41 keadaan ekonomi yang seimbang antara sektor pertanian dengan sektor bukan
pertanian. Sarkaniputra 1986, menggunakan model I-O sebagai kerangka strategi
pembangunan pertanian. Dari hasil studinya dirumuskan strategi pembangunan pertanian, antara lain 1 kebijakan yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja
di sektor agribisnis yang disertai dengan perbaikan penghasilan melalui sistem bagi hasil, 2 kebijakan yang berorientasi pada pembangunan organisasi yang ditujukan
untuk memperkuat institusi sosial yang telah ada, pengaturan kapasitas pemilikan tanah, besar sewa dan bagi hasil, pembangunan agraria, dan pengaturan kegiatan
produksi, serta 3 kebijakan yang berorientasi pada pembangunan ekonomi di daerah pedesaan.
Sastrowiharjo 1989, menggunakan model I-O untuk mengetahui pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi Provinsi Jambi. Dan hasil studinya
ditemukan bahwa proses pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi ditentukan oleh pertumbuhan permintaan akhir berupa konsumsi rumahtangga, pengeluaran
pemerintah rutin, pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek pembangunan, investasi swasta, stok dan ekspor. Dalam jangka pendek, pertumbuhan permintaan
akhir untuk setiap komoditi bersifat independen, artinya tidak ditentukan oleh sistem produksi itu sendiri, tetapi oleh faktor-faktor lain. Temuan lainnya yaitu struktur
perekonomian provinsi Jambi pada tahun 1984 mengalami perubahan yang jelas, di mana kelompok sektor pertanian yang pada tahun 1978 memberikan sumbangan
PDRB sebesar 53.46 turun menjadi sebesar 44.46 tahun 1984.
2.9. Studi Terdahulu Aglomerasi Industri
Penelitian tentang aglomerasi industri dengan pendekatan ekonomi belum banyak dilakukan oleh peneliti. Dari beberapa penelitian tersebut terdapat penelitian
42 menggunakan metode ekonomi geografi, metode ekonometrika OLS lihat Tabel 2,
metode Input-Output lihat Tabel 3, dan metode indeks lihat Tabel 4. Penelitian aglomerasi dengan pendekatan ekonomi geografi dimulai dengan
Markusen 1996 membuat tesis tentang pola klaster industri atau aglomerasi beradasarkan studinya di Amerika Serikat. Berdasarkan variabel struktur bisnis dan
skala ekonomi, keputusan investasi, jalinan kerjasama dengan pemasok, jaringan kerjasama sesama pengusaha dalam klaster, jaringan kerjasama dengan perusahaan
di luar klaster, pasar dan migrasi tenaga kerja, keterkaitan identitas budaya lokal, peranan pemerintah lokal daerah, dan peranan asosiasi, maka pola klaster dibedakan
menjadi empat distrik yaitu Distrik Marshallian, Distrik Hub Spoke, Distrik Satelit, dan Distrik State-anchored.
Tabel 2. Contoh Penelitian Aglomerasi yang Menggunakan EkonometrikaOLS
Peneliti Variabel Dependen
Variabel Penjelas
Kesimpulan Kim 1995
Lokalisasi Regional
Intensitas sumberdaya, skala
ekonomis, variabel boneka industri dan
variable boneka waktu
Perubahan dalam penggunaan sumberdaya
dan skala ekonomi, secara signifikan menjelaskan
kecenderungan lokalisasi regional di Amerika
Serikat
Kuncoro 2000 Indeks Spesialisasi
Industri Manufaktur
Intensitas sumberdaya,
kandungan impor, biaya tenaga kerja,
skala ekonomis, orientasi ekspor,
investasi asing langsung, indeks
persaingan, umur, dan pendapatan per
kapita Variabel-variabel yang
signifikan antara lain skala ekonomis, kandungan
impor, biaya tenaga kerja, orientasi ekspor, investasi
asing, indeks persaingan, dan umur mempengaruhi
spesialisasi regional secara signifikan. Pendapatan
regional per kapita sebagai variable spesifik regional
juga mampu menjelaskan spesialisasi regional dengan
baik
43 Tabel 2. Lanjutan
Peneliti Variabel Dependen
Variabel Penjelas
Kesimpulan Somik et al.
2004 Output Industri
Kapital, Labor, Energi, Material,
penghematan akibat lokal dan
penghematan akibat urbanisasi
Semua variabel memiliki efek positif terhadap output
industri
Subana 2005 Produk
Domestik Bruto PDRB
kabupaten Proksi investasi
modal, angkatan kerja, proksi
aglomerasi tenaga kerja
Proksi investasi modal dan urbanisasi tenaga kerja
berpengaruh positif tenaga kerja
Doriza 2005 Output
Kapital, Labor, Energi, Material,
penghematan akibat lokal, dan
penghematan akibat urban
Semua variabel memiliki efek positif terhadap output
industri
Kuncoro 2000 menganalisis dinamika dan kekuatan aglomerasi industri di Jawa tahun 1976-1995 dengan metode ekonometrika yang menggunakan data panel
dan regresi berganda OLS ordinary least squre. Variabel penelitian yang digunakan adalah Indeks Spesialisasi Industri Manufaktur sebagai variabel
dependen. Variabel penjelasnya adalah intensitas sumberdaya, kandungan impor, biaya tenaga kerja, skala ekonomis, orientasi ekspor, investasi asing langsung,
indeks persaingan, umur, dan pendapatan per kapita. Wahyudin 2004 meneliti lokasi dan konsentrasi spasial industri manufaktur
Indonesia yang berorientasi ekpor pada tingkat kabupatenkota. Penelitian tersebut menggunakan analisis statistik deskriptif, indeks entropi theil guna mengamati
konsentrasi dan dispersi. Hamzah 1997 meneliti pergerakan faktor produksi pada aglomerasi industri
dengan model Cobb-Douglas yang menunjukkan bahwa perpindahan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, investasi, dan inovasi mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi daerah. Sedangkan Harmidi 2001 menganalisis aglomerasi
44 industri manufaktur besar dan sedang di DKI Jakarta menggunakan model linier
OLS dan panel data Tahun 1975-1998. Tabel 3. Contoh Penelitian Aglomerasi yang Menggunakan Analisis Input-Output
No. Peneliti Model
Implikasi 1. Okamoto
2004a Multi-regional Input-output
untuk China CMRIO untuk analisa aglomerasi dan
keterkaitan intra dan inter regional China
Wilayah-wilayah industri yang beraglomerasi
mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang
yang cukup besar dibandingkan wilayah lain
2. Okamoto 2004b
Tabel Input-Output untuk analisis aglomerasi dan daya
saing industri di Malaysia Industri yang
beraglomerasi mempunyai keterkaitan ke depan dan
ke belakang yang cukup besar dibandingkan
wilayah lain
3. Kuncoro 2005
Tabel Input-Output untuk masing-masing daerah yang
diperbandingkan eksternalitas aglomerasinya
Wilayah yang lebih besar kekuatan aglomerasinya
mempunyai indeks aglomerasi yang lebih
dibandingkan daerah lain
4. Humphrey Institute
of Public Affairs University of
Minnesota 2005
Tabel Input-Output dipergunakan untuk
menganalisis peran dan keterkaitan klaster industri
Wilayah dalam klaster mempunyai keterkaitan ke
depan dan ke belakang lebih besar dibandingkan
wilayah lain
Penelitian aglomerasi menggunakan metode input-output dilakukan oleh. Okamoto 2004a dan Okamoto 2004b. Okamoto 2004a mengalisis aglomerasi
industri di China guna melihat keterkaitan intra dan inter regional lihat Tabel 3. Sedangkan Okamoto 2004b mengunakan model input-output untuk menganalisis
aglomerasi dan daya saing internasional produk industri Malaysia. Indikator yang digunakan Okamoto 2004a dalam menganalisis aglomerasi adalah besarnya
keterkaitan setiap industri. Industri yang mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan yang besar akan cenderung beraglomerasi.
Penelitian klaster industri dilakukan oleh Humphrey Institute of Public Affairs University of Minnesota 2005 di Negara Bagian Minnesota. Penelitian
tersebut menggunakan pendekatan Markusen 1996 dalam menganalisis pola
45 klasternya, sedangkan keterkaitan klaster indutri menggunakan input-output dan
jaringan klaster dalam pembangunan ekonomi menggunakan pendekatan Porter 1998.
Beberapa peneliti aglomerasi yang menggunakan sejumlah indeks adalah Ellison and Glaeser 1999; Lafourcade and Mion 2003. Adapun indeks-indeks
yang digunakan antara lain Indeks Gini Lokasional, Indeks Ellison dan Glaeser, dan Location Quotient
lihat Tabel 4. Tabel 4. Contoh Penelitian Aglomerasi yang Menggunakan Indeks
No. Peneliti Indeks
Implikasi 1.
Ellison and Glaeser 1999
Indeks Gini Lokasional, Indeks Ellison dan Glaeser
Industri yang terspesialisasi, konsentrasi
spasial terjadi karena natural advantage
dan knowledge spillover
disebut juga Marshal- Arrow-Romer atau MAR
eksternalitas. 2. Lafourcade
and Mion 2003
Location Quotient LQ Spesialisasi
relatif agroindustri pada suatu
wilayah terjadi apabila spesialisasi industri pada
suatu wilayah lebih besar dari pada spesialisasi
industri pada wilayah agregat
46
III. KERANGKA TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS