71 berdampak lebih lanjut pada peningkatan pendapatan rumah tangga dan perusahaan.
Proses ini akan terus berlangsung melalui efek pengganda. Keterkaitan antarsektor dan dampak pengganda agroindustri yang
beraglomerasi dalam perekonomian wilayah Provinsi Lampung lebih besar dari pada keterkaitan antarsektor dan dampak pengganda sektor lain. Oleh karena itu,
kebijakan yang meningkatkan kinerja perekonomian wilayah dalam hal output, pendapatan rumah tangga, dan kesempatan kerja sektoral adalah kebijakan gabungan
pengeluaran pemerintah, peningkatan investasi dan peningkatan ekspor ditujukan pada sektor agroindustri yang beraglomerasi. Kerangka pemikiran yang
menghubungkan peran agroindustri dalam perekonomian wilayah, aglomerasi industri dan dampak kebijakan ekonomi dapat dilihat pada Gambar 5.
3.3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka disusun hipotesis yaitu : 1.
Konstribusi, keterkaitan antarsektor dan dampak pengganda agroindustri dalam perekonomian wilayah Provinsi Lampung lebih besar daripada peranan,
keterkaitan antarsektor dan dampak pengganda non agroindustri. 2.
Terjadi konsentrasi spasial dan aglomerasi pada sektor agroindustri. 3.
Faktor-faktor yang menentukan ouput industri yang beraglomerasi adalah kapital, bahan baku, upah tenaga kerja, energi, penghematan akibat lokalisasi
localization economies dan penghematan akibat urbanisasi urbanization economies
. 4.
Kebijakan yang meningkatkan kinerja perekonomian wilayah dalam hal output, pendapatan rumah tangga, dan kesempatan kerja sektoral adalah kebijakan
gabungan pengeluaran pemerintah, peningkatan investasi dan peningkatan
ekspor pada sektor agroindustri yang beraglomerasi.
72
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Lampung, yang didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu: 1 Provinsi Lampung memiliki aktivitas agroindustri
yang dominan dibandingkan provinsi lain yang ada di Sumatera, sehingga layak menjadi sebuah obyek kajian ekonomi makro regional, 2 Provinsi Lampung
merupakan lokasi utama pengembangan klaster agroindustri berdasarkan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional 2004-2009, dan 3 Provinsi Lampung telah
melaksanakan desentralisasi fiskal sehingga dapat lebih leluasa dalam mengelola kebijakan fiskalnya.
4.2. Jenis, Sumber dan Pengolahan Data
Data yang digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber. Data utama yang diperlukan dalam penelitian
adalah PDRB Kabupaten Kota, PDRB Provinsi Lampung, Tabel Input-Output Provinsi Lampung Tahun 2000, serta Statistik Industri Besar dan Sedang Provinsi
Lampung 1988-2005. Tabel Input-Output Provinsi Lampung Tahun 2005 diperoleh dengan cara
meng-update dari Tabel Input-Output Tahun 2000 dengan metode RAS lihat Lampiran 22. Untuk meng-update Tabel Input-Output Provinsi Lampung Tahun
2000 ke Tahun 2005 dilakukan dengan mencari data : Total Input Antara, Total Input Primer, Total Output Antara, dan Permintaan Akhir pada tahun 2005. Total
Input merupakan penjumlahan Total Input Antara dengan Total Input Primer Nilai Tambah. Total Output merupakan penjumlahan Total Output Antara dan
Permintaan Akhir.