dirasakan
dari kemitraan berkurang atau merugikan, tentu mereka tidak akan melanjutkan kemitraan.
6.5. Kendala Pelaksanaan Kemitraan