Penghematan Akibat Aglomerasi Agoindustri

133 Elastisitas output bahan bakumarjinal produksi bahan baku berkisar antara -0.00285 industri pengolahan karet dan 0.9245 industri makanan lainnya. Hampir seluruh agroindustri di Provinsi Lampung menunjukkan elastisitas output bahan bakumarjinal produksi bahan baku yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap output produksi. Elastisitas output upah tenaga kerjamarjinal produksi upah tenaga kerja berkisar antara -0.0242 industri ikan, daging dan udang dan 1.3841 industri gula. Tingkat efisiensi perusahaan berkaitan erat dengan biaya-biaya faktor input terutama tenaga kerja yang digunakan untuk setiap unit output yang dihasilkan dalam proses produksi. Elastisitas output energimarjinal produksi energi berkisar antara -0.0136 industri makanan lainnya dan 1.0748 industri gula. Hampir seluruh agroindustri di Provinsi Lampung menunjukkan elastisitas output energimarjinal produksi energi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap output produksi. Dengan kata lain, produktivitas energi terhadap output produksi efisien karena kebutuhan dan permintaan terhadap input energi pada tiap sektor agroindustri tersebut mengalami peningkatan sehingga mampu meningkatkan jumlah output produksi.

6.4.3. Penghematan Akibat Aglomerasi Agoindustri

Hasil regresi terhadap masing-masing output sektor agroindustri di Provinsi Lampung menunjukkan bahwa jenis aglomerasi yang terjadi memberikan pengaruh signifikan positif atau negatif terhadap agregat output yang diwakili oleh variabel output industri. Interpretasi berkaitan dengan aglomerasi lebih menekankan pada tanda signifikansi. Koefisien penghematan akibat aglomerasi pada agroindustri disajikan pada Tabel 24. Agroindustri yang mempunyai pengaruh positif dari penghematan akibat lokalisasi yaitu: industri buah dan sayur, industri pengolahan ikan, daging dan 134 udang, industri tapioka dan tepung lain, industri padi, industri gula, industri kopi, industri makanan lainnya, dan industri minuman. Tabel 24. Koefisien Penghematan Akibat Aglomerasi pada Agroindustri No. Agroindustri Lokal Urban 1 Industri Buah dan Sayur 0.024 4.522 2 Industri Ikan, Daging Udang 0.05 7.1304 3 Industri Tapioka Tepung Lain 0.096 4.201 4 Industri Kopra Kelapa -0.0837 -7.67 5 Industri Minyak Lemak 0.0573 3.1878 6 Industri Padi 1.742 4.6547 7 Industri Gula 2.163 60.418 8 Industri Kopi 0.0275 1.916 9 Industri Pakan Ternak -0.271 0.2217 10 Industri Makanan Lainnya 0.199 3.7155 11 Industri Minuman 0.0658 -8.534 12 Industri Pengolahan Karet -0.048 4.212 Pertimbangan pemilihan lokasi industri buah dan sayur disebabkan perusahaan pengolahan buah dan sayur memilih dekat dengan sumber bahan bakunya. Industri buah dan sayur memerlukan lokasi dan kondisi agroklimat yang sesuai. Sebagian besar industri buah dan sayur berada di Kabupaten Lampung Tengah karena agroklimat yang sesuai, serta memiliki akses yang baik ke pelabuhan Panjang dan Kota Bandar Lampung sebagai transit tujuan ekspor industri buah dan sayur. Industri pengolahan ikan, daging, dan udang memilih berlokasi di daerah sentra produksinya karena berorientasi pada input resources based oriented. Kontributor terbesar industri pengolahan ikan, daging, dan udang di Provinsi Lampung berasal dari industri pengolahan udang PT Dipasena Citra Darmaja dan PT Central Pertiwi Bratasena di Kabupaten Tulang Bawang. Dilihat dari fungsi produksi industri pengolahan ikan, daging, dan udang Provinsi Lampung pada tahun 1988-2005, keseluruhan input yang digunakan lebih efektif dalam 135 meningkatkan output, namun penggunaan tenaga kerja yang tinggi akan menurunkan output. Industri tapioka dan tepung lain berlokasi di daerah sentra produksi di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Tengah dan Lampung Timur karena berorientasi pada input resources based oriented. Agroindustri ini cenderung didirikan pada lokasi bahan baku. Secara historis, Kabupaten Lampung Tengah merupakan daerah transmigran yang lebih banyak ditanami singkong sebagai bahan baku tapioka sebelum menghasilkan tanaman lain. Dilihat dari fungsi produksi industri tapioka dan tepung lain di Provinsi Lampung pada tahun 1988-2005, keseluruhan input yang digunakan kapital, bahan baku, tenaga kerja dan energi lebih efektif dalam meningkatkan output. Dua macam pertimbangan untuk pemilihan lokasi industri minyaklemak di daerah sentra agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah karena berorientasi pada input resources based oriented dan berlokasi dekat dengan Kota Bandar Lampung sehingga lebih berorientasi pada konsumen dan kelancaran transportasi pemasaran. Berdasarkan fungsi produksi industri minyaklemak Provinsi Lampung pada tahun 1988-2005, keseluruhan input yang digunakan kapital, bahan baku, tenaga kerja dan energi efektif dalam meningkatkan output. Pertimbangan pemilihan lokasi industri pengolahan padi beras di daerah sentra produksi padi di Kabupaten Lampung Tengah dan Tanggamus karena industri padi berorientasi pada input resources based oriented. Agroindustri ini cenderung berlokasi dekat dengan bahan bakunya. Berdasarkan fungsi produksi industri padi Provinsi Lampung pada tahun 1988-2005, keseluruhan input yang digunakan kapital, bahan baku, tenaga kerja dan energi efektif dalam meningkatkan output. Industri gula berlokasi di daerah sentra produksi tebu di Kabupaten Tulang Bawang dan Lampung Tengah. Industri ini berorientasi pada input resources based 136 oriented karena agroindustri gula cenderung berlokasi dekat dengan bahan bakunya. Berdasarkan fungsi produksi industri gula Provinsi Lampung pada tahun 1988-2005, keseluruhan input yang digunakan kapital, bahan baku, tenaga kerja dan energi efektif dalam meningkatkan output. Sebagian besar industri pengolahan kopi di Provinsi Lampung berlokasi di Kota Bandar Lampung karena berorientasi pada ekspor. Agroindustri pengolahan kopi cenderung berlokasi di dekat Pelabuhan Panjang sebagai sarana pelabuhan ekspor utama di Provinsi Lampung. Berdasarkan fungsi produksi industri kopi Provinsi Lampung pada tahun 1988-2005, keseluruhan input yang digunakan kapital, bahan baku, tenaga kerja dan energi efektif dalam meningkatkan output. Pertimbangan pemilihan lokasi industri minuman di daerah sentra produksi yaitu di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan berorientasi pada input produksi resources based oriented. Agroindustri ini cenderung berlokasi dekat dengan bahan bakunya. Berdasarkan fungsi produksi industri minuman Provinsi Lampung pada tahun 1988-2005, keseluruhan input yang digunakan kapital, bahan baku, tenaga kerja dan energi efektif dalam meningkatkan output. Agroindustri yang mempunyai pengaruh negatif dari penghematan akibat lokalisasi yaitu: industri koprakelapa, industri pakan ternak, dan industri pengolahan karet. Industri koprakelapa masih beroperasi dalam skala kecil dan menengah, sehingga pengaruh penghematan lokalisasi dicerminkan dari spillovers yang masih negatif terhadap output. Industri koprakelapa beroperasi dalam jumlah perusahaan yang terbatas, sehingga pengaruh penghematan lokalisasi yang dicerminkan dari spillovers masih negatif terhadap output. Industri pakan ternak masih beroperasi dalam kapasitas terbatas dan belum ada penambahan investasi, sehingga pengaruh penghematan lokalisasi yang dicerminkan dari spillovers masih negatif terhadap output. 137 Penghematan akibat urbanisasi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi daerah, antara lain pertumbuhan tenaga kerja yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi daerah. Masuknya unsur penghematan akibat aglomerasi ke dalam fungsi produksi menyebabkan terjadinya kenaikan penggunaan input sehingga output akan terdorong naik dengan derajat yang lebih tinggi dibanding kenaikan input itu sendiri. Dengan demikian, penghematan akibat aglomerasi akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan daerah. Timbulnya penghematan akibat urbanisasi memerlukan peningkatan produktivitas industri yang berpengaruh pada lokasi perusahaan. Penghematan akibat urbanisasi ekonomi dapat dilihat dari pengaruh positif dan negatif terhadap outputnya. Agroindustri yang mempunyai pengaruh positif terhadap output dari penghematan akibat urbanisasi yaitu: industri buah dan sayur, industri pengolahan ikan, daging dan udang, industri tapioka dan tepung lain, industri minyaklemak, industri padi, industri gula, industri kopi, industri pakan ternak, industri makanan lainnya, dan industri pengolahan karet. Industri buah dan sayur berlokasi pada suatu area dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan permintaan dan penjualan produk industri buah dan sayur. Pemilihan lokasi industri pengolahan ikan, daging dan udang dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan permintaan dan penjualan produk industri ikan, daging dan udang. Pada industri ini terjadi diminishing marginal productivity of energy, di mana penambahan terhadap energi justru akan menurunkan total produksi industri. 138 Industri tapioka dan tepung lain berlokasi pada suatu area dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan permintaan dan penjualan produk industri tapioka dan tepung lain . Industri minyaklemak berlokasi pada suatu area dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan permintaan dan penjualan produk industri minyaklemak. Industri pengolahan padi berlokasi dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan permintaan dan penjualan produk industri padi beras. Pada industri ini terjadi diminishing marginal productivity of capital , di mana penambahan terhadap kapital justru akan menurunkan total produksi industri. Iindustri gula berlokasi pada suatu area dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan permintaan dan penjualan produk industri gula. Pada industri ini terjadi diminishing marginal productivity of capital , di mana penambahan terhadap kapital justru akan menurunkan total produksi industri. Industri pengolahan kopi berlokasi pada suatu area dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan permintaan dan penjualan produk industri kopi kopi bubuk. Pada industri ini terjadi diminishing marginal productivity of capital, di mana penambahan terhadap kapital justru akan menurunkan total produksi industri. 139 Pemilihan lokasi industri pakan ternak pada suatu area dengan pertimbangan kedekatan dengan perusahaan lain yang memberikan manfaat ekonomi. Tingginya kepadatan penduduk di Provinsi Lampung diharapkan mampu meningkatkan konsumsi ternak, sehingga permintaan dan penjualan ternak meningkat. Pada industri ini terjadi diminishing marginal productivity of capital, di mana penambahan terhadap kapital justru akan menurunkan total produksi industri. Agroindustri yang mempunyai pengaruh negatif dari penghematan akibat urbanisasi yaitu industri koprakelapa dan industri minuman. Industri koprakelapa masih beroperasi dalam skala kecil dan menengah serta jumlah perusahaan terbatas, sehingga penghematan urbanisasi yang dicerminkan dari pengaruh kepadatan penduduk masih negatif terhadap output. Pada industri ini terjadi diminishing marginal productivity of capital , di mana penambahan terhadap kapital justru akan menurunkan total produksi industri. Industri minuman juga masih beroperasi dalam jumlah perusahaan terbatas, sehingga penghematan urbanisasi yang dicerminkan dari pengaruh kepadatan penduduk terhadap output secara makro masih negatif. Adanya kenaikan jumlah kepadatan penduduk dapat mengurangi output produksi karena biaya yang dikeluarkan perusahaan masih lebih besar dari pada manfaat yang diperoleh oleh industri minuman. Perbandingan antara industri yang beraglomerasi berklaster dan tidak beraglomerasi berklaster menggunakan persamaan gabungan sektor agroindustri sebagai berikut : OP it = f KPT, BBK, UTK, ENG, PLK, PUB, DAG 4.4 LnOP it = b o +b 1 LnKPT it +b 2 LnBBK it +b 3 LnUTK it +b 4 LnENG it +b 5 LnPLK it + b 6 LnPUB it + dAG it 140 dimana KPT merupakan kapital, BBK merupakan bahan baku, UTK merupakan upah tenaga kerja, ENG merupakan energi, PLK merupakan penghematan lokasi, PUB merupakan penghematan urbanisasi dan DAG merupakan dummy aglomerasi, dengan ketentuan apabila sektor agroindustri beraglomerasi berklaster maka dinilai 1, sedangkan yang tidak beraglomerasi tidak berklaster dinilai 0. Variabel dummy digunakan untuk mengindikasikan sektor agroindustri yang beraglomerasi atau berklaster dan yang tidak beraglomerasi tidak berklasterpada satu atau beberapa kabupaten yang berdekatan. Jika sektor agroindustri beraglomerasiberklaster maka dinilai 1 dan yang tidak beraglomerasi tidak berklaster dinilai 0. Hasil estimasi model pada persamaan 4.4 adalah: OP = 1.235410 + 0.046605 KPT + 0.751021 BBK+ 0.132418 UTK + 0.052742 ENG + 0.021854 PLK + 0.063572 PUB + 0.146681 DAG Hasil estimasi persamaan 4.4 tersebut menghasilkan nilai return to scale RTS sebesar 1.00464, artinya penambahan faktor produksi 1 unit menyebabkan output bertambah 1.00464. Hasil RTS ini menunjukkan output berada di antara constant return to scale dan increasing return to scale. Koefisien pada persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan elastisitas, terdiri dari elastisitas output kapital, elastisitas output bahan baku, elastisitas output upah tenaga kerja, elastisitas output energi, elastisitas output penghematan lokalisasi dan elastisitas output penghematan urbanisasi. Interpretasi hasil pengujian setiap koefisien adalah : 1. Kapital Koefisien kapital positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi kapital menyebabkan output semakin tinggi. Elastisitas output kapital sebesar 0.046605, artinya penambahan kapital 1 menyebabkan output bertambah 0.046605 . 141 2. Bahan Baku Koefisien bahan baku positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi bahan baku menyebabkan output semakin tinggi. Elastisitas output bahan baku sebesar 0.751021, artinya penambahan bahan baku 1 menyebakan output bertambah 0.751021. 3. Upah Tenaga Kerja. Koefisien upah tenaga kerja positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi upah tenaga kerja menyebabkan output semakin tinggi. Elastisitas output upah tenaga kerja sebesar 0.132418, artinya penambahan upah tenaga kerja 1 unit menyebabkan output bertambah 0.132418. 4. Energi Koefisien energi yang positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi energi menyebabkan output semakin tinggi. Elastisitas output energi sebesar 0.052742, artinya penambahan energi 1 unit menyebabkan output bertambah 0.132418. 5. Penghematan Lokalisasi Koefisien penghematan lokalisasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi penggunaan tenaga kerja menyebabkan output semakin tinggi. Elastisitas penghematan lokasi sebesar 0.021854, artinya penambahan tenaga kerja 1 unit menyebabkan output bertambah 0.021854. 6. Penghematan Urbanisasi Koefisien penghematan urbanisasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk menyebabkan output semakin tinggi. Elastisitas penghematan urbanisasi sebesar 0.063572, artinya penambahan kepadatan penduduk 1 menyebabkan output bertambah 0.063572. Jika dilihat dari hasil estimasi yang menggunakan fungsi Cobb-Douglas, semua variabel berpengaruh nyata terhadap output sektor agroindustri. Output 142 produksi sektor agroindustri di Provinsi Lampung berdasarkan data pada tahun 1988–2005 dipengaruhi oleh kapital, bahan baku, upah tenaga kerja dan energi, penghematan akibat lokalisasi, penghematan akibat urbanisasi, dan penetapan sektor agroindustri yang beraglomerasi atau tidak beraglomerasi. Sektor-sektor agroindustri yang beraglomerasi industri buah dan sayur, industri ikan, daging dan udang, industri tapioka dan tepung lain, industri padi, industri gula, industri kopi, industri pakan ternak, industri makanan lainnya, dan industri pengolahan karet berbeda secara signifikan dengan sektor-sektor agroindustri yang tidak beraglomerasi industri koprakelapa, industri minyaklemak, dan industri minuman. Hasil tersebut dibuktikan antara lain: 1 nilai R-squared yang menunjukkan seluruh variabel bebas menerangkan variabel ln output sebesar 0.97, 2 nilai F statistik menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, dan 3 tidak ditemukan gangguan autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedastisitas. Jika dilihat dari manfaat industri yang mengkonsentrasikan lokasinya melalui tiga manfaat yaitu ekonomi internal untuk perusahaan economies of scale, ekonomi eksternal untuk perusahaan tetapi internal untuk industri localization economies, dan ekonomi eksternal untuk perusahaan dan eksternal untuk industri urbanization economies , maka aglomerasi pada sembilan sektor agroindustri memberikan manfaat nyata. Pengembangan agroindustri hendaknya memperhatikan konsentrasi spasial dan spesialisasi industri, daya dorong yang menyebabkan terjadinya aglomerasi, dan promosi pengembangan ekonomi daerah melalui promosi pentingnya manfaat dari aglomerasi industri. Oleh karena itu, pemerintah daerah seyogyanya memberi ruang 143 bagi dunia usaha yang berinvestasi di sektor agroindustri berlokasi dengan mempertimbangkan keterkaitan dan kedekatannya dengan industri lainnya. 144

VII. DAMPAK KEBIJAKAN DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG