110 tangga sektor-sektor agroindustri lebih besar dibandingkan angka pengganda
pendapatan rumah tangga sektor-sektor non agroindustri.
5.3.3. Pengganda Tenaga Kerja
Nilai pengganda tenaga kerja dari suatu sektor menunjukkan besarnya peningkatan tenaga kerja akibat kenaikan satu satuan permintaan akhir. Berdasarkan
hasil analisis tabel input-output diperoleh nilai pengganda tenaga kerja pada sektor- sektor agroindustri Provinsi Lampung tahun 2005 berkisar antara 3.6307 sampai
44.4494. Nilai pengganda tenaga kerja terbesar adalah pada industri pengolahan ikan
dan udang, yaitu sebesar 44.4494. Artinya, apabila terjadi peningkatan output industri pengolahan ikan dan udang sebesar satu rupiah hanya akan mengakibatkan
peningkatan tenaga kerja sebesar 44.4494. Berdasarkan angka yang diperoleh, terlihat bahwa sektor-sektor agroindustri mempunyai pengganda yang sangat besar
terhadap tenaga kerja. Pada Tabel 16 terlihat bahwa peringkat pengganda tenaga kerja sektor agroindustri antara tahun 2000 dan tahun 2005 menunjukkan pergeseran
peringkat pada beberapa industri sektor agroindustri. Tabel 16. Peringkat Pengganda Tenaga Kerja Sektor Agroindustri
No. Sektor Pengganda Tenaga kerja
Tahun 2000 Peringkat Pengganda
Tenaga kerja Tahun 2005
Peringkat
1. IBS 16.1178
7 18.2218
8 2. IKUD
39.2294 1
44.4494 1
3. ITKT 14.8172
8 25.2196
4 4. IKKL
9.7087 11
10.6087 11
5. IML 10.0656
9 11.1682
9 6. IPD
22.0238 4
22.2228 6
7. IGL 21.2912
5 23.4915
5 8. IKP
9.7634 10
10.8540 10
9. IPKT 30.9823
2 32.9436
2 10. IMLN
20.8743 6
20.9656 7
11. IMN 2.4587
12 3.6307
12 12. IKRT
25.5432 3
28.5534 3
111 Berdasarkan data angka pengganda tenaga kerja sektor-sektor ekonomi pada
Tabel Input-Output Provinsi Lampung Tahun 2000 lihat Lampiran 17, terdapat dua kelompok yaitu sektor-sektor agroindustri dan sektor-sektor non agroindustri.
Jumlah sektor-sektor agroindustri dalam Tabel Input-Output Provinsi Lampung sebanyak 12 sektor, sedangkan jumlah sektor-sektor non agroindustri sebanyak 14
sektor. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai P-value sebesar 0.00006 yang lebih kecil dibandingkan nilai
α = 0.05 sehingga H
o
ditolak. Dengan demikian besarnya pengganda tenaga kerja sektor-sektor agroindustri dengan sektor-sektor
non agroindustri berbeda, di mana angka pengganda tenaga kerja sektor-sektor agroindustri lebih besar dibandingkan angka pengganda tenaga kerja sektor-sektor
non agroindustri. Berdasarkan data angka pengganda tenaga kerja sektor-sektor ekonomi
pada Tabel Input-Output Provinsi Lampung Tahun 2005 lihat Lampiran 17, terdapat dua kelompok yaitu sektor-sektor agroindustri dan sektor-sektor non
agroindustri. Jumlah sektor-sektor agroindustri dalam Tabel Input-Output Provinsi Lampung sebanyak 12 sektor, sedangkan jumlah sektor non agroindustri sebanyak
14 sektor. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai P-value sebesar 0.00006 yang lebih kecil dibandingkan nilai
α = 0.05 sehingga H
o
ditolak. Dengan demikian besarnya pengganda tenaga kerja antara sektor-sektor agroindustri dengan sektor-
sektor non agroindustri berbeda, di mana angka pengganda tenaga kerja sektor- sektor agroindustri lebih besar dibandingkan angka pengganda tenaga kerja sektor-
sektor non agroindustri. Berdasarkan rekapitulasi peringkat pengganda pada Tabel 16, urutan
peringkat pengganda kesempatan kerja sektor agroindustri adalah industri pengolahan ikan dan udang, industri pakan ternak, industri pengolahan karet,
industri tapioka dan tepung lain, industri gula, industri makanan lainnya, industri
112 padi, industri buah dan sayur, industri kopi, industri minyaklemak, industri
kelapakopra, dan industri minuman. Tabel 17. Rekapitulasi Peringkat Keterkaitan dan Pengganda Sektor Agroindustri
Tahun 2005
Sektor Peringka
t Keterka-
itan ke Belakan
g Peringka
t Keterka-
itan ke Depan
Peringka t
Penggan -da
Output Peringka
t Penggan
-da Pend.
RT Peringkat
Penggand a
Kesempat an
Kerja Total
Nilai Pering
- kat
IBS 8 8
7 6
8 37
8 IKUD 1
6 1
1 1
10 1
ITKT 6 3
3 8
4 24
4 IKKL 9
12 12
11 11
55 11
IML 11 10
11 9
9 50
10 IPD 4
4 8
10 6
32 7
IGL 3 2
9 7
5 26
5 IKP 10
11 5
5 10
41 9
IPKT 2 5
4 2
2 15
2 IMLN 5
7 6
4 7
29 6
IMN 12 9
10 12
12 55
12 IKRT 7
1 2
3 3
16 3
Hasil penelitian Supriyati dan Suryani 2006 di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara tentang pengganda agroindustri terhadap output, pendapatan
dan tenaga kerja menunjukkan bahwa sektor agroindustri mempunyai nilai pengganda yang tinggi, baik terhadap output, pendapatan maupun tenaga kerja
dibandingkan dengan sektor non agroindustri. Nilai pengganda di Jawa Timur lebih besar dibandingkan agregat maupun wilayah lain, namun masih di bawah nilai
pengganda sektor agroindustri Provinsi Lampung. Pengganda output yang tinggi tersebut disebabkan agroindustri yang
memanfaatkan bahan baku pada sektor pertanian cukup besar, ditunjang dengan potensi sektor pertanian yang cukup besar pula. Pengganda pendapatan akan tinggi
apabila output agroindustri mampu diserap, baik sebagai konsumsi langsung maupun untuk memenuhi permintaan dalam dan luar negeri. Sektor agroindustri
113 yang mempunyai pengganda tenaga kerja tinggi perlu distimulasi sehingga akan
dapat mengatasi permasalahan pengangguran yang semakin meningkat. Menurut Setiawan 2006, suatu sektor dinyatakan sebagai unggulan dalam
pembangunan ekonomi daerah dengan melihat kriteria sebagai berikut: 1 sumbangan sektor produksi pada total output, 2 sumbangan sektor produksi
terhadap nilai tambah bruto, 3 daya penyebaran dan daya penyebaran dan derajat kepekaan yang merupakan keterkaitan sektoral ke hulu dan hilir, 4 nilai pengganda
output, nilai tambah dan tenaga kerja, dan 5 prospek sektor tersebut di masa mendatang. Jika dilihat dari kinerja agroindustri di Provinsi Lampung dari peranan,
angka pengganda dan keterkaitan antar sektoral maka sektor agroindustri merupakan sektor pemimpin leading sector dalam pembangunan ekonomi wilayah.
Sektor-sektor agroindustri yang merupakan industri prioritas berdasarkan peringkat pada Tabel 17 serta Lampiran 18 dan 19 di Provinsi Lampung adalah
industri pengolahan ikan dan udang, industri pakan ternak, industri pengolahan karet, industri tapioka dan tepung lain, industri gula dan industri makanan lainnya
enam peringkat teratas. Pengembangan industri tersebut memerlukan dukungan kelembangan dan politik dari pemerintah. Pemerintah pusat dan daerah memainkan
peran penting yang memberikan manfaat industri-industri tersebut melalui kebijakan fiskal pengeluaran pemerintah, serta mendorong investasi dan ekspor.
Oleh karena itu, kebijakan dan program pemerintah provinsi dan kabupaten kota se Provinsi Lampung menjadikan sektor agroindustri sebagai prioritas, tanpa
mengabaikan potensi dan peluang sektor-sektor lainnya. Prioritas tersebut perlu diwujudkan dalam program atau kegiatan pengembangan agroindustri yang dapat
direalisasikan, terlebih sektor ini bisa menggerakkan sektor pertanian karena adanya keterkaitan yang besar antara sektor pertanian dengan sektor agroindustri.
114
VI. KONSENTRASI SPASIAL DAN PENGHEMATAN AKIBAT AGLOMERASI