rupiah biaya tunai atau total yang dikeluarkan oleh petani mitra akan memberikan penerimaan sebesar nila RC tersebut, dimana nilai RC atas biaya total dan atas
biaya tunai petani mitra lebih besar dibandingkan petani non mitra. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai RC, usahatani padi sehat
petani mitra lebih menguntungkan daripada petani non mitra. Berdasarkan uji Mann Whitney pun, total pendapatan, total pendapatan
tunai, pendapatan bersih, serta rasio RC atas biaya tunai dan total, antara petani mitra dan non mitra berbeda nyata karena nilai Asymp. Sig
.
2 ≤ 0,05. Uji Mann Whitney ini dapat dilihat pada Tabel 45.
Tabel 45. Hasil Output SPSS Uji Mann Whitney Pendapatan Usahatan Padi Sehat
di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012
Total Pendapatan
Total Pendapatan
Tunai Pendapatan
Bersih RC atas
biaya tunai
RC atas biaya total
Mann- Whitney U
187.000 173.000
182.000 161.000
226.500 Wilcoxon
W 652.000
638.000 647.000
626.000 691.500
Z -3.335
-3.565 -3.560
-3.763 -2.687
Asymp. Sig. 2-tailed
.001 .000
.000 .000
.007
8.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sehat
Selain kemitraan, diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendapatan petani padi sehat, antara lain: umur petani, pengalaman mengusahakan
padi sehat, status kepemilikan lahan, pendidikan, pekerjaan utama, luas lahan, pendapatan non usahatani, pendapatan non usahatani padi sehat, dan jumlah
tanggungan keluarga. Faktor-faktor ini dianalisis dengan analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS 20. Namun, faktor pendapatan non usahatani,
pendapatan non usahatani padi sehat, dan jumlah tanggungan keluarga terdapat multikoliner sehingga harus dikeluarkan dari model. Setelah ketiga faktor tersebut
dikeluarkan dari model, maka syarat ekonometrika pada model ini terpenuhi karena berdasarkan nilai VIF Variance Inflation Factor dari hasil output regresi
berada disekitar angka satu. Artinya, model tidak terdapat multikolinieritas yaitu antar variabel independen tidak berkorelasi. Model ini juga telah memenuhi
asumsi normalitas, homoskedastisitas, dan tidak ada autokorelasi. Hasil output analisis regresi berganda ini dapat secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9.
Hasil perhitungan analisis berganda didapat nilai R-square sebesar 0,592. Hal ini berarti 59,2 persen variasi nilai derajat penerapan teknologi padi sehat
dapat dijelaskan bersama-sama oleh faktor-faktor tersebut kemitraan, umur petani, pengalaman mengusahakan padi sehat, status kepemilikan lahan,
pendidikan, pekerjaan utama, dan luas lahan, sisanya 40,8 persen dipengaruhi oleh fakrot-faktor diluar model.
Nilai uji-F atau F hitung terhadap model sebesar 9,956 dengan probabilitas sig. 0,000. Artinya, semua variabel penduga berpengaruh nyata terhadap total
pendapatan petani padi sehat karena probabilitas sig. lebih kecil dari 0,05. Uji-t dilakukan pada masing-masing variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap
total pendapatan petani padi sehat. Hasil perhitungan uji-t pada analisis berganda dengan menggunakan SPSS ini dapat dilihat pada Tabel 46.
Tabel 46
. Hasil Output SPSS Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sehat di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF Constant
- 6238901.677
4691377.739 -
1.330 .190
Kemitraan 2831302.335 1528248.749
.199 1.853 .070 .735
1.360
Umur 67791.909
75747.794 .093
.895 .375 .793
1.261
Pengalaman 332092.717
171684.147 .208 1.934 .059
.735 1.360
Status kepemilikan lahan
4978274.079 1384843.831 .345 3.595 .001
.920 1.087
Pendidikan 8452696.695 2153508.830
.474 3.925 .000 .583
1.714
Pekerjaan utama 2625669.901 2393474.558
.115 1.097 .278 .779
1.283
Luaslahan 1644997.586
839373.831 .187 1.960 .056
.932 1.073
Pa. Dependent Variable: total pendapatan usahatani padi sehat
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada Tabel 46, gambaran pengaruh variabel-variabel bebas terhadap total pendapatan usahatani padi sehat, diuraikan
sebagai berikut:
1. Kemitraan
Kemitraan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi sehat dengan nilai elastisitas sebesar 0,199 pada taraf nyata 10 persen. Hal ini berarti
setiap kemitraan meningkat sebesar 100 persen maka pendapatan petani akan
meningkat sebesar 19,9 persen. Hal ini dikarenakan petani mitra mendapatkan harga jual gabah padi sehat yang lebih tinggi dibandingkan petani non mitra,
dengan rata-rata perbedaan harga gabah padi sehat sebesar Rp 500,00 per kg dengan harga gabah di pasar, sehingga pendapatan petani mitra lebih besar
dibandingkan petani non mitra.
2. Umur Petani
Umur petani berpengaruh positif terhadap pendapatan petani padi sehat. Dimana semakin tua umur petani maka pendapatan petani padi sehat semakin
meningkat. Hal ini berbeda dengan dugaan. Hal ini dikarenakan semakin tua umur petani biasanya pengalaman dalam usahatani semakin banyak sehingga dapat
mengambil keputusan yang baik berdasarkan pengalaman dalam mengusahakan padi sehat. Walaupun kondisi fisik menurun karena umur yang semakin
meningkat, namun petani dapat menggunakan tenaga kerja untuk melakukan usahatani padi sehat secara langsung, sehingga fisik tidak lagi menjadi masalah.
Namun pengaruh umur petani tidak signifikan, karena nilai elastisitasnya hanya 0,093. Bila umur petani meningkat 100 persen, maka total pendapatan padi sehat
akan meningkat sebesar 9,3 persen. Hal ini berarti, berapapun umur petani dapat meningkatkan total pendapatan padi sehat.
3. Pengalaman Mengusahakan Padi Sehat
Pengalaman mengusahakan padi sehat berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi sehat dengan nilai elastisitas sebesar 0,208 pada taraf
nyata 10 persen. Hal ini berarti setiap kenaikan pengalaman mengusahakan padi sehat sebanyak 100 persen maka pendapatan petani padi sehat akan meningkat
sebesar 20,8 persen. Hasil wawancara menunjukkan petani yang mempunyai pengalaman mengusahakan padi sehat semakin banyak maka akan menggunakan
input yang lebih efesien sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah atau output yang dihasilkan lebih banyak
4. Status Kepemilikan Lahan
Status penguasaan lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi sehat dengan nilai elastisitas sebesar 0,345. Hal ini berarti setiap kenaikan
kepemilikan lahan milik sebesar 100 persen maka pendapatan petani padi sehat akan meningkat sebesar 34,5 persen. Hal ini sesuai dengan yang ada di lapang,
petani yang mempunyai lahan sendiri pendapatannya akan lebih besar dibandingkan dengan petani penggarap karena tidak perlu membayar sewa, tetapi
hanya membayar pajak saja, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah.
5. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi sehat dengan elastisitas sebesar 0,474. Berarti setiap kenaikan pendidikan sebesar 100
persen maka penadapatan petani padi sehat akan semakin meningkat sebesar 47,4 persen. Hal ini sesuai yang terjadi di lapang, petani yang mempunyai tingkat
pendidikan lebih besar sama dengan SMA ≥ SMA maka total pendapatan padi
sehatnya lebih besar dibandingkan petani yang mempunyai tingkat pendidikan dibawah SMA. Petani yang tingkat pendidikannya SMA atau lebih tinggi, total
pendapatan usahataninya lebih besar karena petani mempunyai pemikiran yang lebih maju agar usahatani padi sehat yang dilakukan lebih menguntungkan, tidak
hanya untuk dikonsumsi sendiri, namun juga untuk dijual.
6. Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama berpengaruh positif terhadap pendapatan petani padi sehat, namun tidak signifikan karena elastisitasnya hanya 0,115. Bila pekerjaan
utama sebagai petani meningkat sebesar 100 persen maka total pendapatan padi sehat akan meningkat sebesar 11,5 persen. Hal ini berarti, dengan pekerjaan utama
apapun, pelaku yang mengusahakan padi sehat dapat meningkatkan pendapatannya. Hal ini dikarenakan responden yang menjadikan usahatani padi
sehat sebagai pekerjaan sampingan, tetap dapat menghasilkan pendapatan usahatani padi sehat yang sama, bahkan lebih tinggi dari responden yang
pekerjaan utamanya petani padi sehat. Berarti responden tersebut dapat mengatur usahatani padi sehat dengan baik tanpa harus secara langsung ke sawah setiap
harinya.
7. Luas Lahan
Luas lahan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani padi sehat pada taraf nyata 10 persen, dengan elastisitas 0,187. Berarti setiap kenaikan luas lahan
sebesar 100 persen, maka pendapatan petani padi sehat akan meningkat sebesar 18,7 persen. Luas lahan yang dimaksud adalah seluruh lahan yang dikuasai petani,
sawah maupun bukan. Dengan semakin luasnya lahan yang dikuasai, petani
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan jumlah produksi padi sehat dengan menambah luas sawah padi sehat sehingga dapat meningkatkan total pendapatan
usahatani padi sehatnya.
IX KESIMPULAN DAN SARAN
9.1. Kesimpulan