Sumber-sumber Aglomerasi KONSENTRASI SPASIAL DAN PENGHEMATAN AKIBAT AGLOMERASI

125

6.3. Sumber-sumber Aglomerasi

Menurut MacCann 1991 terdapat tiga sumber-sumber aglomerasi, yaitu spillovers informasi, input lokal tidak diperdagangkan, dan sumber tenaga kerja lokal terlatih. Spillovers informasi pemilik perusahaan relatif mudah dalam mengakses tenaga kerja dari perusahaan lokal lainnya. Tenaga kerja yang berkumpul pada lokasi yang sama memudahkan rembesan spillovers informasi melalui kontak langsung atau tidak langsung. Input lokal tidak diperdagangkan seperti infrastruktur tersebut, menyebabkan perusahaan lebih efisien dibandingkan apabila perusahaan terdispersi menyebar. Ketersediaan tenaga kerja terlatih pada lokasi tersebut relatif lebih banyak dari pada tenaga kerja yang terdispersi. Dalam analisis sumber-sumber aglomerasi pada sektor agroindustri di Provinsi Lampung, spillovers informasi didekati dengan afiliasi perusahaan pada kelompok yang dapat mempercepat kwoledge spillovers, input lokal yang tidak diperdagangkan dilihat dari infrastruktur yang mendukung pengembangan agroindustri, dan tenaga terlatih yang didekati dari tingkat pendidikan pekerja. Salah satu infrastruktur penting yang mendukung pengembangan agroindustri adalah jalan. Jaringan prasarana jalan di Provinsi Lampung terdiri dari ruas-ruas jalan nasional, provinsi, dan kabupatenkota. Sumber-sumber aglomerasi sektor agroindustri di Provinsi Lampung disajikan pada Tabel 22. Berdasarkan Tabel 22, terlihat bahwa pada sektor agroindustri di Provinsi Lampung terdapat kelompok mayoritas pada setiap cabang agroindustri, adanya infrastruktur yang mendukung pengembangan agroindustri, serta mayoritas pekerja yang berpendidikan SMA. Adanya kelompok perusahaan akan memudahkan pekerja untuk mendapatkan informasi ketenagakerjaan pada perusahaan kelompoknya. Infrastruktur yang mendukung merupakan salah satu input yang 126 tidak diperdagangkan. Rincian nama perusahaan agroindustri, produksi utama, jumlah tenaga kerja, dan alamatnya dapat dilihat pada Lampiran 25. Tabel 22. Sumber-sumber Aglomerasi Sektor Agroindustri di Provinsi Lampung No Agroindustri Jumlah Perusa- haan Kelompok Mayoritas Infrastruktur Pendukung Sumberdaya Manusia 1. Industri buah dan sayur 3 PT Great Giant Pineapple Jalan lintas tengah Sumatera yang relatif terawat dan dipelihara oleh Negara Tingkat pendidikan pekerja mayoritas adalah SMA 67.98 , 2. Industri ikan, daging dan udang 3 PT Central Proteinaprima Tbk Pantai timur Provinsi Lampung yang sudah dilengkapi pelabuhan ekspor Tingkat pendidikan pekerja mayoritas adalah SMA 67.98 , 3. Industri minyak dan lemak 3 Tidak ada mayoritas, 1 perusahaan berada di lokasi bahan baku dan 2 lainnya tidak Infrastruktur yang mendukung kedua kelompok tersebut berbeda Mayoritas pekerja berpendidikan SD 60.69 4. Industri padi 11 Asosiasi Terpeliharanya jaringan irigasi dan jalan pada sentra produksi padi Mayoritas pekerja berpendidikan SMA 42.67 5. Industri kelapa kopra 3 Tidak ada Infrastruktur berbeda antar beberapa kabupatenkota Mayoritas pekerja berpendidikan SD 38.26 6. Industri tapioka dan tepung lain 39 CV Bumi Waras dan Budi Acid Jaya Infrastruktur sentra produksi tapioka yang dibangun mulai dari zaman transmigrasi hingga sekarang Mayoritas pekerja berpendidikan SD dan SMP 7. Industri pengolahan kopi 6 Berafiliasi pada AEKI, salah satu grup adalah PT Aman Jaya Perdana Mayoritas pada kawasan industri di sekitar Pelabuhan Panjang dan infrastruktur perkotaan Mayoritas pekerja berpendidikan SMA 48 8. Industri pengolahan makanan lainnya 35 Berafiliasi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Infrastruktur perkotaan pada sentra industri Mayoritas pekerja berpendidikan SMA 34 9. Industri gula 5 Sugar Group Company Jalan Lintas Tengah dan Timur Sumatera, dan infrastruktur perkebunan antar perusahaan yang baik Mayoritas pekerja berpendidikan SMA 60 127 Tabel 22. Lanjutan No Agroindustri Jumlah Perusa- haan Kelompok Mayoritas Infrastruktur Pendukung Sumberdaya Manusia 10. Industri pakan ternak 6 PT Vista Grain Perusahaan berada pada kawasan industri di sekitar Pelabuhan Panjang dan infrastruktur perkotaan Mayoritas pekerja berpendidikan SMA 31 11. Industri minuman 8 Salah satu industri PT Keong Nusantara Abadi, yang lainnya menyebar Infrastruktur berbeda antar beberapa kabupatenkota Mayoritas pekerja berpendidikan SMA 58 12. Industri pengolahan karet 9 PTP Nusantara VII Infrastruktur jalan kebun, jalan antar kabupaten dan prasarana perkotaan Mayoritas pekerja berpendidikan SD dan SMP masing-masing 45 dan 25 Dalam kurun waktu tahun 1997 – 2005, tingkat pendidikan pekerja pada sektor agroindustri menunjukkan peningkatan. Tingkat pendidikan pekerja industri buah sayur pada tahun 2005 adalah SMA 67.98, apabila dibandingkan dengan tahun 1997 terjadi peningkatan derajat pendidikan untuk lulusan D3 dan sarjana masing-masing menjadi sebesar 5. Tingkat pendidikan pekerja industri buah sayur pada tahun 2005 adalah SMA 67.98 , apabila dibandingkan dengan tahun 1997 terjadi peningkatan derajat pendidikan untuk lulusan D3 dan sarjana masing- masing menjadi sebesar 12 dan 9. Sedangkan mayoritas pekerja pada industri tapioka adalah berpendidikan SD dan SMP masing-masing sebesar 25, apabila dibandingkan dengan tahun 1997 terjadi peningkatan pada jumlah pekerja yang berpendidikan tingkat D3 dan sarjana, masing-masing menjadi 6 dan 4 lihat Lampiran 24. Pekerja pada industri kopi mayoritas berpendidikan SMA 48, apabila dibandingkan dengan tahun 1997 terjadi peningkatan pada jumlah pekerja yang berpendidikan tingkat D3 dan sarjana, masing-masing menjadi 5 dan 4 pada 128 tahun 2005. Pada industri pengolahan makanan, terjadi peningkatan pada jumlah pekerja yang berpendidikan tingkat D3 dan sarjana, masing-masing menjadi 3 dan 2. Sedangkan pekerja pada industri gula terjadi peningkatan jumlah pekerja yang berpendidikan tingkat D3 dan sarjana, masing-masing menjadi 11 dan 9. Mayoritas pekerja pada industri pakan ternak adalah berpendidikan SMA 31, apabila dibandingkan dengan tahun 1997 terjadi peningkatan pada jumlah pekerja yang berpendidikan tingkat D3 dan sarjana, masing-masing menjadi 4.5 dan 3 pada tahun 2005. Pada industri minuman terjadi peningkatan jumlah pekerja yang berpendidikan tingkat D3 dan sarjana, masing-masing menjadi 3.2 dan 2.5. Pada industri pengolahan karet terjadi peningkatan pendidikan pada jumlah pekerja, tetapi yang meningkat adalah tingkat D3 dan sarjana, masing- masing menjadi 3 dan 2.4. Selama tahun 1997 – 2005, tingkat pendidikan pekerja sektor agroindustri di Provinsi Lampung yang mengalami peningkatan adalah pada tingkat D3 dan sarjana dari mayoritas pekerja yang berpendidikan SMA. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kualitas pekerja dalam kurun waktu tersebut. Tenaga berkualitas merupakan sumber tenaga kerja lokal terlatih yang merupakan salah satu sumber aglomerasi. Berdasarkan Tabel 22, disimpulkan bahwa sebagian besar agroindustri besar dan sedang yang beraglomerasi di Provinsi Lampung terdiri dari : 1. Agroindustri besar dan sedang, terutama industri buah dan sayur, industri ikan, daging, dan udang, industri tapioka dan tepung lain, dan mempunyai kelompok mayoritas atau merupakan bagian atau anak perusahaan dari group besar. 2. Agroindustri berada pada sentra produksi pada jalur jalan negara atau provinsi yang mempunyai akses ke kota pusat pelayanan atau ke pelabuhan ekspor. 3. Mayoritas pekerja berpendidikan setingkat SMA. 129 6.4. Produktivitas dan Penghematan Akibat Aglomerasi 6.4.1. Hasil Pengujian Statistik Model