Konstruksi Keterkaitan Model Input-Output dan Ekonometrika

83 OP t = f KPT, BBK, UTK, ENG, PAL, PUB 4.3 LnOP t = b o + b 1 LnKPT t +b 2 LnBBK t + b 3 LnUTK t +b 4 LnENG t + b 5 LnPAL t +b 6 LnPUB t Paramater yang diharapkan : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , b 6 dimana Sektor Agroindustri berdasarkan ISICKLUI yang dianalisis adalah : 1 = Industri Pengolahan Buah Sayuran 2 = Industri Ikan, Daging dan Udang 3 = Industri Tapioka dan Tepung Lain 4 = Industri Kopra Kelapa 5 = Industri Minyak Lemak 6 = Industri Padi 7 = Industri Gula 8 = Industri Kopi 9 = Industri Pakan Ternak 10 = Industri Makanan Lainnya 11 = Industri Minuman 12 = Industri Pengolahan Karet Kemudian dilakukan perbandingan antara industri yang beraglomerasi dan tidak beraglomerasi, dengan menggunakan persamaan gabungan sektor agroindustri sebagai berikut : OP it = f KPT, BBK, UTK, ENG, PLK, PUB, DAG 4.4 DAG = Dummy aglomerasi, jika sektor agroindustri beraglomerasi berklaster maka dinilai 1 dan yang tidak beraglomerasi dinilai 0. LnOP it =b o +b 1 LnKPT it +b 2 LnBBK it +b 3 LnUTK it +b 4 LnENG it +b 5 LnPLK it + b 6 LnPUB it + dAG it Paramater yang diharapkan : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , b 6 , d0

4.6. Konstruksi Keterkaitan Model Input-Output dan Ekonometrika

Strategi integrasi model input dan ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini adalah linking, dengan tahapan : 84 1. Dalam penelitian ini pendugaan parameter menggunakan metode Ordinary Least Square OLS. Pada dasarnya, setiap persamaan yang terbaik memenuhi tiga kriteria yaitu : 1 ekonomi tanda dan besaran, 2 statistika R 2 , uji statistik F dan uji statistik t, dan 3 ekonometrika multikolinearitas, heteroskedastis dan autokorelasi. Koefisien diterminasi digunakan untuk melihat kemampuan model dalam menjelaskan perilaku variabel endogen. Untuk mengetahui dan menguji apakah variabel penjelas secara bersama-sama menjelaskan atau tidak terhadap variabel yang dijelaskan digunakan uji statistik F, sedangkan untuk menguji apakah masing-masing variabel penjelas berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel yang diterangkan digunakan uji statistik t. 2. Model OLS juga digunakan untuk menentukan koefisien , Urb Loc f A g i = yang mengindikasikan besarnya pengaruh aglomerasi terhadap produktivitas. Masing-masing produktivitas output pada kelompok agroindustri diuji dengan model tersebut. 3. Industri-industri dalam kelompok agroindustri tersebut masuk dalam Tabel I-O yang dibangun pada tahun 2000 dan di-update tahun 2005 lihat Tabel 7. Tabel 7. Klasifikasi Subyek Agroindustri berdasarkan Tabel I-O dan KBLI No. Subyek Agroindustri Tabel Input-output Kode I-O Ekonometrika KBLI 1. Industri Pengolahan Buah Sayuran Kode 28 Kode 151 Kode 1513 2 Industri Pengolahan Ikan dan Udang Kode 29 Kode 151 Kode 1512 3. Industri Pengolahan Pengawetan Makanan Lainnya Kode 30 Kode 153 4. Industri Kopra Kelapa Kode 31 Kode 153 5. Industri Minyak Lemak Kode 32 Kode 151 6. Industri Padi Kode 33 Kode 153 7. Industri Gula Kode 34 dan 35 Kode 154 8. Industri Kopi Kode 36 dan 37 Kode 153 9. Industri Pakan Ternak Kode 38 Kode 153 10. Industri Makanan Lainnya Kode 39 Kode 154 11. Industri Minuman Kode 40 Kode 155 12. Industri Pengolahan Karet Kode 47 Kode 251 85 4. Masukan dari ekonometrika yang diperlukan dalam Model Input-Output adalah besarnya koefisien, elastisitas produksi, dan tanda positif atau negatif yang menentukan apakah sektor agroindustri beraglomerasi atau tidak, yang digunakan untuk menentukan kisaran permintaan akhir dalam simulasi kebijakan. 5. Masukan dari Model Input-Output adalah besarnya input antara, nilai tambah, dan output pada tahun 2000 dan 2005 yang dibandingkan dengan hasil survei industri besar dan sedang.

4.7. Analisis Simulasi