40
Gambar 3. Skala Pengembalian
2.8. Studi Terdahulu Model I-O dalam Analisis Perekonomian
Kerangka analisis dengan model I-O telah diterapkan secara luas oleh para peneliti sebelumnya untuk mengungkapkan berbagai aspek ekonomi regional.
Beberapa peneliti seperti Sumartono 1985, Sarkaniputra 1986, dan Sastrowiharjo 1989 menggunakan kerangka analisis input output tersebut.
Sumartono 1985, dalam studinya menggunakan Tabel I-O Indonesia tahun 1980 mengungkapkan keterkaitan dan ketergantungan sektor pertanian dalam
struktur perekonomian di Indonesia. Studinya menemukan bahwa keterkaitan langsung sektor pertanian dengan sektor bukan pertanian masih relatif lemah, yang
ditunjukkan oleh koefisien keterkaitan langsung ke depan sebesar 0.44 dan koefisien keterkaitan ke belakang sebesar 0.34. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa output
sektor pertanian belum banyak digunakan oleh sektor lain, sebaliknya sektor pertanian belum banyak menggunakan output sektor lain. Temuan ini menunjukkan
bahwa keadaan struktur ekonomi Indonesia pada tahun 1980 belum menggambarkan
41 keadaan ekonomi yang seimbang antara sektor pertanian dengan sektor bukan
pertanian. Sarkaniputra 1986, menggunakan model I-O sebagai kerangka strategi
pembangunan pertanian. Dari hasil studinya dirumuskan strategi pembangunan pertanian, antara lain 1 kebijakan yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja
di sektor agribisnis yang disertai dengan perbaikan penghasilan melalui sistem bagi hasil, 2 kebijakan yang berorientasi pada pembangunan organisasi yang ditujukan
untuk memperkuat institusi sosial yang telah ada, pengaturan kapasitas pemilikan tanah, besar sewa dan bagi hasil, pembangunan agraria, dan pengaturan kegiatan
produksi, serta 3 kebijakan yang berorientasi pada pembangunan ekonomi di daerah pedesaan.
Sastrowiharjo 1989, menggunakan model I-O untuk mengetahui pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi Provinsi Jambi. Dan hasil studinya
ditemukan bahwa proses pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi ditentukan oleh pertumbuhan permintaan akhir berupa konsumsi rumahtangga, pengeluaran
pemerintah rutin, pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek pembangunan, investasi swasta, stok dan ekspor. Dalam jangka pendek, pertumbuhan permintaan
akhir untuk setiap komoditi bersifat independen, artinya tidak ditentukan oleh sistem produksi itu sendiri, tetapi oleh faktor-faktor lain. Temuan lainnya yaitu struktur
perekonomian provinsi Jambi pada tahun 1984 mengalami perubahan yang jelas, di mana kelompok sektor pertanian yang pada tahun 1978 memberikan sumbangan
PDRB sebesar 53.46 turun menjadi sebesar 44.46 tahun 1984.
2.9. Studi Terdahulu Aglomerasi Industri